Rabu, 10 November 2010

Menhan: Hibah F-16 Jadi Agenda Penting Kunjungan Obama



Pesawat tempur F-16C Block 25/30 yang rencananya akan ditawarkan AS ke Indonesia

JAKARTA - Pembukaan kembali hubungan Komando Pasukan Khusus TNI Angkatan Darat dan hibah pesawat F-16 menjadi agenda penting dalam bidang pertahanan yang akan ditindaklanjuti terkait kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia, November ini.

”Waktu Menteri Pertahanan (Robert) Gates ke sini, ada rencana untuk buka kerja sama secara bertahap, ini sudah masuk tahap operasional,” kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Kamis (4/11). Pertemuan dengan Gates itu diikuti dengan pengiriman tim bersama.

Menurut dia, Pemerintah Indonesia telah membentuk tim, terdiri dari Kepala Bagian Litbang Kementerian Pertahanan dan Asisten Perencanaan Umum Mabes TNI, untuk membahas agenda apa saja yang ingin dibicarakan saat kedatangan Obama. ”Agenda utama, kerja sama secara gradual Kopassus dengan Pemerintah AS, terutama untuk latihan khusus,” kata Kepala Bagian Litbang Pos Hutabarat.

Indonesia juga berupaya untuk mendapatkan pesawat tempur F-16 bekas dari AS. Pesawat itu akan diberikan kepada Indonesia karena AS telah meningkatkan kelas pesawatnya ke F-18 dan lainnya. Namun, ”Kita harus melakukan retrofit atau perbaikan total. Tempatnya di AS dan harganya sepertiga dari harga pesawatnya,” kata Pos Hutabarat.

Obama dipastikan tetap ke Indonesia pada 9-10 November mendatang dan tidak terpengaruh kekalahan Partai Demokrat dalam pemilu tengah waktu (midterm election) di House of Representatives (DPR) AS.

Pasalnya, ujar Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, hubungan Indonesia dan AS sifatnya sama sekali tidak terpengaruh dengan kondisi politik di AS ataupun di Indonesia. Hubungan Indonesia dan AS bersifat kemitraan yang strategis, setara, dan sangat kuat.

Marty mengungkapkan hal itu seusai mengikuti rapat terbatas yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Kamis. Rapat dihadiri Wakil Presiden Boediono, sejumlah menteri, dan Duta Besar RI untuk AS Dino Patti Djalal.

Menurut Dino, kedatangan Presiden Obama sangat penting untuk mendeklarasikan kerja sama kemitraan strategis yang komprehensif bersama Presiden Yudhoyono.

Terkait pengamanan Obama itu, Kepala Kepolisian Daerah Metro Jaya Inspektur Jenderal Sutarman mengatakan akan diturunkan 9.000 personel.

Sumber : KOMPAS

Angkasa Yudha 2010




SANGATTA - Satu flight pesawat tempur Suhkoi SU-27 dan SU-30 MK 2 yang berhome base di Sekadron Udara 11 Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin dan satu flight pesawat tempur F-16 Figthing Falcon yang berhome base di Skadron Udara 3 Wing 3 Lanud Iswahyudi Rabu (27/10) pukul 08.15 Wita meninggalkan landasan Lanud Sultan Hasanuddin menuju sasaran untuk misi pengeboman di wilayah Sangatta Kalimatan Timur dalam rangkaian latihan puncak TNI AU Angkasa Yudha 2010.

Latihan Angkasa Yudha 2010 yang berlangsung 26-28 Oktober 2010 tersebut, selain melibatkan pesawat tempur, juga didukung oleh beberapa pesawat angkut Hercules C-130, pesawat Intai Strategis Boeing 737 dan CN-235 MPA serta satu pesawat Air Refueling C-130 KC Tanker dan pesawat Heli SAR.

Sebelum melaksanakan misi penyerangan ke daerah sasaran di wilayah Sangatta, para penerbang terlebih dahulu melaksanakan briefing yang dipimpin oleh Komandan Lanud Sultan Hasanuddin Marsekal Pertama TNI Agus Supriatna sebagai Komandan didampingi Komandan Wing 5 Kolonel Pnb Mujianto bertindak sebagai Wadan Satlakopsud, disaksikan Tim Wasdal dari Mabes TNI Angkatan Udara.

