Minggu, 25 Desember 2011

Selamat Datang Tank TNI di Bulungan!


(Leopard 2A6, salah satu MBT terbaik di dunia)

Modernisasi Alat Utama Sistem Senjata oleh negara beberapa tahun ini ramai dibicarakan dalam berbagai forum resmi maupun forum militer di berbagai situs jejaring sosial dan internet. Salah satu yang menjadi perbincangan menarik adalah seputar perlu tidaknya indonesia memiliki tank kelas berat alias Main Bettle Tank (MBT).

Bulungan menyambut alutsista sangar.


Rencana Indonesia untuk membeli sejumlah di tank kelas berat menambah hangat perbincangan, terlebih dalam rencana tersebut sejumlah MBT akan disebar dikawasan perbatasan di kalimantan, itu artinya sejumlahlah tank kelas berat itu bakal nongkrong di Yonif Kaveleri di Pontianak (Kalbar) menyusul kemudian Yonif Kaveleri di Bulungan yang juga akan diaktifkan. Pemerintah khususnya TNI AD memiliki pilihan MBT jika tidak Leopard dari Jerman dan ya T-90 Rusia.

Kabar mengenai rancana penempatan sejumlah Tank di Bulungan mencuat setelah situs Defend Studies dan Indonesia Defend mengemukakan bahwa :

Komandan Kodim 0903/Tanjung Selor Letnan Kolonel Inf Gema Repelita mendampingi Tim dari Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) meninjau rencana pembangunan Batalyon Kaveleri TNI AD di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kaltim. Kegiatan peninjauan tersebut berlangsung selama dua hari dari tanggal 17 hingga 18 Oktober 2011.

Tim dari Mabesad yang melaksanakan kunjungan adalah Kolonel Inf Suyatno Paban III/Binorg Sopsad, Letkol Czi Haryono Pabandya 2/Pangkalan Slogad, Mayor Kav Susanto Kabag Binmat Sdirlitbang Pussenkav dan Mayor Arm I Gusti Agung Putu S Pabanda Binorg Spaban III Sopsad.

Selain Dandim 0903/Tsr turut mendampingi Tim dari Mabesad tersebut Kasbrigif 24/BC Letkol Inf ST Agus Santoso. Direncanakan Yonkav Kodam VI/Mlw mulai dibangun tahun 2012 berdampingan dengan Mabrigif 24/BC dan direncanakan menggunakan ranpur tank Leopard 2 type Main Battle tank buatan Jerman dengan spesifikasi berat 62,3 ton, panjang 9,97 meter dan lebar 3,75 meter.


Sebagian besar kawan-kawan di forum militer menyetujui rencana besar tersebut, menurut mereka penempatan MBT akan memberikan keseimbangan kekuatan militer disepanjang perbatasan, apalagi jumlah yang tank yang direncanakan akan dibeli berkisar 50 hingga 100 buah. Disisi lain negara sahabat seperti malaysia sudah memiliki sejumlah MBT pabrikan Polnad PT-91, Singapura memiliki Leopard, demikian juga Thailand diantaranya M48 Patton (US). Kepemilikan MBT oleh indonesia akan memberi dampak keseimbangan kekuatan khususnya dikawasan Kalimantan. Seorang pengamat militer bahkan memperkirakan Yonkav di Kalbar paling tidak memiliki satu batalyon kavaleri berkekuatan 70-75 MBT, mengingat ATM sudah memiliki brigade artileri dan kavaleri di Sarawak

Disisilain ada juga forumer yang menyetujui rencana pembelian MBT, namun mempertanyakan pergelaran MBT di kalimantan, menurutnya MBT kurang cocok di kalimantan mengingat kontur tanahnya yang kurang mendukung sehingga dikawatirkan amblas mengingat bobot MBT mencapai 60 Ton, mereka berpendapat lebih baik pergelaran diberikan pada tank-tank kelas ringan saja (Light Tank) dari jenis Scorpion, dan AMX-13 yang lebih cepat. Menurutnya lagi sebagian besar Main Bettle Tank milik ATM juga tidak akan jauh-jauh dari semenanjung mengingat negara itu sendiri dari awal memang mempersiapkan MBT untuk menghadapi MBT Abrams (US) dan Leopard Singapura.

