Selasa, 26 Mei 2009

TNI AD Resmi Gunakan Panser Dalam Negeri



BANDUNG - PT Pindad memproduksi empat jenis panser yang akan digunakan TNI AD. Keempat panser buatan Pindad tersebut adalah jenis Panser Komando, Panser Recovery, Panser Logistik, dan Panser Ambulance.

Sejumlah panser produksi PT Pindad diserahkan Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Rasyid Qurnuen A kepada Pusat Pendidikan Kavaleri (Pusdikkav) dan Kompi Kavaleri Serbu (Kikavser) di Bandung, Selasa (5/5) kemarin.

"TNI berkomitmen untuk bisa menggunakan sarana pendukung operasional buatan Indonesia", kata Pangdam.

Dengan penambahan Panser APS-2, Kodam III/Siliwangi memiliki empat unit panser buatan dalam negeri.

Pangdam III/Siliwangi juga memerintahkan kepada para Dansat (komandan satuan) dan Perwira Satuan penerima Ranpur APS-2 ini agar Ranpur tersebut dapat dipelihara secara optimal dan melakukan koordinasi perawatan dengan bagian Paldam (Peralatan Kodam) dan PT. Pindad selaku area servis.

Keseluruhan panser yang diproduksi PT Pindad berjumlah 154 unit yang direncanakan akan selesai diproduksi pada bulan April 2010, sedangkan Panser yang sudah diserahkan kepada pihak TNI AD berjumlah 20 unit.

Dari 20 unit panser tersebut sudah didistribusikan kepada masing-masing Kodam mendapatkan empat unit panser seri APS-2 atau Angkutan Personel Sedang.

Panser buatan PT Pindad adalah panser produksi Indonesia pertama yang langsung digunakan TNI AD.

Sumber : ANTARA

Indonesia Pertimbangkan Empat Hercules Baru



JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Juwono Sudarsono mengatakan, pihaknya masih mempertimbangkan penawaran empat pesawat C-130 Hercules tipe J dari produsen pesawat angkut asal AS, Lockheed Martin.

"Kami masih menunggu pula hasil penelitian dari tim investigasi Mabes TNI AU tentang kecelakaan yang terjadi di Wamena dan Magetan baru-baru ini," katanya, di Jakarta, Rabu malam (20/5).

Ia menambahkan, pihaknya juga masih akan melihat kemungkinan pembelian empat pesawat bekas C-130 Hercules tipe H buatan tahun 1980, dari sejumlah negara di Asia, termasuk yang berkaitan dengan harga mengingat anggaran yang sangat terbatas.

Juwono mengatakan, jika secara teknis sudah tidak layak ada kemungkinan pesawat-pesawat Hercules TNI yang telah lama digunakan akan dikandangkan (grounded). "Jika, dari hasil penelitian ada sebab teknis yang mengakibatkan kecelakaan tersebut, maka tidak menutup kemungkinan kita grounded, dan ganti dengan yang baru," ujarnya.

Saat ini Indonesia memiliki sekitar satu skadron C-130 Hercules berbagai tipe, yakni C-130 Hercules VIP, C-130 H/HS, C-130 B/H dan C-130 BT dengan tingkat rata-rata kesiapan 60 persen atau sekitar sembilan unit.

Sebagian besar dari Hercules milik TNI AU itu telah mengalami peremajaan (retrovit) baik di Singapura maupun di dalam negeri.

Sumber : ANTARA

CN-235 Siap Menggantikan Fokker-27 TNI AU



BANDUNG - Pesawat CN-235 siap menggantikan 'tugas' Foker-27 milik TNI-AU yang saat ini usianya sudah tergolong tua.

"Pesawat CN-235 akan menggantikan pesawat-pesawat Foker-27, yang saat ini dioperasikan oleh TNI-AU," kata Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia, Budi Santoso, di sela-sela kunjungan Wapres Jusuf Kalla di PT Pindad Bandung, Jumat (22/5).

Menurut Budi, CN-235 merupakan pesawat yang cocok untuk angkutan penumpang jarak pendek dan angkutan cargo yang selama ini diemban Fokker-27 TNI AU.

