Rabu, 15 Desember 2010

Marinir TNI AL Akan Dapat Tambahan Hingga 300 Unit Tank BMP


SITUBONDO – Setelah melewati pengujian (uji fungsi) melalui operasi amfibi, uji penembakan dengan berbagai jarak jangkauan serta bermacam jenis amonisi yang dimiliki yang berlangsung di Pusat Latihan Tempur, Karangtekok, Situbondo, Jawa Timur.

Disaksikan langsung oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Laksamana TNI Agus Suhartono, Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Soeparno, Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin, Duta Besar Indonesia di Rusia dan Duta Besar Rusia di Indonesia, sebanyak 17 unit tank modern amfibi tipe BMP-3F buatan Rusia yang dibeli Pemerintah Indonesia resmi dimiliki dan melengkapi alut sista Korps Marinir TNI AL.

Uji fungsi ini diintegrasikan dengan Latihan Kesenjataan Terpadu Korps Marinir Wilayah Timur yang tengah berlangsung di tempat yang sama dengan melibatkan 2 kapal perang jenis LST yakni KRI Teluk Banten-516 dan KRI Teluk Penyu-513, 8 tank amfibi PT 76, BTR 50 dan Kapa (Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri).

Uji fungsi ke-17 unit tank pasukan pendarat amfibi ini untuk memastikan seluruh peralatan dan perlengkapan serta sistem persenjataan tank tersebut beroperasi dengan baik dan sempurna. Usai uji fungsi dilanjutkan dengan serah terima secara resmi BMP-3F dari Rosoboronexport, Rusia kepada Kementerian Pertahanan RI dan TNI serta Korps Marinir TNI AL sebagai pengguna.

Dengan bertambahnya Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Korps Marinir, termasuk kendaraan tempur akan semakin meningkatkan efek daya tempur dan daya tangkal TNI secara keseluruhan.

Hasil Memuaskan


Tank amfibi BMP-3F yang diproduksi Rusia adalah kendaraan tempur lapis baja yang sangat sempurna baik dari segi teknologi dan kebutuhan pertempuran masa kini. Pada uji coba di berbagai medan dan cuaca, tank jenis ini memperlihatkan hasil yang memuaskan. Berbagai amonisi yang digunakan mulai 100 mm, 30 mm, 7,62 mm serta 81 mm granat asap menunjukan akurasi yang sangat tepat dan nyaris sempurna. Jangkauan tembakan sejauh 4000 meter di mana sepuluh sasaran ditempatkan di area Puslatpur berhasil dihancurkan dengan tepat.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang mengenakan kostum doreng khas Korps Marinir ikut mencoba masuk ke dalam kabin tank dan melakukan penembakan berbagai jenis amonisi, juga berhasil menghancurkan sasaran tembak secara akurat dalam jangkauan 4000 meter. ”Saya puas uji fungsi ini berhasil, semoga tank ini menjadi kebanggaan Korps Marinir,” ujarnya.


Kubah tempur tank BMP-3F

Tank amfibi BMP-3F telah mengalami penyempurnaan, khususnya untuk kemampuan manuver di laut dengan penambahan Snorkel (sirkulasi udara saat manuver di laut ruang pasukan tetap normal), perbaikan tameng di kubah untuk menahan ombak dan gelombang air laut agar tank tetap stabil menuju serbuan pantai. Dengan adanya beberapa penyempurnaan, BMP-3F menjadi kendaraan tempur segala medan serta diimbangi dengan manuver dan pertahanan diri yang lebih tangguh.

BMP-3F mengamplikasikan persenjataan baru (artileri, roket dan meriam) dengan sistem kontrol penembakan secara otomatis dan mampu menembak tepat dari segala jenis senjata baik saat manuver/bergerak karena menggunakan pengontrol penembakan otomatis yang berteknologi mutakhir (pola stabilizer sistem teknologi baru). Konstruksi persenjataan BMP-3F merupakan penggabungan dalam satu komponen (single-turet): meriam, peluncur roket berkaliber 100 mm, kanon otomatis berkaliber 30 mm dan mitraliur berkaliber 7,62 mm.

Penggabungan ini memungkinkan prajurit awak tank dapat memilih model keperluan penggunaan senjata yang tersedia dikaitkan dengan situasi, kondisi serta medan tempur, tergantung sasaran yang dipilih untuk dihancurkan baik sasaran di darat, laut maupun udara.

BMP-3F berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang 8 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 2,5 meter, kapasitas 10 prajurit yang terdiri dari 3 awak tank dan 7 awak senjata, kecepatan di medan berlumpur 45 km, 70 km di jalan raya, 10 km di air dan mampu berjalan mundur dengan kecepatan 20 km.

Sedangkan kemampuan jelajah 600 km, di lumpur 12 km dan daya jelajah di air 7 jam. Tank BMP-3F memiliki beberapa fitur khusus antara lain konstruksi (chasis) yang memungkinkan untuk dimodernisasi, selain mudah perawatannya dan efisien pemelihanaannya.

Akan Ditambahan Hingga 95 unit

Menurut Menhan Purnomo Yusgiantoro, Tank BMP-3F adalah tank amfibi yang teknologinya paling modern yang dimiliki TNI dan merupakan generasi terakhir yang diproduksi oleh Rusia. Penyerahan ke-17 unit Tank BMP-3F ini merupakan bagian dari Rencana Jangka Panjang Pembangunan Postur TNI untuk memenuhi Kekuatan Pokok TNI.

”Untuk meningkatkan kemampuan kendaraan tempur Korps Marinir TNI AL, kita masih membutuhkan 95 tank sejenis BMP, yakni 81 unit tipe BMP-3F, 10 unit tipe BMP-3K (komando), dan 4 unit tipe BREM-L (recovery). Kebutuhan tersebut akan kita penuhi secara bertahap di waktu-waktu mendatang,” tegasnya. Rencana jangka panjang secara bertahap Marinir TNI AL bakal menambah jenis tank ini hingga 3 kompi (sekitar 300 unit).

Ditambahkan Menhan Purnomo Yusgiantoro ke-17 Tank BMP-3F ini adalah hasil pengadaan melalui State Credit yakni bentuk dana pinjaman (credit fasility) yang dijamin Pemerintah Rusia. Penggunaan fasilitas pinjaman melalui State Credit didasarkan oleh status Rusia yang bukan anggota OECD countries sehingga tidak dapat memberikan pinjaman dalam bentuk Export Credit seperti yang gunakan pada pengadaan alutsista yang lain.

Sumber : POSKOTA.CO.ID

Wapres Sambut Positif Sekolah Penerbang Tempur RI-Singapura


JAKARTA - Wakil Presiden Boediono menyambut positif pengaktifan kembali sekolah penerbang tempur antara RI dan Singapura.

"Wapres tersenyum dan menyambut positif gagasan pendirian kembali sekolah penerbang tempur antara Indonesia dan Singapura," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro usai mendampingi Wapres Boediono menerima Wakil Perdana Menteri Singapura Teo Chee Hean di Jakarta, Kamis (9/12).

Dalam pertemuan tertutup selama 30 menit itu, kedua wakil pemerintahan itu membahas berbagai hal terkait hubungan kedua negara di berbagai bidang terutama pertahanan dan militer.

"Ibaratnya, sekolah penerbang itu setingkat S-3 di sekolah umum, bertujuan meningkatkan kemampuan dan profesionalisme para penerbang tempur kedua negara," katanya.

Pada pembahasan lebih rinci, Purnomo mengatakan, pengaktifan kembali sekolah penerbang tempur itu akan diserahkan sepenuhnya kepada angkatan udara masing-masing negara.

"Apa yang diperlukan, materinya apa saja, bagaimana bentuk latihannya itu kan angkatan udara kedua negara yang tahu," katanya.

Usai melakukan kunjungan kehormatan kepada Wapres Boediono, Wakil PM Hean yang juga merangkap sebagai Menteri Pertahanan Singapura mengadakan pertemuan khusus dengan mitranya Menhan Purnomo Yusgiantoro di Kementerian Pertahanan.

Sekjen Kementerian Pertahanan Marsekal Madya TNI Eris Herryanto mengatakan, sekolah penerbang tempur antara RI-Singapura didirikan pada 1999 dan telah berjalan baik.

"Namun, memang diperlukan dukungan sarana prasarana yang lebih memadai, mengingat latihan menyangkut rangkaian taktik dan teknik tempur. Semisal, kawasan "tactical air weaponary range" atau lokasi simulasi dimana terdapat sejumlah sasaran seperti landasan, perkantoran bahkan pesawat, untuk dibom dan lain-lain," katanya.

Tentang lokasi latihan yang akan digunakan, Eris mengatakan, masih dijajaki kedua negara agar sesuai dengan kebutuhan latihan.

"Yang jelas di Indonesia, mengingat Singapura kan tidak ada lahan," katanya.