Terlepas dari berbagai macam perbincangan hangat tersebut, Yonif Kaveleri Bulungan yang akan diaktifkan dalam tahun-tahun kedepan mau tak mau harus berbenah diri, terlepas jenis Tank apa yang akan kita terima, -mau MBT atau Light Tank sama saja-, paling tidak kita di Bulungan telah memiliki sedikit gambaran mengenai jenis tank yang mungkin akan bercokol di Bulungan, TNI AD setidaknya memiliki sekitar sejumlah Tank kelas ringan (Light Tank) dari jenis Scorpion dan AMX-13, selain MBT yang masih terus diusahan hadir sebagai alutsisita penting TNI kedepan.

( T-90, MBT Rusia yang berkelas)

Kaveleri TNI Angkatan Darat (AD) akan mendapatkan tambahan peralatan baru sebanyak 65 unit kendaraan tempur MBT, 53 unit kendaraan tempur Tank Medium dan 60 unit kendaraan tempur Panser Kanon Medium dalam kurun tahun 2011-2014. Kekuatan ini akan bertambah mengingat Indonesia melalui Pindad akan memproduksi Panser Kanon 90 mm untuk Kavaleri dan panser Kanon 20 mm untuk Infantri Mekanis.

Terlepas dari kekuatan Tank yang digunakan oleh Korps Marinir indonesia macam BMP-2, BMP-3F, BTR-50, PT-76 plus LVTP-7, semua tank Korp Marinir memang identik dengan Rusky (Rusia)

Saya berharap setidaknya selain jenis tank yang akan didrop ke Bulungan, Brigif kita disini juga kebagian alutsista buatan dalam negeri misalnya Panser APC Anoa 6x6 buatan indonesia yang sudah terkenal dan diekspor ke berbagai negara, atau bisa juga baru-baru ini kendaraan taktik 4x4 macam Bhirawa (Sherpanya Pindad Indonesia) atau Garda yang juga butan Indonesia. Tak ada salahnya jika di Bulungan juga dibentuk Yonif Infantri Mekanis dengan panser Anoa 6x6 sebagai salah satu kendaraan tempur pendukung Kavaleri.

Spesikifasi MBT dan Light Tank, calon penghuni Yonkav Bulungan.


Berbicara mengenai jenis-jenis tank yang bakal menempati posnya di Bulungan, kurang afdol rasanya jika tidak membahas mengenai spesifikasinya. Dalam tulisan ini saya kan mengerucutkannya pada dua jenis MBT dan dua jenis Light Tank saja yaitu Leopard, T-90, Scorpion, dan AMX-13, sedangkan Panser APC Anoa, serta kendaraan taktis macam Bhirawa dan Garda tidak dapat dikategorikan sebagai jenis tank mengingat kendaraan taktis lebih banyak digunakan oleh sebagai pasukan tempur infantri.

Pertama kita akan membahas mengenai Leopard 2A6, Tank kelas berat ini dianggap salah satu yang terbaik di dunia, itulah sebab mengapa Tank ini menjadi salah satu pilihan utama MBT indonesia kedepannya.

MenurutKepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo, Leopard punya beberapa keunggulan pemilihan tank tempur utama (main battle tank/MBT) Leopard 2A6 sudah melalui berbagai kajian dari beberapa aspek. Antara lain, aspek strategi militer, yakni susunan kekuatan militer dibangun dan dipersiapkan sejak dini dengan asumsi adanya ancaman yang paling mungkin.

Pramono menyatakan, setiap negara dalam strategi militernya pasti fokus kepada desain kapabilitas objektif, berupa susunan satuan-satuan tempur, bantuan tempur (banpur), dan unsur pendukung secara terintegratif dan komprehensif. Keunggulan militer di atas kertas, imbuhnya, dapat dinilai dari keunggulan kapabilitasnya dari sudut kemampuan daya gerak atau manuver, daya tembak, daya kejut, dan daya penghancur, serta daya tahannya sebagai kekuatan. "Baik itu penangkal, penindak, penghancur maupun pemulih," kata Pramono.