Perlu 10 Skuadron Tempur
Sementara menurut KASAU Imam Syufaat, mulai tahun 2011 TNI-AU akan mendatangkan pesawat intai tanpa awak sebanyak 4 unit dan juga pesawat tempur Sukhoi. Pengadaan itu masih diproses di Departemen Pertahanan.

TNI AU membutuhkan 10 skuadron atau 160 pesawat hingga 2024 untuk memperkuat pertahanan negara. "Sesuai dengan strategi TNI-AU kedepan sampai 2024 kita membutuhkan 10 Skuadron atau 160 buah pesawat tempur," kata Kepala Staf TNI-AU Marsekal Imam Syufaat, di Sangata, Rabu (27/10).



"Pesawat jenis F.16 dan Sukhoi dibutuhkan untuk mendukung diplomasi kita," kata KASAU Marsekal Imam Syufaat menjawab pertanyaan wartawan usai menyaksikan kegiatan puncak kegiatan TNI-AU yang dilaksanakan di Sangata.

"Untuk menghadapi kondisi dan geografis yang butuhkan adalah jenis pesawat berbadan besar seperti Hercules dan tentunya kita masih membutuhkan pesawat seperti Sukhoi," katanya.

Ia menambahkan bahwa standar Alutsista TNI-AU memiliki peralatan yang sedang menuju ke 60 persen. "Karena anggaran kita sejak tahun 2008 kecil sekali sehingga pesawat kita sangat minim.Tahun 2010 ini lumayan besar," kata KASAU.

Sumber : ANTARA

Menhan: Alokasi Dana Panser Tarantula Pindad Sedang Dibicarakan


BANDUNG - Setelah sukses memproduksi Panser Anoa, PT Pindad akan memproduksi Panser Tarantula. Panser ini hampir sama fungsinya dengan Panser Anoa, hanya saja dilengkapi peralatan tambahan yakni canon.

Menteri Pertahanan RI, Prof Ir Purnomo Yusgiantoro MSc MA Phd, mengatakan, panser buatan Pindad ini nantinya juga akan digunakan untuk pertahanan TNI. Namun tidak menutup kemungkinan seperti Panser Anoa, Panser Tarantula ini diproduksi massal untuk pihak luar yang ingin membeli hasil karya anak bangsa ini.

"Panser Anoa sudah terbukti bisa digunakan untuk kendaraan di misi perdamaian. Dan beberapa negara seperti Malaysia bahkan sudah akan melakukan MoU untuk memesan panser ini. Panser Tarantula nantinya untuk menambah kekuatan pertahanan kita," kata Purnomo, saat ditemui usai mengisi Kuliah Umum Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB di Aula Timur ITB Jalan Ganeca, Jumat (5/11).

Menurut Purnomo, rencana pembuatan Panser Tarantula ini akan dibicarakan lebih lanjut termasuk alokasi dana untuk memesan alat tempur ini.

Sumber : TRIBUNJABAR.COM

Indonesia Bakal Memproduksi 500 Roket R-Han 122


LAMPUNG - Menteri Pertahanan Republik Indonesia Purnomo Yusgiantoro mengatakan dalam jangka waktu empat tahun ke depan Indonesia akan memiliki 500 roket sebagai pertahanan nasional.

"Insya Allah nanti pada tahun 2014 paling sedikit ada 500 roket R-Han 122 yang akan masuk dalam jajaran pertahanan kita dan ini merupakan hasil karya anak negeri selama enam tahun," kata Menhan di Waytuba, Waykanan, Lampung, Sabtu (6/11). R-Han 122, lanjut Menhan, berfungsi sebagai senjata yang berdaya ledak optimal dengan sasaran permukaan berdaya jangkau 11 hingga 14 km.

"Selama ini roket yang kita kembangkan telah diaplikasikan untuk kepentingan ilmiah atau sipil, diantaranya penginderaan jarak jauh, penelitian atmosfer, pemantauan cuaca atau peluncuran satelit, diharapkan nantinya roket ini akan dapat digunakan semaksimal mungkin untuk perkembangan teknologi rudal di dalam negeri," ungkapnya disela-sela uji coba peluncuran empat roket R-Han 122 dari Lapangan Dodik Latpur Rindam II/Sriwijaya Km 8 Baturaja.

Peluncuran dilakukan pukul 11.05 oleh Menteri Pertahanan RI, Purnomo Yusgiantoro. Empat roket yang diluncurkan terdiri dari tiga unit wearhead smoks dan satu unit wearhead live (tajam dan berisi eksposif). Empat roket jatuh sekitar 14 kilometer masuk di lapangan tembak pusat latihan tempur Martapura OKU Timur.