Keputusan untuk menggunakan pesawat CN-235 dalam peremajaan pesawat Foker itu, menyusul pabrikan Foker saat ini sudah tutup sehingga kesulitan dalam perawatan dan pemeliharaanya.

"Setahu saya saat ini sudah tak ada lagi maskapai penerbangan yang mengoperasikan Foker-27. Pesawat itu hanya dioperasikan TNI-AU," katanya.

Rencana order pesawat CN-235 itu, kata Budi, akan direalisasikan pada tahun anggaran antara 2010 hingga 2014. Namun demikian, ia belum mengetahui berapa pesawat yang akan dipesan untuk menggantikan foker itu.

"Memang peran Hercules C-130 belum bisa tergantikan, tapi untuk jenis di bawahnya pesawat cargo kecil lebih efektif. Saat ini hanya dua industri pesawat cargo propeler di dunia yakni G-222 di Italia dan CN-235 buatan PTDI," kata Budi.

Terkait spesifikasi CN-235, kata Budi, memang hampir sama namun diakuinya dari kecepatan masih di bawah Foker karena jenis mesin penggeraknya yang berbeda.

"Bila order sudah ada, kami siap mengerjakannya. Namun sejauh ini belum jelas berapa pesawat yang kemungkinan dipesan ke PTDI," katanya.

Saat ini, PTDI tengah menyelesaikan order empat pesawat CN-235 versi MPA dan VIP pesanan Korea Selatan. Korea Selatan selama ini menjadi pengguna CN-235 buatan PTDI.


CN-235 milik Korea Air Force (ROKAF)

Sementara itu, musibah jatuhnya pesawat Foker-27 milik TNI-AU pada April 2009 di atas hanggar pemeliharaan PTDI mengakibatkan kerugian sekitar US$15 juta.

Kerugian itu akibat ikut rusaknya dua pesawat yang sedang dalam perawatan yakni pesawat Batavia Air dan N-212 milik Deraya. Kedua pesawat itu tertimpa pesawat yang jatuh itu.

Budi menyebutkan, kedua pesawat itu sebenarnya sudah hampir rampung dan akan diserahkan kepada maskapai penerbangan pemiliknya. Namun dengan peristiwa itu, hingga kini pesawat itu masih dalam perbaikan. Peristiwa nahas itu sendiri mengakibatkan 18 prajurit TNI-AU tewas.

"Pascakejadian itu, kami memindahkan kegiatan maintanance pesawat ke hanggar sebelahnya, Perbaikan hanggar yang rusak masih dihitung oleh pihak asuransi," kata Budi Meski demikian, proses perawatan dan maintenance pesawat saat ini tak terganggu.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Selasa, 05 Mei 2009

TNI AD Akan Dapat Tambahan 6 Helikopter Mi-35



Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) segera diperkuat enam helikopter tempur Mi-35 buatan Rusia, kata Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo.

"Tim uji kita kemarin baru pulang dari Rusia, untuk mengecek kesiapan terakhir dari heli-heli tersebut," ungkapnya di sela-sela Latihan Gabungan (Latgab) TNI 2008 di Kalimantan Timur (Kaltim) yang berlangsung pada Senin hingga Jumat.

Ia mengatakan, keenam helikopter itu akan didatangkan dari Rusia secara bertahap sekitar Juni dan Oktober 2008.

Enam helikopter tempur tersebut merupakan kelanjutan pembelian dua helikopter sejenis yang telah tiba di Indonesia pada September 2003.

Negara pemakai keluarga Mi-24 maupun Mi-35 terbilang cukup banyak, yakni Afghanistan, Aljazair, Angola, Armenia, Azerbaijan, Belorusia, Bulgaria, Ceko, Afrika Selatan, Ethiopia, Finlandia, Georgia, Hongaria, India, Irak, Jerman, Kroasia, Kamboja, Kuba, Khazakhstan, Korea Utara, Kirgizia, Laos, Libya, Mongolia, Mozambik, Peru, Polandia, Rusia, Rwanda, Sierra Leone, Slovakia, Srilanka, Sudan, Suriah, Tajikistan, Uzbekistan, Ukraina, Vietnam, Yaman, dan Yugoslavia, serta Zimbabwe.