Dia melanjutkan, kalau dilihat dari taktik bertempur matra darat, maka Tank Leopard adalah pilihan yang tepat untuk menghadapi kekuatan darat lawan yang memiliki tank MBT sekelasnya. Dalam taktik bertempur kekuatan tank tempur, kata Pramono, harus dihadapi dengan tank tempur pula.Ditinjau aspek itu, menurut Pramono, keunggulan MBT Leopard bisa digunakan, yang meliputi kemampuan daya gerak, tembak, daya kejut dan penghancuran. Belum lagi keunggulan desain teknologinya yaitu, besaran calibernya 120 milimeter, jarak capai, kemampuan penetrasi dan penghancurannya, stabilizer system dan armor protection-nya.

Leopard, sambung Pramono, juga punya keunggulan yang sangat menentukan yaitu, kemampuan firing control system dan automatic target tracking system yang sangat akurat, serta auto ammo loader guna mempercepat daya tembaknya, thermal imaging sight, laser range finder, dan balistic computer. Pramono mengatakan, aspek geografi Indonesia juga menentukan pemilihan MBT Leopard yang beratnya 63 ton. Tank tersebut, sebut dia, dapat bergerak dan bermanuver dengan leluasa di wilayah Indonesia, kecuali di wilayah tertentu yang tidak memungkinkan bagi manuver tank tempur berat.

(Scorpion 90, Little MBT Indonesia)

Selain Leopard Indonesia juga punya calon lain untuk MBT untuk angkatan darat yaitu T-90 Rusia, Tank ini dianggap termasuk yang terbaik dikelasnya. Dewasa ini T-90 merupakan Tank Tempur Utama Rusia (MBT) yang dikembangkan dari T-72, dan saat ini merupakan tank paling modern yang beroperasi dengan AD dan Infanteri AL Rusia, dan AD India.

T-90 menggunakan senapan dan pembidik gunner 1G46 dari T-80U, mesin baru, dan penjejak panas. Termasuk sistem perlindungan Kontakt-5 ERA, penerima peringatan laser, kreator pulsa elektromagnetik EMT-7 untuk memusnahkan ranjau magnetis dan sistem jamming ATGM inframerah Shtora. Tank ini dirancang dan dibuat oleh Uralvagonzavod, di Nizhny Tagil, Rusia.

Persenjataan utama T-90 adalah meriam smoothbore 2A46M 125 mm. Meriam ini adalah versi modifikasi meriam anti-tank Sprut, dan merupakan meriam yang sama yang digunakan oleh tank seri T-80. Meriam ini dapat diganti tanpa pembongkaran turret dan mampu menembakkan amunisi armour-piercing fin-stabilized discarding sabot (APFSDS), high-explosive anti-tank (HEAT-FS), and high explosive fragmentation (HE-FRAG), serta misil kendali anti-tank 9M119M Refleks. Misil Refleks memiliki kendali sinar laser semi-otomatis dan tandem dengan hulu ledak HEAT. Memiliki jarak tembak efektif 100 m hingga 6 km, dan dengan waktu 17,5 detik untuk mencapai jarak maksimum. Refleks dapat menembus ~ 950 mm besi baja dan juga dapat ditembakkan ke sasaran udara rendah seperti helikopter.

Senapan mesin anti-pesawat Kord yang 12.7mm dapat dioperasikan dari dalam tank oleh komandan dan memiliki jangkauan 2 km dengan 650-750 putaran per menit dengan 300 kotak amunisi. Senapan mesin coaxial PKT 7,62 mm dengan berat sekitar 10,5 kg, mempunyai kapasitas 250 kotak amunisi (7000 putaran) dengan tambahan berat 9,5 kg.

Ok, kita sudah membahas sedikit MBT buatan Rusia dan Jerman yang memang dari jaman bahari dikenal sebagai Maestro dalam meracik Main Bettle Tank kelas dunia. Nah lalu bagaimana dengan Light Tank yang juga punya kans yang besar menjadi kadindat keluarga besar Yonif Kavaleri Bulungan.