Sumber : ANTARA

Kerjasama Teknik Militer RI-Rusia Diharapkan Tingkatkan Alutsista


JAKARTA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (30/11), menerima kunjungan kehormatan Ketua Delegasi Rusia dalam Sidang ke-6 kerjasama teknik-militer RI-Rusia Mr.Vyaheslav Dzirkaln, di kediaman Menhan, Jakarta.

Kedatangannya kali ini menjadi pembicaraan pembuka sebelum dilaksanakannya Sidang ke-6 kerjasama teknik-militer RI-Rusia di kantor Kementerian Pertahanan. Sidang akan berlangsung selama dua hari (1-2 Desember) dimana hari kedua akan digunakan khusus untuk membicarakan kemungkinan kerjasama antar industri pertahanan kedua negara.

Purnomo yang didampingi Kepala Badan Sarana Pertahanan Laksda TNI Susilo, mengharapkan sidang yang dipimpin oleh Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto dapat berhasil dengan baik.

Mr.Vyaheslav Dzirkaln mengatakan, pemerintahnya menyambut baik pertemuan ini, Karena menurutnya pertemuan ini dapat digunakan untuk membicarakan perkembangan terbaru hubungan teknik militer kedua negara. Dirinya juga setuju harapan Menhan Purnomo dan menyatakan pihaknya juga hasil terbaik dari pertemuan ini.

Rencana Penambahan Pesawat Sukhoi

Sementara itu, saat membuka Sidang, Sekjen Kemhan Marsdya TNI Eris Herryanto mengatakan, sidang ini merupakan pertemuan rutin setiap tahun dilaksanakan secara bergantian sesuai dengan statuta perjanjian Pemerintah RI-Rusia di bidang kerjasama teknik-militer. Pertemuan sebelumnya pernah dilaksanakan di Rusia.



Banyak hal yang telah dirumuskan dari hasil pertemuan tahunan ini, beberapa isu penting yang akan dibahas dalam pertemuan saat ini adalah tentang rencana penambahan enam pesawat Sukhoi-30 dan Sukhoi-27 serta pembangunan fasilitas service maintainance center untuk beberapa alutsista produk-produk Rusia yang ada di Indonesia seperti pesawat Sukhoi, helicopter, dan peluru kendali.

Hal lain yang ingin dibahas adalah bagaimana sistem atau rantai pengadaan alutsista dari Rusia dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga kesiapan-kesiapan alutsista yang dimiliki oleh TNI dapat cepat teratasi. Hal itu dimaksudkan agar tingkat kesiapan operasional alutsista TNI menjadi lebih tinggi.

Sumber : DMC

Rabu, 01 Desember 2010

TNI AL Butuh 151 Kapal Perang



KRI Karel Satsuitubun-356, ex-HNLMS Isaac Sweers, F814 (Van Speijk class)

SURABAYA - Asisten Perencanaan (Asrena) Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana Muda TNI Mochamad Jurianto menegaskan bahwa TNI AL membutuhkan sedikitnya 151 kapal perang untuk mengamankan seluruh wilayah Nusantara.

"Kami sudah mempunyai sejumlah kapal perang, pesawat udara, dan kendaraan tempur (ranpur), tapi mayoritas sudah berusia 26 tahun lebih," katanya ketika mewakili KSAL Laksamana Madya Agus Suhartono dalam seminar di ITS Surabaya, Kamis (17/12).

Di depan peserta Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Teknologi Kelautan (SENTA) yang digelar rutin setiap tahun itu, ia mengatakan kebutuhan minimal alat sistem utama senjata (alutsista) bagi TNI AL adalah 151 kapal perang, 54 pesawat udara, dan 310 ranpur.

"Karena keterbatasan anggaran negara, maka kami menargetkan kebutuhan itu dalam 10-15 tahun, namun kami akan tetap merencanakan tiga cara dalam jangka pendek yakni penambahan baru sesuai kemampuan anggaran, menghapus alutsista yang tua atau membahayakan, dan memodernisasikan," katanya.

Terkait penambahan alutsista baru itu, katanya, KSAL sudah mencanangkan korvet nasional dalam beberapa tahun ke depan, kemudian melakukan pemodernisasian kapal perang.

"Alutsista tua itu membutuhkan biaya perawatan yang mahal, karena itu pimpinan akan melakukan modernisasi, di antaranya untuk kapal selam yang akan dilakukan di Korea selama 1-2 tahun dengan melakukan kerja sama alih teknologi," katanya.

Menurut dia, alih teknologi itu merupakan hal penting untuk mewujudkan kemandirian persenjataan militer dalam jangka panjang, sekaligus mewujudkan kedaulatan negara.

"Kalau kita beli korvet ke Belanda, maka kita akan sangat tergantung pada suku cadang dari mereka, karena itu indutsri pertahanan nasional kita harus dimandirikan," katanya.

Ia mengaku, industri pertahanan nasional sekarang masih mengalami beberapa hambatan, di antaranya modal, sumberdaya manusia, teknologi yang tertinggal. Karena itu mereka perlu diberdayakan secara bertahap untuk kemandirian bangsa ke depan.


KRI Sanca-815 hasil pengembangan Fasharkan TNI AL

"Kemandirian itu merupakan pertahanan yang sangat strategis, karena pertahanan bagi negara kita merupakan hal yang penting. Sekarang saja, kita kehilangan uang Rp.30 triliun lebih per tahun dari ikan yang dicuri negara lain. Itu masih dari ikan saja," katanya.

Oleh karena itu, ia berharap Indonesia kelak dapat merancang alutsista secara mandiri melalui sinergi antara TNI, industri pertahanan nasional (inhannas), dan peran perguruan tinggi dalam dukungan sumberdaya manusia serta riset.

Menanggapi tawaran Asrena KSAL itu, Pembantu Rektor (PR) IV ITS, Prof Ir Eko Budi Djatmiko, MSc PhD, mengatakan sumberdaya manusia di perguruan tinggi sangat mampu untuk diajak mewujudkan kemandirian dalam bidang pertahanan.

"Saya kira, kami mampu, tapi hal itu perlu dukungan dari pemerintah, terutama dalam bidang riset dan pengadaan laboratorium terkait bidang pertahanan. Riset kami mungkin ada tapi kurang pengalaman dan hal itu akan teratasi dengan dukungan laborarium," katanya.

RI Mampu Produksi 50 Kapal Perang Per Tahun

Fayakhun Andriadi, anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, mengatakan, jika seluruh industri galangan kapal domestik diberdayakan, RI mampu memproduksi 50 kapal perang per tahun.

"Dengan begitu, kebutuhan 151 kapal perang TNI Angkatan Laut dalam rangka pengamanan kedaulatan NKRI dapat dipenuhi sekitar tiga tahun saja, dengan biaya yang diperlukan Rp7,5 Triliun per tahun," ungkapnya di Jakarta, Sabtu (19/12), menanggapi pernyataan pihak TNI Angkatan Laut tentang kebutuhan 151 kapal perangnya.

Dalam kaitan ini, Fayakhun Andriadi mengingatkan diperlukan `politicall will` yang sunguh-sungguh dari pihak Pemerintah (melalui Dephan, Depkeu serta Perbankan Nasional) guna merealisasikan penguatan kemampuan TNI kita.

Ia mengatakan, pihak Dewan melalui Komisi I DPR RI sangat menyetujui pemberdayaan dan peningkatan kemampuan industri alat utama sistem persenjataan (Alutsista) Indonesia, serta mendukung sepenuhnya pengajuan kebutuhan itu oleh pihak TNI Angkatan Laut, demi menjaga kedaulatan wilayah NKRI.


2 LCU didalam well deck LPD KRI Surabaya-591

"Sebagai realisasinya, perlu pemberdayaan industri galangan kapal nasional, jangan lagi terlalu tergantung pada impor, demi memperkuat industri domestik secara keseluruhan," tegasnya.

Mengenai harga perang itu, demikian Fayakhun Andiradi, pihaknya mengacu pada harga yang terangkat saat Menteri Pertahanan (Menhan) meresmikan kapal LPD buatan PT PAL, Surabaya, yakni sekitar Rp150 miliar per unit.

"Apabila diperlukan 151 kapal baru, dengan asumsi rata-rata harga per kapal Rp150 miliar, maka diperlukan biaya sekitar Rp22,6 Triliun untuk memenuhinya," katanya.

Sumber : ANTARA

Kemhan: IPO KS Jangan Sampai Goyahkan Industri Pertahanan


JAKARTA - Kementerian Pertahanan berharap privatisasi PT Krakatau Steel melalui Initial Public Offering (IPO) tidak sampai menggoyahkan kebangkitan industri pertahanan nasional. "KS memang memiliki nilai
strategis, termasuk untuk mendukung pertahanan nasional. Karena itu, diharapkan privatisasi melalui IPO tidak berdampak pada kebangkitan industri pertahanan nasional," kata Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin di Jakarta, Rabu (1/12).