"R-Han adalah hasil kerja keras kita selama enam tahun. Tiga tahun pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh intitusi LAPAN, Pindad, PT Dirgantara Indonesia, Kementerian Pertahanan dan Menristek dan pada tiga tahun selanjutnya telah dikolaborasikan," ujarnya.

Kebijakan pembangunan sarana pertahanan, lanjut Menhan, merupakan bagian terpadu dari kebijakan pembangunan kekuatan pertahanan yang dirumuskan dengan mempertimbangkan kondisi geografi, demografi, sumber kekayaan alam buatan maupun kemampuan anggaran negara.

Sumber : ANTARA

Latihan Aerobatik Roulette di Langit Halim


JAKARTA - Pesawat Pilatus PC-9A milik tim terbang Aerobatik Royal Australian Air Force (RAAF) "Roulette" bersiap melakukan latihan terbang di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (8/11). Roulettes RAAF akan melakukan formasi terbang aerobatik "low level formation" selama Indonesian Defense Expo yang akan diselenggarakan di Kemayoran 10 - 13 November 2010. FOTO ANTARA/Widodo S. Jusuf/Koz/ama/10.





TNI AU Beli Dua Unit Pesawat Boeing 737-400


JAKARTA - TNI AU dan PT Garuda Indonesia mengadakan penandatangan nota kesepahaman tentang pengalihan dua unit pesawat Boeing 737-400, yang ditandatangai oleh Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat dan Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar, di Mabesau Cilangkap, Senin (8/11).

Penandatanganan nota kesepahaman ini adalah salah satu tahapan dalam mewujudkan proses pembelian 2 unit pesawat Boeing 737-400 dari PT Garuda Indonesia (Persero) ke pihak TNI AU, selanjutnya akan dilaksanakan proses pengadaan barang/jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu penyusunan dokumen kontrak jual beli.

Kasau Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, dalam Rencana Strategis Tahun 2010-2012, TNI AU telah memprogramkan dan menganggarkan untuk meningkatkan kemampuan alutsista agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penangkal, penindak, dan pemulih dalam rangka menegakkan kedaulatan negara di udara.

“TNI AU mengharapkan bahwa kegiatan penyusunan dokumen kontrak pembelian pararel dengan kegiatan pelatihan di bidang pemeliharaan, dan tim teknis, agar supaya pesawat tersebut dapat dioperasikan di TNI AU dengan segera”, ungkapnya.

Sementara itu, Dirut PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar menyatakan, sebagai “national flag carrier” selain menjalankan misi sebagai salah sebagai suatu entitas bisnis, Garuda memiliki peran strategis dalam mendukung pengembangan aspek perekonomian , sosial dan budaya, serta pertahanan dan keamanan negara.

Dikatakan, sejalan dengan peranannya tersebut, maka Garuda Indonesia senantiasa berupaya untuk dapat menjalin kerja sama serta memberikan dukungan bagi berbagai lembaga dan intitusi agar tercipta sinergi yang dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak dan pada umumnya bagi negara dan bangsa.

Sumber : PIKIRAN RAKYAT

Dana Kementerian Pertahanan Baru Cair Rp.600 Milyar



NAS-332 Super Puma TNI AU

JAKARTA - Jatah Kementerian Pertahanan (Kemenhan) untuk menambah kebutuhan alutsista berupa pinjaman dalam negeri sebesar Rp 800 miliar di tahun 2010 ini baru terealisasi sebesar Rp 600 miliar, atau 75% dari total jatah pinjaman. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengungkapkan hal itu akhir pekan lalu.

Dana tersebut diperoleh dari pinjaman kepada Bank BNI 46. "Pemerintah memang sedang memprioritaskan pendanaan lewat pinjaman dalam negeri," ujarnya.

Dana Rp 600 miliar tersebut nantinya dipergunakan untuk membeli alutsista dari industri nasional. Salah satunya membeli senjata serbu SS2 untuk TNI AD, perangkat radar dan sonar untuk CN-235 TNI AL, dan heli Super Puma 332 untuk TNI AU.

Sisa jatah Rp 200 miliar yang akan diperoleh dari bank-bank nasional lainnya diharapkan bisa cair sebelum akhir 2010. "saat ini kami sedang sibuk-sibuknya mengusahakan agar dana tersebut bisa cair," tambahnya.

Sumber : KONTAN