Light Tank Scorpion 90, kadang disebut juga Little MBT-nya Indonesia. Scorpion adalah tank ringan dengan bobot sekitar 8 ton. Jadi menurut analis, inilah tank yang cocok untuk kondisi geografis Indonesia. Bobotnya yang ringan, memudahkan mobilitas tank ini, rantainya pun tak merusak aspal jalan. Riwayat desain tank ini cukup panjang, mulai dirancang pada tahun 1967 dan mulai beroperasi untuk Angkatan Darat Inggris di tahun 1973. Dengan rancang bangun dan bobot yang ringan, dua unit Scorpion versi intai/Combat Vehicle Reconnaissance dapat dimasukan ke dalam sebuah pesawat angkut tipe C-130 Hercules.

(AMX-13, Light Tank utama Indonesia)

Ada beberapa versi Scorpion, persenjataan yang paling berat memang kanon kaliber 90 mm, tapi Scorpion juga ditawarkan dalam versi kanon 76 mm dan SMB (senapan mesin berat) kaliber 12,7 mm. Versi kanon 76 mm pernah dilibatkan oleh Inggris dalam perang Malvinas dan perang Teluk pertama. Masing-masing versi pada kubahnya dibekali senapan mesin coaxial berkaliber 7,62 mm. Khusus untuk versi 90 mm yang menggunakan kanon Cockerill 90mm milik TNI-AD, mampu membawa 40 amunisi dari tipe HE, HEAT, HESH dan Smoke (dengan phosphorus).

Scorpion sempat diterjunkan dalam operasi penumpasan GAM di NAD, tapi kemudian urung dilakukan karena ancaman embargo suku cadang oleh pemerintah Inggris. Populasi Scorpion dalam beberapa tipe saat ini mencapai 3000 unit di seluruh dunia. Indonesia sendiri disebut memiliki kurang lebih 90 unit Scorpion.

Light Tank AMX-13, berbeda dengan Scorpion 90 asal UK, AMX-13 Indonesia ini buatan pabrikan Prancis, jumlahnyapun disebut paling banyak dijajaran TNI AD saat ini, AMX-13 saat ini menjadi tank utama milik TNI jumlahnya disinyalir kurang lebih 275 unit. Amx-13 versi Canon ini memiliki bobot berat kosong 13.7 ton dan Berat tempurnya 14.5 ton.

AMX-13 yang kini dioperasikan TNI-AD telah mengalami program retrofit di Direktorat Peralatan Bengkel Pusat Peralatan TNI-AD pada tahun 1995, retrofit tersebut mencakup pemasangan mesin Detroit Diesel DDA GM6V-53 T, 6 silinder 2 langkah turbocharged dengan daya 290 BHP/2800 RPM dan Torsi 91,67 KGM/1600 RPM yang mampu meningkatkan power weight ratio dan pemakaian bahan bakar lebih hemat. AMX-13 menggunakan transmisi otomatis ZF 5WG-180 dengan 5 percepatan maju dan 2 percepatan mundur, hal ini tentu lebih memudahkan pengoperasian tank. Untuk suspensi mengadopsi tipe hydropnematic “Dunlostrut”, meningkatkan kemampuan lintas medan dan mampu menambah kenyamanan awak tank.

Dan baru-baru ini pada tahun 2011 PT. Pindad dipercaya melakukan Upgread kemampuan dari Light Tank andalan TNI AD ini, misalnya ukuran kanon sebelumnya berkisar 75 mm naik taraf menjadi 105 mm versi SPHnya AMX Mk 61. AMX-13 juga diperkuat dengan senapan mesin kaliber 7,62 mm dengan 3600 peluru.

Demikianlah sedikit mengenai gambaran mengenai calon penghuni Yonif Kavaleri Bulungan, semoga bermanfaat.