Ia berharap, melalui privatisasi tersebut, PT KS tetap dapat memenuhi kebutuhan industri pertahanan nasional secara maksimal. "Untuk itu, KS harus kuat secara permodalan dan salah satunya mungkin melalui privatisasi. Namun, yang jelas apapun langkah yang diambil untuk memperkuat modal KS, harus dapat memenuhi kebutuhan produsen atau industri pertahanan nasional," ujar Sjafrie.

Sejumlah pengamat ekonomi menyatakan, privatisasi KS melalui IPO dapat mengancan industri pertahanan nasional. Ekonom Hendri Saparini mengemukakan, privatisasi PT KS lewat IPO adalah kesalahan fatal.

"Terlalu banyak alasan strategis yang dapat kami ajukan untuk menolak privatisasi PT KS. Apalagi Indonesia sangat memerlukan dukungan industri baja yang dapat diarahkan untuk mendukung pembangunan ekonomi," tuturnya.

Ia menambahkan, kuantitas dan kualitas infrastruktur yang terbatas sangat memerlukan pasokan baja. Belum berkembangnya industri permesinan nasional juga membutuhkan dukungan BUMN baja.

"Industri baja juga akan menjadi bagian penting pembangunan industri strategis pertahanan keamanan. Sehingga, penguasaan kepemilikan pemerintah terhadap PT KS sebagai satu-satunya BUMN baja tentu sangat penting," katanya.

Sementara itu, Mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazir menilai, jika saham KS dijual melampaui 30 persen maka akan berbahaya bagi industri pertahanan Indonesia. "Jika dijual lebih dari 30 persen maka asing menguasai saham KS dan industri pertahanan nasional dalam bahaya," ujarnya menegaskan.

Selama ini PT KS Persero, menjadi mitra PT Pindad, dalam pemenuhan bahan baku senjata laras senapan serbu TNI berbagai varian, dengan kapasitas porduksi 14 ribu pertahun. Selain PT Pindad, KS juga menjadi mitra bagi PT PAL dan PT Dirgantara Indonesia dalam mendukung industri pertahanan nasional.

Sumber : REPUBLIKA

Pemerintah Belum Putuskan Opsi Tambahan Pesawat Tempur F-16


JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertahanan hingga kini belum menentukan opsi mana yang akan diambil untuk menyikapi tawaran pesawat jet tempur F-16 dari Amerika Serikat. Ada dua opsi yang sedang dikaji oleh pemerintah.

Pertama, hibah 24 unit pesawat F-16. Dari 24 unit pesawat yang ditawarkan Amerika, sisa jam terbang rata-rata masih di atas 10 ribu jam. "Beberapa unit ada yang masih memiliki 12-13 ribu jam terbang," kata Direktur Jenderal Rencana Pertahanan Kementerian Pertahanan, Marsekal Muda TNI BS Silaen dalam jumpa pers, Rabu (1/12).

Dengan asumsi penggunaan satu pesawat per tahun sebanyak 800-900 jam, lanjutnya, maka 24 unit pesawat bekas yang dihibahkan diperkirakan bisa digunakan hingga 10-15 tahun ke depan.

Opsi kedua, pemerintah akan membeli F-16 baru sebanyak 6 unit. Karena beli baru, maka keenam pesawat tersebut bisa langsung digunakan untuk mengawasi pertahanan negara.

Opsi Ketiga, kata Silaen, pemerintah akan mengalihkan anggaran pembelian 6 unit F16 baru untuk meningkatkan kemampuan (upgrade) 24 unit pesawat hibah ditambah 10 unit pesawat F16 milik Indonesia yang ada di Madiun, Jawa Timur.

Dilihat dari segi kualitas, 10 unit pesawat F16 milik TNI dan 24 unit pesawat bekas dari Amerika masih sama-sama memiliki tingkat (grade) di angka 15. Setelah diperbaiki, Silaen menambahkan, tingkat kualitas 34 pesawat itu akan menjadi grade 32. "Dananya masih di bawah harga 6 unit F16 yang baru," ujarnya.

Dari tiga opsi yang tersedia, pemerintah masih menimbang-nimbang, opsi mana yang terbaik untuk dipilih oleh Menteri Pertahanan. "Apakah beli yang baru atau yang upgrade, belum kita putuskan. Masih kita kaji dulu," kata Silaen.

Sumber : TEMPOINTERAKTIF

Latihan Bersama Kostrad & SAF di Tutup


CIPATAT - Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI George Toisutta didampingi Kepala Staf Angkatan Darat Singapura Mayor Jenderal Chan Chun Sing, menutup latihan bersama KOSTRAD TNI AD dan AD Singapura (SAF), Selasa (30/11) kemarin, latihan gabungan (Latgab) dengan sandi Safkar Indofura ke-22. Latihan ini bertujuan meningkatkan koordinasi dan kerjasama persahabatan yang lebih erat antara tentara kedua negara, juga untuk membangun hubungan yang baik. DISPEN-AD



Berikut beberapa foto Latgab yang diikuti sekitar 600 prajirut, 300 prajurit SAF dan 300 TNI AD dari Brigif 13 Kostrad, Bataliyon 303 dan 321. Latgab SAFKAR Indopura-22 di laksanakan di Markas Pusat Pendidikan Infanteri AD, Cipatat, Kabupaten Bandung Barat. FOTO: DETIKFOTO.COM




Rabu, 10 November 2010

Menhan: Hibah F-16 Jadi Agenda Penting Kunjungan Obama



Pesawat tempur F-16C Block 25/30 yang rencananya akan ditawarkan AS ke Indonesia

JAKARTA - Pembukaan kembali hubungan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan hibah pesawat F-16 menjadi agenda penting dalam bidang pertahanan yang akan ditindaklanjuti terkait kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia, November ini.

”Waktu Menteri Pertahanan (Robert) Gates ke sini, ada rencana untuk buka kerja sama secara bertahap, ini sudah masuk tahap operasional,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (4/11). Pertemuan dengan Gates itu diikuti dengan pengiriman tim bersama.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia telah membentuk tim, terdiri dari Kepala Bagian Litbang Kementerian Pertahanan dan Asisten Perencanaan Umum Mabes TNI, untuk membahas agenda apa saja yang ingin dibicarakan saat kedatangan Obama. ”Agenda utama, kerja sama secara gradual Kopassus dengan Pemerintah AS, terutama untuk latihan khusus,” kata Kepala Bagian Litbang Pos Hutabarat.

Indonesia juga berupaya untuk mendapatkan pesawat tempur F-16 bekas dari AS. Pesawat itu akan diberikan kepada Indonesia karena AS telah meningkatkan kelas pesawatnya ke F-18 dan lainnya. Namun, ”Kita harus melakukan retrofit atau perbaikan total. Tempatnya di AS dan harganya sepertiga dari harga pesawatnya,” kata Pos Hutabarat.

Obama dipastikan tetap ke Indonesia pada 9-10 November mendatang dan tidak terpengaruh kekalahan Partai Demokrat dalam pemilu tengah waktu (midterm election) di House of Representatives (DPR) AS.

Pasalnya, ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, hubungan Indonesia dan AS sifatnya sama sekali tidak terpengaruh dengan kondisi politik di AS ataupun di Indonesia. Hubungan Indonesia dan AS bersifat kemitraan yang strategis, setara, dan sangat kuat.

Marty mengungkapkan hal itu seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis. Rapat dihadiri Wakil Presiden Boediono, sejumlah menteri, dan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal.

Menurut Dino, kedatangan Presiden Obama sangat penting untuk mendeklarasikan kerja sama kemitraan strategis yang komprehensif bersama Presiden Yudhoyono.

Terkait pengamanan Obama itu, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman mengatakan akan diturunkan 9.000 personel.

Sumber : KOMPAS

Angkasa Yudha 2010




SANGATTA - Satu flight pesawat tempur Suhkoi SU-27 dan SU-30 MK 2 yang berhome base di Sekadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin dan satu flight pesawat tempur F-16 Figthing Falcon yang berhome base di Skadron Udara 3 Wing 3 Lanud Iswahyudi Rabu (27/10) pukul 08.15 Wita meninggalkan landasan Lanud Sultan Hasanuddin menuju sasaran untuk misi pengeboman di wilayah Sangatta Kalimatan Timur dalam rangkaian latihan puncak TNI AU Angkasa Yudha 2010.

Latihan Angkasa Yudha 2010 yang berlangsung 26-28 Oktober 2010 tersebut, selain melibatkan pesawat tempur, juga didukung oleh beberapa pesawat angkut Hercules C-130, pesawat Intai Strategis Boeing 737 dan CN-235 MPA serta satu pesawat Air Refueling C-130 KC Tanker dan pesawat Heli SAR.