Versi Mi-35 P yang dibeli Indonesia diperkirakan memiliki persenjataan antara lain rudal AT-9 Ataka, kanon-kanon berlaras ganda baik yang berkaliber 23 maupun 30 milimeter, hingga beragam roket dengan kaliber yang juga bervariasi. Pada bagian pintu kabin penumpang dapat dipasang sepucuk senapan mesin ringan kaliber 7,62 milimeter. (*)

Sumber : ANTARA

Aerobatik Sukhoi di Lanud Halim



JAKARTA - Pesawat terbaru milik TNI Angkatan Udara SU-30 MK2 Sukhoi yang dipiloti Letkol Pnb. Widyargo “Redbee” Ikoputra dan Mayor Pnb. M. Tonny “Racoon” Haryono menggunakan pesawat TS 3003 dan TS 3001 sebagai pesawat cadangan, akan membelah langit udara Jakarta sekitar Lanud Halim Perdanakusuma dengan manuver-manuvernya yang khas dari pesawat tempur Sukhoi buatan pabrik Knaapo-Irkut, Russia.

Sedikitnya delapan manuver akan dilakukan pesawat yang dijuluki Flanker tersebut, diantaranya Half Cuban, Hi “G” Turn, Inverted, 4 Point Roll, Knife Edge, Slow Speed, Oblique Loop dan Hi Speed Pass, dengan ketinggian rata-rata 300 feet serta kecepatan 350 knot.

Half Cuban yaitu pesawat menanjak dengan sudut 60 derajat dan berputar satu setengah kali yang dilanjutkan membuat setengah lingkaran menuju ketinggian semula, manuver tersebut dilanjutkan dengan Hi G Turn, dimana pesawat akan membentuk lingkaran pada bidang horizontal dengan radius turn yang minimum. Membentuk radius turning yang sangat minimum ini merupakan salah satu kelebihan yang dimiliki pesawat sukhoi dan berperan penting dalam pertempuran jarak dekat.

Inverted adalah manuver pesawat yang melaju dengan kecepatan tinggi dalam posisi terbalik tanpa mengubah kecepatan dan ketinggian, gerakan ini mempunyai kesulitan tersendiri karena semua referensi yang biasa digunakan dalam penerbangan akan tampak terbalik. Sedangkan 4 Point Roll adalah pesawat berputar pada satu poros dengan empat titik putaran dengan masing-masing sudut 90 derajat, Knife Edge yaitu pesawat terbang dengan posisi miring pada ketinggian dan kecepatan yang tetap dengan mengandalkan vertical stabilizer untuk menghasilkan gaya angkat.

Pesawat yang memilki daya dorong 55.000 lbs ini mampu melesat pada dua kali kecepatan suara atau setara dengan 2386 km/jam, dirancang tetap stabil pada kecepatan rendah 160 kts dan membentuk sudut serang (angle of attack) kurang lebih 20 derajat. Pada kecepatan tersebut pesawat akan diuji untuk melaksanakan maneuver Oblique Loop yang membutuhkan kecepatan tinggi dan membuat lingkaran vertical dengan sudut 45 derajat, sehingga lingkaran yang berbentuk merupakan bidang sudut kemiringan 45 derajat.

Pada penampilan akhir pesawat yang bermarkas di Skadron Udara 11 Lanud Sultan Hasanuddin Makassar, akan melintas dengan kecepatan tinggi yang dilanjutkan gerakan menanjak 60 derajat sambil melakukan aileron roll (berputar-putar) dengan menggunakan tambahan tenaga (afterburner).

Solo Aerobatic tersebut dilakukan dalam rangka memperingati ke-63 Hari Angkatan Udara yang diperingati tanggal 9 April setiap tahunnya, namun peringatan tahun ini akan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2009, mengingat pada tanggal 9 April bertepatan dengan pesta demokrasi bangsa Indonesia yaitu pemilu legislatif.

Sumber : DISPENAU