Sumber:

http://rindam-brawijaya.blogspot.com/2010/02/pusenkav-inginkan-main-battle-tank-mbt.html

http://defense-studies.blogspot.com/2011/10/yonkav-kalimantan-timur-akan-diperkuat.html

http://defense-studies.blogspot.com/2011/12/pemerintah-siapkan-us280-juta-untuk-100.html

http://defense-studies.blogspot.com/2011/02/pussenkav-ujicoba-amx-13-upgrade.html

Rabu, 23 November 2011

Yonkav Kalimantan Timur Akan Diperkuat Dengan Leopard 2




Tank Leopard 2 buatan Jerman (photo : Militaryphotos)

Dandim 0903/TSR Dampingi Tim Mabesad Tinjau Rencana Pembangunan Batalyon Kavaleri di Tanjung Selor

Tanjung Selor - Komandan Kodim 0903/Tanjung Selor Letnan Kolonel Inf Gema Repelita mendampingi Tim dari Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad) meninjau rencana pembangunan Batalyon Kaveleri TNI AD di Desa Gunung Sari, Kecamatan Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan, Kaltim. Kegiatan peninjauan tersebut berlangsung selama dua hari dari tanggal 17 hingga 18 Oktober 2011.

Tim dari Mabesad yang melaksanakan kunjungan adalah Kolonel Inf Suyatno Paban III/Binorg Sopsad, Letkol Czi Haryono Pabandya 2/Pangkalan Slogad, Mayor Kav Susanto Kabag Binmat Sdirlitbang Pussenkav dan Mayor Arm I Gusti Agung Putu S Pabanda Binorg Spaban III Sopsad.

Selain Dandim 0903/Tsr turut mendampingi Tim dari Mabesad tersebut Kasbrigif 24/BC Letkol Inf ST Agus Santoso. Direncanakan Yonkav Kodam VI/Mlw mulai dibangun tahun 2012 berdampingan dengan Mabrigif 24/BC dan direncanakan menggunakan ranpur tank Leopard 2 type Main Battle tank buatan Jerman dengan spesifikasi berat 62,3 ton, panjang 9,97 meter dan lebar 3,75 meter.

Produsen Alutsista Indonesia Tampilkan Produk-produk Baru di Indodefence 2010 (1)


13 November 2010

Panser 6x6 Anoa V2 dengan kemampuan amfibi (photo : Defense Studies)

Indodefence 2010 merupakan pameran pertahanan tingkat internasional ke-4 yang diadakan oleh Indonesia. Pada pameran kali ini sekaligus digabungkan dengan hajatan IndoMarine dan IndoAerospace. Pameran kali ini berlangsung dari tanggal 10-13 November 2010 di JIExpo Kemayoran-Jakarta.

Matra Darat

SS2 versi bullpup (photo : Defense Studies)

Dalam pameran kali ini Pindad menampilkan produk baru berupa varian senapan SS2 bullpup, serta amunisi tipe besar. Tidak ketinggalan panser 6x6 Anoa dalam beberapa varian yaitu APC, Kanon, Komando, ARV, Pengangkut Amunisi, Pengangkut BBM, Ambulans, dan Mortar Carrier. Seri V2 juga diluncurkan dengan varian amfibi ditampilkan pula miniatur panser Anoa V2 yang dilengkapi RCWS (Remotely-Controlled Weapon Systems).

RHan-122 beserta kendaraan peluncur gerak sendiri dan ditarik (photo : Defense Studies)
Roket pertahanan RHan 122 yang baru saja sukese diuji coba di Batujajar juga ditampilkan berikut kendaraan peluncurnya berupa Landrover (self propelled) ataupun towed. Roket yang digunakan oleh TNI AL ini akan segera memasuki produksi massal.
P4x4-kendaraan taktis 3/4 ton rancangan PT. Pindad (photo : Defense Studies)
Kendaraan taktis ¾ ton 4x4 yang saat ini sedang bersaing dan akan diproduksi 300 buah kesemuanya ditampilkan dalam pameran yaitu P4x4 buatan Pindad, Gudel dari Pacific Technology bekerjasama dengan AIPO, Land Rover dan Jeep J-8. Belum ada pengumuman resmi mengenai hasilnya.