Sebelum melaksanakan misi penyerangan ke daerah sasaran di wilayah Sangatta, para penerbang terlebih dahulu melaksanakan briefing yang dipimpin oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna sebagai Komandan didampingi Komandan Wing 5 Kolonel Pnb Mujianto bertindak sebagai Wadan Satlakopsud, disaksikan Tim Wasdal dari Mabes TNI Angkatan Udara.

Perlu 10 Skuadron Tempur
Sementara menurut KASAU Imam Syufaat, mulai tahun 2011 TNI-AU akan mendatangkan pesawat intai tanpa awak sebanyak 4 unit dan juga pesawat tempur Sukhoi. Pengadaan itu masih diproses di Departemen Pertahanan.

TNI AU membutuhkan 10 skuadron atau 160 pesawat hingga 2024 untuk memperkuat pertahanan negara. "Sesuai dengan strategi TNI-AU kedepan sampai 2024 kita membutuhkan 10 Skuadron atau 160 buah pesawat tempur," kata Kepala Staf TNI-AU Marsekal Imam Syufaat, di Sangata, Rabu (27/10).



"Pesawat jenis F.16 dan Sukhoi dibutuhkan untuk mendukung diplomasi kita," kata KASAU Marsekal Imam Syufaat menjawab pertanyaan wartawan usai menyaksikan kegiatan puncak kegiatan TNI-AU yang dilaksanakan di Sangata.

"Untuk menghadapi kondisi dan geografis yang butuhkan adalah jenis pesawat berbadan besar seperti Hercules dan tentunya kita masih membutuhkan pesawat seperti Sukhoi," katanya.

Ia menambahkan bahwa standar Alutsista TNI-AU memiliki peralatan yang sedang menuju ke 60 persen. "Karena anggaran kita sejak tahun 2008 kecil sekali sehingga pesawat kita sangat minim.Tahun 2010 ini lumayan besar," kata KASAU.

Sumber : ANTARA

Menhan: Alokasi Dana Panser Tarantula Pindad Sedang Dibicarakan


BANDUNG - Setelah sukses memproduksi Panser Anoa, PT Pindad akan memproduksi Panser Tarantula. Panser ini hampir sama fungsinya dengan Panser Anoa, hanya saja dilengkapi peralatan tambahan yakni canon.

Menteri Pertahanan RI, Prof Ir Purnomo Yusgiantoro MSc MA Phd, mengatakan, panser buatan Pindad ini nantinya juga akan digunakan untuk pertahanan TNI. Namun tidak menutup kemungkinan seperti Panser Anoa, Panser Tarantula ini diproduksi massal untuk pihak luar yang ingin membeli hasil karya anak bangsa ini.

"Panser Anoa sudah terbukti bisa digunakan untuk kendaraan di misi perdamaian. Dan beberapa negara seperti Malaysia bahkan sudah akan melakukan MoU untuk memesan panser ini. Panser Tarantula nantinya untuk menambah kekuatan pertahanan kita," kata Purnomo, saat ditemui usai mengisi Kuliah Umum Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB di Aula Timur ITB Jalan Ganeca, Jumat (5/11).

Menurut Purnomo, rencana pembuatan Panser Tarantula ini akan dibicarakan lebih lanjut termasuk alokasi dana untuk memesan alat tempur ini.

Sumber : TRIBUNJABAR.COM

Indonesia Bakal Memproduksi 500 Roket R-Han 122


LAMPUNG - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan dalam jangka waktu empat tahun ke depan Indonesia akan memiliki 500 roket sebagai pertahanan nasional.

"Insya Allah nanti pada tahun 2014 paling sedikit ada 500 roket R-Han 122 yang akan masuk dalam jajaran pertahanan kita dan ini merupakan hasil karya anak negeri selama enam tahun," kata Menhan di Waytuba, Waykanan, Lampung, Sabtu (6/11). R-Han 122, lanjut Menhan, berfungsi sebagai senjata yang berdaya ledak optimal dengan sasaran permukaan berdaya jangkau 11 hingga 14 km.

"Selama ini roket yang kita kembangkan telah diaplikasikan untuk kepentingan ilmiah atau sipil, diantaranya penginderaan jarak jauh, penelitian atmosfer, pemantauan cuaca atau peluncuran satelit, diharapkan nantinya roket ini akan dapat digunakan semaksimal mungkin untuk perkembangan teknologi rudal di dalam negeri," ungkapnya disela-sela uji coba peluncuran empat roket R-Han 122 dari Lapangan Dodik Latpur Rindam II/Sriwijaya Km 8 Baturaja.

Peluncuran dilakukan pukul 11.05 oleh Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro. Empat roket yang diluncurkan terdiri dari tiga unit wearhead smoks dan satu unit wearhead live (tajam dan berisi eksposif). Empat roket jatuh sekitar 14 kilometer masuk di lapangan tembak pusat latihan tempur Martapura OKU Timur.

"R-Han adalah hasil kerja keras kita selama enam tahun. Tiga tahun pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh intitusi LAPAN, Pindad, PT Dirgantara Indonesia, Kementerian Pertahanan dan Menristek dan pada tiga tahun selanjutnya telah dikolaborasikan," ujarnya.

Kebijakan pembangunan sarana pertahanan, lanjut Menhan, merupakan bagian terpadu dari kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi geografi, demografi, sumber kekayaan alam buatan maupun kemampuan anggaran negara.

Sumber : ANTARA

Latihan Aerobatik Roulette di Langit Halim


JAKARTA - Pesawat Pilatus PC-9A milik tim terbang Aerobatik Royal Australian Air Force (RAAF) "Roulette" bersiap melakukan latihan terbang di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/11). Roulettes RAAF akan melakukan formasi terbang aerobatik "low level formation" selama Indonesian Defense Expo yang akan diselenggarakan di Kemayoran 10 - 13 November 2010. FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/ama/10.





TNI AU Beli Dua Unit Pesawat Boeing 737-400


JAKARTA - TNI AU dan PT Garuda Indonesia mengadakan penandatangan nota kesepahaman tentang pengalihan dua unit pesawat Boeing 737-400, yang ditandatangai oleh Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat dan Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar, di Mabesau Cilangkap, Senin (8/11).

Penandatanganan nota kesepahaman ini adalah salah satu tahapan dalam mewujudkan proses pembelian 2 unit pesawat Boeing 737-400 dari PT Garuda Indonesia (Persero) ke pihak TNI AU, selanjutnya akan dilaksanakan proses pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu penyusunan dokumen kontrak jual beli.

Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, dalam Rencana Strategis Tahun 2010-2012, TNI AU telah memprogramkan dan menganggarkan untuk meningkatkan kemampuan alutsista agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penangkal, penindak, dan pemulih dalam rangka menegakkan kedaulatan negara di udara.

“TNI AU mengharapkan bahwa kegiatan penyusunan dokumen kontrak pembelian pararel dengan kegiatan pelatihan di bidang pemeliharaan, dan tim teknis, agar supaya pesawat tersebut dapat dioperasikan di TNI AU dengan segera”, ungkapnya.

Sementara itu, Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar menyatakan, sebagai “national flag carrier” selain menjalankan misi sebagai salah sebagai suatu entitas bisnis, Garuda memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan aspek perekonomian , sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan negara.

Dikatakan, sejalan dengan peranannya tersebut, maka Garuda Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat menjalin kerja sama serta memberikan dukungan bagi berbagai lembaga dan intitusi agar tercipta sinergi yang dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan pada umumnya bagi negara dan bangsa.

Sumber : PIKIRAN RAKYAT

Dana Kementerian Pertahanan Baru Cair Rp.600 Milyar



NAS-332 Super Puma TNI AU

JAKARTA - Jatah Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk menambah kebutuhan alutsista berupa pinjaman dalam negeri sebesar Rp 800 miliar di tahun 2010 ini baru terealisasi sebesar Rp 600 miliar, atau 75% dari total jatah pinjaman. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan hal itu akhir pekan lalu.

Dana tersebut diperoleh dari pinjaman kepada Bank BNI 46. "Pemerintah memang sedang memprioritaskan pendanaan lewat pinjaman dalam negeri," ujarnya.

Dana Rp 600 miliar tersebut nantinya dipergunakan untuk membeli alutsista dari industri nasional. Salah satunya membeli senjata serbu SS2 untuk TNI AD, perangkat radar dan sonar untuk CN-235 TNI AL, dan heli Super Puma 332 untuk TNI AU.

Sisa jatah Rp 200 miliar yang akan diperoleh dari bank-bank nasional lainnya diharapkan bisa cair sebelum akhir 2010. "saat ini kami sedang sibuk-sibuknya mengusahakan agar dana tersebut bisa cair," tambahnya.

Sumber : KONTAN

Selasa, 26 Oktober 2010

PT44 High Mobility Truck



Rantis Angkut Personel MAESA-PT44

Rantis (Kendaraan Taktis) MAESA PT44 buatan asli putra Indonesia ini, dirancang sebagai kendaraan angkut personel dan artileri carier yang mampu bermanuver di segala medan. Salah satu perancangnya, Mr. Sharsono, perancang ISS (Independent Suspension System) dan rangka/ casis memberikan keterangan seputar rantis hasil rancangannya.

Full Independent Suspension System

MAESA Series “0” adalah Truk Segala Lapangan yang khusus di rancang dan dibuat untuk mengangkut barang dan pasukan.
Maesa memiliki daya angkut sebesar 4000 Kg. Sistim suspensi bebas yang dipasang pada ke empat roda Maesa membuat kendaraan taktis ini dapat melaju 1.5 kali lebih cepat dalam melintasi ladang dan jalanan rusak dibanding dengan kendaraan yang serupa dalam bobot, tenaga dan besar ban yang sama namun menggunakan sistim suspensi konvensional (Pegas daun dan Rigid Axel).

Rongga dibawah truk sangat leluasa dan tinggi berkat penggunaan sistim suspensi bebas, berbeda dengan truk yang menggunakan sistim suspensi konvensional dimana gandarnya menonjol keluar dibawah kendaraan, mengurangi keleluasaan bergerak di luar jalan atau dijalan yang rusak karena rawan terhadap benturan dengan batu-batu atau benda-benda besar yang merintangi jalan.

Bak pengangkut barang dilengkapi dengan bangku duduk yang terbuat dari pilihan besi atau kayu keras sebagai tempat duduk pasukan beserta perlengkapannya. Bagian atas bak barang dilengkapi dengan kerangka besi kokoh dan tertutup terpal untuk melindungi penumpang dari hujan dan teriik matahari.

Sistim Suspensi Bebas buatan Pacific Technology IAD.

Sistim suspensi bebas buatan Pacific Technology IAD ini sudah lama dikenal di dunia dan dianggap unggul. Konfigurasi yang terencana dan sangat maju telah banyak meredam getaran dan goncangan yang ditimbulkan oleh jalanan, menciptakan tidak hanya stabilitas kendaraan, tetapi juga kenyamanan pengendaranya.

Sasis sengaja dibuat sekaku mungkin guna menghilangkan puntiran pada sasis, dan dikombinasikan dengan tingginya kelenturan suspensi yang bergerak masing-masing secara terpisah maka Maesa berhasil menciptakan performa kendaraan yang sangat baik dalam menjelajahi medan jalan yang sangat buruk.

Standard kelenturan suspensi, adalah kemampuan suspensi untuk bergerak keatas dan kebawah. Sistim suspensi bebas buatan Pacific Technology memiliki standard kelenturan sebesar 250mm.



Namun Maesa telah dilengkapi dengan sistim suspensi berstandard 300mm, dan sebagai akibatnya, kendaraan jadi lebih mampu meredam semua kejutan-kejutan yang dilemparkan jalanan sambil kendaraan tetap dapat mempertahankan kontak dengan jalanan secara optimal dan tetap stabil, walaupun disaat kendaraan harus melakukan manuver yang berat.

Kendaraan bersuspensi bebas ini memiliki keunggulan dalam traksi dan kecepatan dibanding dengan kendaraan bersuspensi konvensional.

Kesimpulannya sistim suspensi bebas pada Maesa 4X4 membuat penapakan roda kejalan menjadi lebih rekat, meningkatkan traksi terutama disaat-saat kondisi rawan dan licin. Stabilitas kendaraan sangat baik dan pengemudi dapat dengan mudah membaca situasi jalanan karena sifat kendaraan yang mudah diprediksi.

Banyak kecelakaan terjadi dengan truk yang menggunakan sistim suspensi konvensional, karena plintiran sasis membuat pengemudi kurang cepat menyadari bahwa bagian belakang truk berada pada posisi kritikal, dan telat melakukan tindakan koreksi ketika menyadarinya. Dengan sistim suspensi bebas dan chassis kaku, plintiran sasis yang berbahaya
bagi keamanan kendaraan berhasil dihilangkan.

Stabilitas Maesa sangat tinggi dalam kelasnya karena pusat gravitasi yang rendah dan jarak kaki yang cukup lebar. Penggunaan Independent suspension axel membuat rongga bawah kendaraan menjadi lebih datar, mengurangi coefficient drag sebesar 10% dibanding truk dengan suspensi dan axel konvensional. Datarnya dasar kendaraan juga membantu mengurangi turbulent angin yang dapat mengganggu stabilitas kendaraan pada kecepatan tinggi.

Kekakuan sasis dan body yang sangat tinggi telah pula membantu mengurangi getaran mesin di dalam kabin. Tingkat kekakuan sasis yang terbuat dari bahan baja berdaya tahan tinggi - dipadu desain dari frame yang kokoh pada suspensi dan axel, memberikan kekuatan sekaligus performa lincah.

Stabil, responsif dan ringkas adalah tujuan arsitektur suspensi Maesa PT44.

Suspensi depan Double wishbone double coil over shock di andalkan karena responsif, stabil dan terbukti berhasil mengurangi getaran mesin serta jalanan secara efektif. Suspensi belakang terbuat dari bahan dan sistim yang sama, memungkinkan terciptanya ruang kargo belakang dengan lantai yang rata dan lapang serta tumpakan yang nyaman, sangat ideal untuk mengangkut pasukan, dan barangs-barang yang tidak tahan banting, seperti mesiu, peralatan laboratorium dan electronics. @alutsista

Super Tucano Akan Menempati Skuadron-21 Malang



MALANG - Sebanyak 16 pesawat latih serang tempur Super Tucano A-29 buatan Brasil segera menggantikan pesawat tempur OV-10F Bronco buatan Amerika Serikat yang sudah di-grounded.

Komandan Pangkalan Udara (Lanud) TNI-AU Abdul Rahman Saleh Malang, Marsekal Pertama Dwi Putranto menjawab pertanyaan Media Indonesia, Senin (25/10) malam mengatakan pesawat Super Tucano tersebut akan melengkapi alutsista TNI-AU di Skuadron 21 yang sebelumnya diisi OV-10F Bronco.

Sejauh ini persiapan sudah dilakukan. Tim dari negara asal produsen pesawat Super Tucano dalam waktu dekat segera datang ke Lanud Abdul Rahman Saleh guna melihat fasilitas yang ada.

Fasilitas yang akan dilihat itu di antaranya menyempurnakan hanggar dan parkir pesawat di Skuadron 21, serta menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan. "Diharapkan pada 2011 sudah ada pembangunan fasilitas untuk 16 pesawat," tegasnya.

Ia menjelaskan pesawat Super Tocano memiliki kelebihan misi operasi taktis dalam membantu pasukan di darat atau memiliki keunggulan close air support udara ke darat dari jarak dekat.

Setelah fasilitas disiapkan, maka langkah selanjutnya menyiapkan sumber daya manusia, termasuk pilot. Pilot-pilot yang akan menerbangkan Super Tocano sebelumnya dilatih di negara produsen yakni Brasil.

Sejauh ini pilot OV-10F untuk sementara waktu selama grounded dibagi ke kesatuan. "Setelah Super Tocano datang, mereka akan ditarik kembali," tukasnya.

Sumber : MEDIA_INDONESIA.COM

Renstra 2011 Kembali di Rombak Untuk Menyusun Skala Prioritas

JAKARTA - Pembahasan alutsista antara Komisi I DPR RI dan Kementerian Pertahanan serta TNI yang dilaksanakan di Jakarta, Senin (25/10), masih berlanjut. Persoalannya adalah penentuan prioritas pembelian alutsista per matra akibat kekurangan anggaran hingga Rp9 triliun.

Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR RI dari FPD Yahya Sacawiria di Jakarta, Senin (25/10). "Rinciannya apa saja, itu yang nanti ada pembahasan mendetail saat reses bisa minta izin untuk kerja panja alutsista," kata Yahya.

Ia menyatakan anggaran alutsista yang disepakati untuk APBN TA 2011 sebesar Rp2 triliun. Jumlah itu jauh dari kebutuhan anggaran alutsista yang diminta TNI. Akibat kekurangan itu, sejumlah rencana yang disusun dalam renstra 2011 kembali mengalami penyusunan prioritas.

Infrastruktur Pesawat Intai Sedang Disiapkan

Sementara di hari yang sama di Komando Operasi Angkatan Udara I, Jakarta, Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Imam Sufaat menyatakan bahwa TNI AU tengah mempersiapkan infrastruktur bagi skuadron pesawat intai tanpa awak di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.

"Kami percepat pembangunannya seperti hanggar dan segala perlengkapan yang menyertainya, seperti peralatan intai, intelijen dan lainnya" ungkapnya.

TNI segera membangun skuadron pesawat intai untuk pengamatan dan pengintaian seluruh wilayah RI, terutama di perbatasan darat, laut maupun udara. "Rencana awal bakal ada empat pesawat intai tanpa awak yang akan tiba pada medio 2011, dari total satu skuadron (12-16 unit) yang direncanakan," ungkap Imam.