Gudel-kendaraan taktis 4x4 rancangan PT. Pacific Technology (photo : Defense Studies)

Pindad juga bersiap untuk segera memproduksi kendaraan taktis 4x4 Arwana. Kendaraan yang sepintas mirip Daewoo-Barracuda ini akan dipakai oleh Brimob (brigade Mobil) Kepolisian Indonesia.

Matra Udara

CN-235NG dengan beberapa perubahan dari versi awal (photo : Defense Studies)
PT. Dirgantara Indonesia menampilkan miniatur CN-235NG, perbedaan utama dibanding pendahulunya ada pada tiga hal yaitu penghilangan rampdoor, tambahan wingtip di ujung sayap, dan pembenahan avionic. Dengan adanya perubahan tersebut bobot pesawat menjadi berkurang dan kecepatan semakin bertambah, sebaliknya konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat.
Bumblebee-Helikopter serang berbobot ringan (photo : Defense Studies)
Ditampilkan pula miniatur heli serang untuk Angkatan Darat dengan nama Bumblebee. Heli serang dengan MTOW 2500 ton ini mengambil dasar dari heli ringan Bo-105.Beberapa jenis Target Drone tipe sedang juga dipamerkan, wahana ini telah beberapa kali diuji coba oleh Angkatan Darat dan dinyatakan berhasil dengan baik.

(Defense Studies)

Selasa, 22 November 2011

Kapal Perang Australia Kunjungi Surabaya





SURABAYA - Para Komandan dan awak kapal perang Angkatan Laut Australia HMAS Warramunga dan HMAS Sirius akan disambut secara resmi di Dermaga Jamrud Utara, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, pada Minggu (20/11).

Menurut keterangan pers Kedubes Australia yang disampaikan di Jakarta, Kamis malam, kapal-kapal tersebut tiba di Surabaya dengan sekitar 250 awak kapal untuk suatu kunjungan empat hari (20 - 23 Nov), guna mengadakan latihan "Exercise New Horizon", latihan bilateral dua tahunan antara Angkatan Laut Australia dan TNI Angkatan Laut.

Kedua kapal akan bergabung dengan kapal-kapal TNI AL KRI Frans Kaisiepo dan KRI Abdul Halim Perdanakusuma untuk suatu latihan tiga-hari di laut, sebelum kembali ke Australia.

Sumber : KEMHAN

Indobatt Juara Menembak di Sektor Timur Unifil

LEBANON - Sejumlah prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Yonmek Kontingen Garuda XXIII-E/Unifil atau Indonesia Battalion (Indobatt), berfoto bersama usai mengikuti pertandingan menembak bertajuk "Sector East Inter Contingent Combat Shooting Championship 2011" di lapangan tembak Sektor Timur Unifil, Ebel Al Saqi, Lebanon Selatan, Sabtu (19/11). Pertandingan yang berlangsung dalam cuaca hujan berkabut dan bersuhu 8 derajat celcius itu diikuti 6 negara, Indonesia, India, Spanyol, Nepal, Malaysia dan Lebanon. Prajurit TNI tampil sebagai juara dengan total nilai 342, India pada urutan kedua dengan nilai 329 dan Spanyol urutan ketiga dengan nilai 281. FOTO ANTARA/KUWADI/ss/ama/11



USS Essex Berlabuh di Benoa, Bali


DENPASAR - Kapal Induk AS USS Essex berlabuh di Kawasan Pelabuhan Benoa, Denpasar, Minggu (20/11). Kapal Induk yang menampung 3 ribu awak tersebut untuk membantu pengamanan kunjungan Presiden AS Barrack Obama pada KTT ke-19 ASEAN lalu serta dalam rangka meningkatkan kerjasama Marinir AS dengan Indonesia. FOTO ANTARA/ Wahyu Putro A/hp/11




Empat Unsur KRI Dari Koarmabar Berlatih Peran




JAKARTA - Empat unsur KRI dari jajaran Koarmabar, masing-masing KRI Cut Nyak Dien-375, KRI Sultan Thaha Saifudin-376, KRI Teluk Celukan Bawang-532 dan KRI Clurit-641 yang tegabung dengan seluruh unsur yang terlibat dalam latihan Armada Jaya (AJ) XXX/11 melaksanakan latihan berbagai macam peran baik peran tempur, peran bahaya udara, peran bahaya permukaan, peran bahaya bawah air serta peran-peran lainnya.