UAV Heron buatan IAI Israel milik Australia

Ia mengemukakan, skuadron pesawat intai tanpa awak meski akan bermarkas di Pangkalan Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, namun pengoperasiannya di bawah Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas) Mabes TNI.

Soal jumlah personel dan teknisi yang dipersiapkan, KSAU mengatakan, "Hal itu, terkait organisasi, dan karena kita belum memiliki skuadron pesawat intai tanpa awak sebelumnya maka kita tengah mempelajari susunan dan bentuk organisasinya".

Imam mengemukakan, pihaknya tengah menjajaki bentuk dan susunan organisasi skuadron pesawat intai tanpa awak dari Australia dan Singapura. "Kita pelajari bentuk dan susunan organisasinya sambil mempersiapkan yang lain, karena kita kan belum pernah memiliki skuadron pesawat intai tanpa awak," paparnya.

Sebelumnya, Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Muda TNI Ery Biatmoko mengemukakan, personel yang mengoperasionalkan tidak banyak, sekitar dua orang untuk memantau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama di perbatasan darat, laut dan udara.

Pesawat intai tanpa awak itu, dapat dioperasikan lima sampai enam jam per hari."Sehingga, semisal, kita ingin memantau wilayah tengah Indonesia, kita bisa terbangkan hingga Tarakan, kembali lagi ke Pontianak. Begitu untuk ke wilayah lainya di Indonesia," tuturnya tanpa menjelaskan jenis pesawat intai yang bakal dibelinya.

Sumber : MEDIA_INDONESIA.COM/ METROTVNEWS.COM

Kamis, 13 Mei 2010

PT Pindad Jual 32 Panser Anoa Bermesin Benz ke Malaysia




BANDUNG - PT Pindad dalam waktu dekat akan menjual 32 unit peralatan tempur jenis panser kepada Malaysia. Bersama Departemen Pertahanan, perusahaan itu juga tengah menjajaki kerja sama dengan beberapa negara lain.

Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono, Jumat (30/4), mengatakan penjualan sebanyak 32 unit panser ke Malaysia tinggal menunggu kesepakatan akhir yang rencananya baru akan dilakukan Mei 2010 mendatang.

Sedangkan mengenai rencana kerja sama (penjualan) panser ke Vietnam dan Filipina, dilakukan karena kedua negara itu mengaku tertarik dengan panser produksi PT Pindad. "Untuk sementara ini masih dalam tahap penjajakan," jelasnya.

Ia menjelaskan, penjualan panser ke sejumlah negara merupakan bukti keseriusan PT Pindad untuk mendominasi pasar regional Asia Tenggara, sekaligus mendongkrak penjualan peralatan tempur jenis panser.

Menurut Adik, hingga saat ini panser pesanan Malaysia masih dalam proses uji coba dengan beberapa komponen, seperti mesin, sistem pendingin, dan transmisi, masih perlu disempurnakan

Panser pesanan Malaysia, katanya, perangkat mesinnya tidak lagi menggunakan buatan Renault, melainkan menggunakan mesin Mercedes-Benz. "Karena Renault kini menjadi pesaing PT Pindad dalam memasok kendaraan ke Malaysia, sehingga harus mengganti komponen mesin," ujarnya.

Namun demikian, PT Pindad belum memastikan apakah panser yang akan dijual ke Malaysia akan menggunakan mesin Benz. Adik mengemukakan ada dua pilihan mesin yang akan dipakai untuk panser tersebut, yaitu Mercedes-Benz atau Deutz yang hampir sama dengan mesin Renault berkapasitas 7.000 cc dan berkekuatan 320 tenaga kuda.

Sumber : MEDIAINDONESIA.COM

Tim Marinir TNI AL Tinjau BMP-3F ke Rusia




JAKARTA - Korps Marinir akan mengirimkan tim teknis ke Rusia untuk melihat langsung penyelesaian pengadaan tank amfibi BMP-3F yang kontrak pengadaannya disepakati pada Agustus 2008.

Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M.Alfan Baharudin ketika di konfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa (23/3) mengatakan, semula tim berangkat pada Maret 2010, namun karena masih ada kegiatan latihan rutin, maka tim berangkat akhir April 2010.

"Tim akan meninjau persiapan akhir penyelesaian pengadaan tank amfibi BMP-3F secara langsung, dan kemungkinan tiba di Indonesia sekitar Agustus tahun ini," ungkapnya.

Alfan menambahkan, ke-17 unit tank amfibi BMP-3F itu akan dioperasikan di Brigade Infanteri 1/Surabaya sebanyak 10 unit dan Brigade Infanteri 2/Jakarta sebanyak tujuh unit.

Sebelumnya, Korps Marinir TNI Angkatan Laut memperoleh hibah sepuluh tank amfibi dengan jenis landing vehicle track-7A1 dari Korea Selatan yang merupakan tank buatan Amerika Serikat tahun 1983.

Landing vehicle track (LVT)-7A1 ini sama kelasnya dengan tank amfibi PT 76 dan tank amfibi BTR 60 yang sudah dimiliki Indonesia. Kerja sama ini berawal dari pembicaraan tahun 2007. Saat itu Korea Selatan telah menawarkan LVT-7A1 kepada Indonesia. Namun, karena menunggu izin dari AS, kesepakatan ini baru bisa diwujudkan.

Tank amfibi LVT-7A1 merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang dijuluki Alligator. Tank yang hingga kini masih digunakan Marinir Korea Selatan sama dengan yang digunakan dalam serangan Inggris ke Falkland, Perang Teluk, dan Perang Irak.

Korea Selatan juga memberikan satu paket suku cadang. LVT-7A1 mempunyai berat 22,8 ton, panjang 7,94 meter, lebar 3,27 meter, dan tinggi 3,26 meter.

Sumber : ANTARA

Panser VAB TNI di Lebanon Bertahap Akan Digantikan Anoa



Panser VAB buatan Renault yg dioperasikan Indobatt di Lebanon

JAKARTA - Mabes TNI menyatakan beberapa kendaraan tempur panser VAB yang digunakan Kontingen TNI dalam misi perdamaian di Lebanon, akan diganti secara bertahap dengan panser Anoa buatan PT Pindad.

"Panser VAB yang selama ini digunakan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon memang kesiapannya sudah menurun, meski pergantian suku cadang sudah dilaksanakan," kata Asisten Operasi Kasum TNI Mayjen TNI Supiadin ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Kamis.

Ditemui usai menghadiri gelar kesiapan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB), ia mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi seluruh kesiapan kendaraan tempur panser VAB yang kini masih digunakan Kontingen TNI di Lebanon.

"Dari evaluasi itu, akan terlihat mana yang masih bisa digunakan dan mana yang tidak. Dan itu yang akan kita tarik, diganti dengan yang baru," ujar Supiadin menambahkan.

Ia mengakui, panser VAB yang digunakan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon masih asli buatan Renault, Perancis. "Dari `body` hingga mesin yang digunakan, bukan VAB baru yang diproduksi PT Pindad. Jadi, memang tingkat kesiapannya sudah sangat menurun," ujarnya.


Panser Anoa 6x6 buatan Pindad untuk varian PBB

Pada 2006, pemerintah Indonesia juga sempat membeli 32 panser VAB baru dari Renault Truck, Perancis untuk mendukung Konga XXIII-A di Lebanon Selatan. Puluhan kendaraan lapis baja yang dibeli itu memiliki spesifikasi rangka tahun 1997 hingga 2000, tapi menggunakan komponen dan teknologi tercanggih.

Panser itu dibuat tiga jenis, yaitu jenis komando, angkut, dan ambulans yang dilengkapi dengan sistem integrated logistic support (ILS).

Sumber : ANTARA

RI-vietnam Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan



Kapal selam Kilo Class, vietnam telah memesan 6 kapal selam ini dari Rusia. (Foto: Armybase)

HANOI - Pemerintah Indonesia dan Vietnam sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan di berbagai tingkatan dan lebih luas. Hal itu terungkap dalam pertemuan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, di sela-sela penyelenggaraan pertemuan ke-4 menteri pertahanan se-ASEAN (ASEAN Defence`s Minister`s Meeting/ADMM) di Hanoi, Vietnam 11-13 Mei.

PM Dung mengatakan, kerja sama pertahanan kedua negara akan semakin meningkat dilandasi hubungan dan kerja sama tradisional antara kedua pihak yang telah berlangsung baik.

Ia menambahkan, kerja sama pertahanan kedua negara ke depan juga akan semakin meningkat

melalui pertukaran informasi dan pengalaman kedua pihak dalam kerja sama pertahanan non tradisional sesuai dengan tingkat ancaman yang dihadapi kedua negara.

Dalam kunjungan kehormatannya pada PM Dung, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan beberapa hasil pembicaraan dengan mitranya Menhan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh yang tertuang dalam nota kesepahaman kerja sama pertahanan kedua negara.

Pada pertemuan ke-4 menteri pertahanan se-ASEAN Indonesia memfokuskan pada tindak lanjut dari Roadmap of the ASEAN Military Assets and Capacities in HADR (Humanitarian Assistance and Disaster Relief).

Selain itu Indonesia menyambut baik gagasan pendirian ASEAN Defence Industry Council untuk menggerakkan industri pertahanan di ASEAN serta mendorong kemandirian industri pertahanan di kawasan melalui forum ASEAN Defence Industry Dialogue.

Delegasi Indonesia berharap agar kerjasama industri pertahanan yang sedang berproses saat ini secara teknis juga dapat menjajagi kemungkinan skema kerja sama alih teknologi, produksi bersama dan pangsa pasar.

Vietnam pada Desember 2009 lalu juga telah menandatangani kontrak pembelian enam kapal selam kelas Kilo (Project 636) dari Rusia.

Sumber : ANTARA

Utusan Khusus Obama Berkunjung ke BPPT


SERPONG - Utusan khusus Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Prof Dr Bruce Alberts, melakukan lawatan ke Laboratorium Pengembangan Agroindustri dan Teknologi Biomedis, BPPT di Puspiptek Serpong, Banten, Rabu (12/5).

Bruce Alberts bersama rombongan disambut Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr Marzan Aziz Iskandar dan sebelum melakukan pertemuan dengan puluhan ilmuwan BPPT, ia lebih dulu beramah-tamah.

Ahli biokimia dan biologi molekuler ini melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Marzan antara lain berapa jumlah ilmuwan di BPPT dan bagaimana kerja sama BPPT dengan Amerika Serikat.

Alberts sebelumnya juga melakukan lawatan ke "Cibinong Science Center" Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berkaitan dengan penjajakan kembali kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).

Bruce Alberts adalah ahli biokimia terkemuka yang saat ini menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah penelitian.

Ia merupakan profesor emeritus di Departemen Biokimia dan Biofisika di University of California, San Francisco, AS.

Ia menjabat selama dua periode enam-tahunan sebagai presiden" National Academy of Sciences" dan berperan penting dalam mengembangkan standar "National Science Education" yang menggalakkan metodologi pengajaran "sains sebagai penyelidikan", yang telah diimplementasikan dalam sistem sekolah nasional AS.

Dari tahun 2000 hingga 2005, Alberts menjabat sebagai salah satu ketua InterAcademy Council, sebuah lembaga penasihat di Amsterdam yang dikendalikan oleh para presiden dari 15 akademi sains dari seluruh dunia.

Ia diakui secara luas atas karyanya di bidang biokimia dan biologi molekular serta dikenal atas komitmennya yang kuat pada perbaikan pendidikan sains.

Alberts juga menjabat di dewan penasihat lebih dari 25 lembaga nirlaba, di antaranya Gordon and Betty Moore Foundation dan Lawrence Berkeley National Laboratory.

Program Utusan Sains AS adalah elemen inti komitmen Pemerintahan Obama untuk terlibat secara global dalam bidang Iptek.

Presiden Obama pertama kali mengumumkan program ini di Kairo pada Juni tahun lalu dan Menlu AS Clinton menunjuk tiga orang utusan, pertama Elias Zerhouni, Ahmed Zewail, dan Bruce Alberts di Marrakesh pada November tahun lalu.

Sumber : ANTARA

Pulau Terdepan yang Terus Merana



Salah satu tugu yang menjadi penanda di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Masyarakat di pulau yang berbatasan dengan wilayah Mindanao, Filipina Selatan, itu mengeluhkan pasokan bahan bakar minyak dan kebutuhan pokok yang terbatas. Gambar diambil Sabtu (1/5).

Oleh : FERRY SANTOSO

MIANGAS - Jarak ibu kota Sulawesi Utara, Manado, dengan Pulau Miangas, pulau terdepan di Kabupaten Kepulauan Talaud, yang berbatasan dengan wilayah Mindanao, Filipina, mencapai 270 nautical mile atau sekitar 486 kilometer. Sebagai perbandingan, jarak Jakarta-Semarang, Jawa Tengah, sekitar 540 kilometer.

Akan tetapi, ada perbedaan mencolok antara jarak Manado-Miangas dan Jakarta-Semarang. Jakarta-Semarang dapat ditempuh setiap saat dengan berbagai kendaraan, dari motor sampai bus. Namun, jarak Manado-Miangas hanya dapat ditempuh dengan kapal laut selama belasan jam. Itu pun tidak setiap waktu ada kapal melayari rute tersebut. Lapangan terbang belum ada. Dalam keadaan darurat, paling-paling helikopter yang bisa mendarat.

Transportasi yang terbatas menjadi kendala besar dalam pengelolaan pulau-pulau di perbatasan. Dengan keterbatasan transportasi, perdagangan antarpulau dan mobilitas penduduk sulit bergerak. Pasokan kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak kurang lancar. Harga kebutuhan pokok dan bahan bakar pun tinggi. Wilayah tersebut terisolasi dan merana.

Sebagian besar masyarakat di Pulau Miangas—berpenduduk sekitar 700 jiwa—mengeluhkan pasokan kebutuhan bahan pokok dan bahan bakar yang minim serta harganya yang tinggi. Harga minyak tanah mencapai Rp 7.500 per liter dan harga bensin Rp 15.000 per liter. ”Ada juga yang menjual Rp 17.500 per liter,” kata Arfan (32), penduduk Pulau Miangas. Harga gula mencapai Rp 15.000 per kg.

Ironisnya, dengan biaya kebutuhan pokok yang tinggi, mata pencarian penduduk pun tak menentu. Mata pencarian sebagai nelayan atau petani sulit diandalkan. Mencari ikan tidak dapat diandalkan karena keterbatasan pasokan bahan bakar untuk kebutuhan perahu.

Ketua Badan Perwakilan Masyarakat Desa Miangas Pengasihan Ronny Wuon mengatakan, masyarakat yang membawa jeriken-jeriken minyak yang dibeli dari Kabupaten Talaud atau Kabupaten Sangihe, di kapal-kapal perintis, dilarang. Akibatnya, nelayan yang ingin mencari ikan dengan perahu-perahu kecil sekalipun, sulit mendapatkan solar atau bensin.

Mengandalkan sektor pertanian untuk menopang penghidupan juga tidak mudah. Arfan mengungkapkan, harga kopra di Pulau Miangas Rp 2.500 per kg. Jika kopra berhasil dikumpulkan empat karung dengan masing-masing berat 30 kg per karung, jumlah pendapatan sebesar Rp 300.000.

”Namun, biaya transportasi terlalu tinggi sehingga tidak ada untung sama sekali,” kata Arfan. Harga tiket kapal perintis saja sudah mencapai Rp 85.000 sekali jalan. ”Itu belum termasuk biaya makan di perjalanan,” kata Arfan.


KRI Yos Sudarso-353 saat berlabuh di Miangas, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara.(*Bo/Basrul Haq/ant)

Oleh karena itu, menurut Arfan, berbagai pekerjaan sambilan harus dilakukan untuk menambah penghasilan. Misalnya, mencari berbagai jenis kerang, baik besar maupun kecil, untuk dijual. ”Kulit kerang dapat dijadikan hiasan,” katanya. Kalau ada pembeli, mereka mendapatkan uang.

Listrik

Hambatan transportasi dan bahan bakar tidak hanya mempersulit penduduk. Hambatan transportasi juga membuat infrastruktur listrik terbatas. Mesin pembangkit tidak dapat digerakkan sepenuhnya sehingga aliran listrik ke rumah-rumah penduduk berkurang.

Penerangan listrik di Miangas hanya berlangsung enam jam per hari. ”Listrik hanya menyala dari pukul 18.00 sampai pukul 24.00,” kata Arfan. Di luar jam itu, listrik mati. Namun, beberapa rumah penduduk mengandalkan listrik dari tenaga surya dengan daya yang rendah pada siang hari.

General Manager PT PLN Sulut Wirabumi mengatakan, kapasitas terpasang listrik di Pulau Miangas sebesar 2 x 40 kilowatt (kW). Namun, utilisasi hanya sebesar 26 kW. Ia mengakui, penerangan listrik hanya enam jam per hari. Hal itu dapat terjadi karena pengadaan listrik saat ini di Pulau Miangas kurang memiliki nilai ekonomis. ”Bayangkan saja, penerimaan uang dari pelanggan di Miangas hanya Rp 3,5 juta per bulan,” katanya.

Padahal, menurut Wirabumi, PLN harus mengeluarkan setidaknya Rp 100 juta untuk bahan bakar solar dan transportasi solar untuk mesin pembangkit di Pulau Miangas, termasuk beberapa pulau lain. Menurut Wirabumi, PLN memasok solar untuk mesin pembangkit di Pulau Miangas per tiga bulan. Pasokan solar di Miangas per bulan sebanyak 13 ton.