Saat melintasi Laut Jawa, keempat unsur Koarmabar beserta seluruh unsur yang terlibat dalam latihan Armada Jaya (AJ) XXX/11 juga melaksanakan latihan menembak dengan berbagai jenis senjata, mulai dari meriam Kaliber 12,7 mm sampai meriam dengan Kaliber 120 mm.

Gelar latihan Armada Jaya (AJ) XXX/11 tersebut merupakan latihan perang puncak TNI Angkatan Laut yang melibatkan 23 KRI dari Komando Armada RI Kawan Timur (Koarmatim), Komando Armada RI Kawan Barat (Koarmabar) dan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), satu Batalyon Tim Pendarat (BTP) beserta persenjataannya dari Korps Marinir (Kormar), 10 pesawat intai maritim dari Pusat Penerbangan TNI Angkatan Laut (Pusnerbal) serta unsur pendukung lainnya seperti Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), Kesehatan, Psikolog dan hukum.

Sumber : PEN KOARMABAR

Indonesia Tengah Kembangkan Rantis di Pindad


JAKARTA - Indonesia sedang mengembangkan produksi kendaraan taktis (Rantis) dalam negeri di PT Pindad Bandung. Diharapkan Rantis lokal ini bisa sejajar dengan Hummer produksi Amerika Serikat (AS).

"Kita akan mengembangkan industri kendaraan taktis, ya kayak Hummer. Ini sudah dikerjakan oleh Pindad. Kita harapkan dalam waktu beberapa bulan ini selesai. Itu joint production," ujar Menhan Purnomo Yusgiantoro usai rapat soal alutsista di Istana Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (10/11).

Menurut Purnomo, Rantis ini nantinya akan digunakan oleh pasukan khusus Indonesia maupun brigade-brigade tempur TNI. Pemerintah saat ini terus berusaha mengembangkan BUMN strategis untuk mencukupi kebutuhan alutsista TNI dan Polri. Berbagai cara dilakukan, mulai dari penyertaan modal negara hingga mengembangkan pasar untuk menjual alutsista buatan Indonesia.

"Bagaimana kita mendorong agar terjadi pergeseran yang tadinya impor kemudian produksi bersama kemudian juga bisa jadi produksi dalam negeri," jelas Purnomo.

Sumber : DETIKNEWS.COM

Sabtu, 20 Agustus 2011

TNI-AU Makin Kuat, 30 F-16 Blok 32 dan 6 Sukhoi Hadir Segera


Sukhoi Su-35 diminati petinggi TNI AU. (Foto: Sukhoi)

19 Agustus 2011, Sungai Raya, Kalimantan Barat (ANTARA News): Pada tahun-tahun mendatang TNI-AU akan semakin berotot. Penyebabnya, 30 F-16 Fighting Falcon Blok 32 akan hadir sebagaimana enam Sukhoi Su-27 Flanker, lengkap dengan semua persenjataan dan sistem avionikanya.

Apakah ini bisa menjadi batu penanda, mengembalikan kejayaan AURI pada dasawarsa '60-an? Semoga demikian; demikian juga untuk matra laut dan darat TNI secara keseluruhan untuk kemakmuran bangsa.

"Berdasarkan hasil pertemuan terakhir dengan pihak Amerika Serikat beberapa waktu lalu, telah disepakati Indonesia akan menerima 24 pesawat tempur F16 bekas dari negara itu. Plus enam cadangan, sehingga total menjadi 30 unit," tutur Kepala Staf TNI-AU, Marsekal TNI Imam Sufaat.