Persoalan sosial dan ekonomi, seperti keterbatasan transportasi, pasokan kebutuhan pokok, bahar bakar, listrik, dan telekomunikasi, tidak hanya dialami penduduk di Pulau Miangas, tetapi juga di pulau-pulau terluar lain, seperti Marore, Kabupaten Talaud, bahkan di hampir semua pulau terdepan, seperti di Pulau Laut atau Sekatung, Kepulauan Riau.

Untuk lebih menjawab persoalan sosial dan ekonomi di pulau-pulau terluar itu, pemerintah pun terus-menerus berupaya. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dalam kunjungan ke Pulau Miangas dan Marore, Sulut, Sabtu (1/5), mengatakan, pemerintah segera membentuk Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan.

Badan itu akan mengoordi- nasikan kebijakan antarinstansi untuk pengelolaan wilayah perbatasan. Badan itu berada di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri. Melalui badan itu, diharapkan pengelolaan wilayah perbatasan dapat dilakukan lebih cepat.

Misalnya, menangani masalah transportasi, pasokan kebutuhan pokok dan bahan bakar, telekomunikasi, serta infrastruktur dasar, seperti listrik, di wilayah perbatasan. Namun, ke depan, perlu dilihat lagi sejauh mana badan itu dapat bekerja efektif untuk pengelolaan wilayah perbatasan.

Terkait penanganan masalah perbatasan, khususnya di Pulau Miangas, Gubernur Sulut Sarundajang mengungkapkan, pemerintah daerah berencana membangun bandara di Pulau Miangas. Dengan tersedianya bandara itu, diharapkan pasokan logistik dan mobilitas penduduk dapat lebih terbuka.

Bandara yang akan dibangun, menurut Sarundajang, berada di atas lahan seluas 14 hektar dengan nilai pembangunan sebesar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar. Namun, saat ini, masih ada kendala pembebasan lahan dengan perkiraan anggaran sebesar Rp 15 miliar. Jadi, masih lamakah Miangas merana?

Sumber : KOMPAS

TNI AL dan RAN Latihan Bersama "Kasuari Exercise 2010"

KUPANG - Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut VII Kupang, Nusa Tenggara Timur, akan menggelar latihan bersama Angkatan Laut Australia (Royal Australia Navy) dengan sandi "Kasuari Exercise" untuk pengamanan perairan di perbatasan kedua negara.

Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang Laksamana Pertama (Laksma) Amri Husaini di Kupang, Senin (10/5) mengatakan, latihan itu akan berlangsung pada 11-18 Mei guna meningkatkan koordinasi dan mengetahui sistem dan prosedur operasi masing-masing pihak agar ketika mengatasi sebuah masalah, sudah paham prosedur.

Dalam latihan yang akan berlangsung sepekan ini, TNI AL akan mengerahkan dua KRI, demikian pula Australia, tetapi Amri tidak menyebutkan jumlah personel yang dikerahkan dalam latihan bersama ini.

Dia mengatakan, latihan bersama seperti ini merupakan yang ke-4 kali dan pada 2010 ini diarahkan di sekitar perairan pantai selatan Pulau Timor hingga Pulau Rote di wilayah Indonesia dan daerah sekitar Pulau Pasir (Ashmore Reef) di dalam teritori Australia.

Laksma Amri mengatakan, perairan di perbatasan kedua negara kaya akan sumber daya alam sehingga seringkali memancing orang untuk melakukan kejahatan, seperti menangkap ikan secara ilegal dan pelanggaran keamanan.

Khusus pelanggaran keamanan, kata Amri, bisa mengganggu stabilitas sehingga Angkatan Laut kedua negara perlu terus melakukan koordinasi antara lain dengan latihan pengamanan bersama.

"Kita sepakat untuk latihan bersama agar ada koordinasi, memahami prosedur sehingga tidak terjadi benturan," katanya,

Informasi yang dihimpun pers menyebutkan, wilayah perbatasan antara Indonesia dan Australia rawan gangguan keamanan, terutama penangkapan ikan secara ilegal dan menjadi jalan masuk bagi para imigran gelap yang hendak ke Australia dengan menjadikan pulau-pulau kecil di selatan seperti Rote dan Sabu sebagai tempat transit.

Para imigran gelap itu umumnya berasal dari negara yang didera perang saudara di dalam negeri seperti Afganistan dan Irak.

Dalam tahun ini, puluhan imigran gelap ditangkap aparat keamanan di Pulau Sabu dan ditahan di rumah detensi Imigrasi di Kupang hingga kini.

Sumber : ANTARA

AS Komitmen Bantu Pemeliharaan Hercules TNI AU


JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk membantu pemeliharaan pesawat-pesawat C-130 Hercules TNI-Angkatan Udara.

Demikian Atase Udara Amerika Serikat (AS) di Jakarta Kolonel Chris Stockton usai diterima Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Jakarta, Senin (10/5).

Program pemeliharaan yang dilaksanakan pemerintah AS terhadap pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara itu rutin dilakukan setiap enam tahun sekali, katanya, seperti dikutip juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Bambang Samudro.

Pemeliharaan pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara itu terutama menyangkut struktur dan kerangka atau badan pesawat.

Dalam waktu dekat, satu pesawat Hercules yang akan menjalani pemeliharaan di AS adalah pesawat Hercules dengan nomor registrasi A-1323.

Dalam kunjungan kehormatan kepada Kasau Imam, Kolonel Stockton didampingi Kepala ODC (Office of Defence Corporation) Kolonel Robinson.

Selain di AS, pemeliharaan pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara juga dilakukan di depo-depo pemeliharaan TNI Angkatan Udara yakni Depo Pemeliharaan 10 Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung dan Depo Pemeliharaan 30 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang.

Sumber : ANTARA

Wamenhan Tinjau Pembuatan Munisi PT. Pindad di Malang


MALANG - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke Divisi Munisi PT. Pindad di Turen, Malang, Jawa Timur, Sabtu (8/5). Dalam kunjungan tersebut Wamenhan meninjau secara langsung fasilitas fisik pembuatan munisi baik kaliber besar maupun kaliber kecil.

Turut mendampingi Wamenhan dalam kunjungan tersebut Dirjen Ranahan Kemhan Laksda TNI Gunadi, M.D.A. Usai peninjauan, Wamenhan menerima paparan dari Dirut PT. Pindad (Persero) Adik Avianto Soedarsono yang menjelaskan tentang kemampuan PT. Pindad dalam memenuhi kebutuhan TNI.

Wamenhan mengatakan, kunjungan kali ini adalah untuk melihat secara spesifik sejauh mana kesiapan dan kemampuan Divisi Munisi PT.Pindad dalam memenuhi kebutuhan TNI dan rencana dalam rangka menembus pasar regional. “Saya ingin tahu betul sejauh mana quality dan capability dari PT. Pindad di Turen ini untuk bisa kita lihat dihadapkan dengan kebutuhan dan tantangan” ungkap Wamenhan.

Menurut Wamenhan, kunjungan ini juga sekaligus untuk memastikan apakah policy making dalam rangka revitalisasi industri pertahanan berkualitas dan dapat implementatif. Selain itu, melalui kunjungan ini diharapkan akan mendorong PT. Pindad khususnya Divisi Munisi dalam mendukung target yang diinginkan pemerintah bahwa di tahun 2010 ini adalah sebagai line of departure dari industri pertahanan dalam negeri, baik yang Alutsista maupun non Alutsista.



Lebih lanjut Wamenhan mengatakan, dengan adanya perspektif dari negara-negara jiran khususnya Brunei Darussalam berkaitan dengan keperluan untuk mengadakan interaksi dalam kaitan kebutuhan munisi, hal itu hendaknya tidak dilihat dari seberapa besaran profitnya, tetapi yang terpenting adalah hal itu sebagai terobosan awal dalam rangka menembus pasar regional.

Seperti halnya yang dilakukan beberapa minggu yang lalu di Malaysia yaitu penandatanganan kerjasama antara PT. Pindad dari Indonesia dengan SME Ordnance Sdn. Bhd. dari Malaysia yang telah memberikan suatu makna kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.

Sementara itu Dirut PT Pindad mengatakan, PT. Pindad akan terus konsen terhadap masalah kualitas yang menjadi tuntutan user dalam hal ini TNI. Untuk memastikan agar kualitas terus meningkat, PT Pindad telah membeli berbagai peralatan yang cukup mahal guna mendukung proses produksi. “Sejak pemerintah mencanangkan revitalisasi industri pertahanan, PT Pindad sudah membeli beberapa mesin dan peralatan penunjang lainnya untuk meningkatkan fasilitas, kapasitas dan kualitas” ungkap Dirut PT.Pindad.

Sumber : DMC