Sufaat, bekas penerbang tempur A-4 Skyhawk, pada saat menyatakan hal itu berada di Pangkalan Udara TNI-AU Supadio, Sungai Raya, Kalimantan Barat, Jumat. Dia dan rombongan petinggi TNI-AU meninjau kesiapan Supadio menjadi pangkalan empat pesawat intai nirawak (UAV - unmanned aerial vehicle), yang kini sudah mencapai 80 persen dari persyaratan teknis dan nonteknis.

Jika nanti keempat UAV itu dioperasikan --awal tahun depan-- pengawasan dan sistem peringatan dini terhadap pelanggaran udara nasional di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia dan perairan internasional di Laut China Selatan, semakin meningkat secara signifikan.

30 F-16 yang dia maksud itu merupakan blok 32. Saat ini, Indonesia memiliki 12 F-16 seri A dan B yang berasal dari blok 15 hasil pengadaan pada dasawarsa '80-an yang ditempatkan di Skuadron Udara 3 di Pangkalan Udara Utama TNI-AU Iswahyudi, Madiun, Jawa Timur; itupun dua di antaranya sudah hancur karena kecelakaan non perang.

Nanti ke-30 F-16 Blok 32 hibah Angkatan Udara Amerika Serikat itu akan ditingkatkan ke blok 52 lengkap dengan persenjataan mutakhirnya, di antaranya peluru kendali AIM-9 Sidewinder dan AGM-84 Harpoon buatan McDonnel Douglas.

Seluruh F-16 hibah hasil pembicaraan tingkat tinggi antara Presiden Susilo B Yudhoyono dengan koleganya, Presiden Barak Obama, itu akan elengkapi jumlah yang ada saat ini. Dari semula satu skuadron tempur saja, maka F-16 itu akan dimekarkan menjadi dua skuadron tempur, yang alokasi pangkalannya belum ditentukan secara persis.

Jika dari Barat kehadiran arsenal udara diwakili F-16 dan F-5E Tiger II serta BAE Hawk 109/209, maka Rusia juga punya wakil berupa pesawat tempur strategis, Sukhoi Su-27 dan Su-30 Flanker, yang kelasnya dipahami di atas F-15 Eagle dalam konfigurasi avionik dan persenjataan penuh dan sempurna.

Kehadiran pesawat-pesawat tempur Uni Soviet pada dasawarsa '60-an menjadikan AURI sebagai kekuatan udara paling berotot di belahan selatan dunia. Kekuatan ini juga yang menciutkan nyali Belanda untuk menancapkan kaki kembali di Papua dan menjadikannya sebagai koloninya di Asia Tenggara.

Dalam Operasi Trikora itu, 26 Tupolev Tu-16 Badger memainkan peran sangat penting karena pembom strategis dengan peluru kendali AS-1 Kennel mampu menjangkau seluruh benua Australia dari pangkalannya di Madiun.

Menurut Sufaat, "Pada 2011 juga sudah dipersiapkan tambahan enam unit Sukhoi lengkap dengan persenjataannya untuk melengkapi jumlah yang ada sekarang sebanyak 10 unit," tuturnya. Seluruh Sukhoi yang bisa bermanuver sangat mengerikan itu --salah satunya Pugachev's Cobra-- ditempatkan dalam Skuadron Udara 11 yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama Hasanuddin, Makassar.

Opsi menambah dan memperkuat arsenal udara dari keluarga Sukhoi mengental terus. Setelah lengkap berjumlah satu skuadron (16 unit), akan terus ditambah minimal sampai berjumlah 32 unit dari jenis Su-27 dan Su-30.

"Bahkan petinggi TNI-AU sangat berminat dengan Sukhoi Su-35 BM minimal satu skuadron. Untuk memenuhi kriteria kesiapan tempur minimum sampai 2014, TNI-AU memerlukan minimal 10 skuadron tempur," kata Sufaat.

Su-35 BM merupakan tipe terkini Sukhoi sebelum keluar PAK-50 yang diketahui mampu meladeni F-22 Raptor-nya Amerika Serikat dengan segala kecanggihannya.

Sebelum ini, masih ada perkuatan di tubuh TNI-AU, karena pada Desember 2010 dilakukan penandatanganan kontrak pembelian 16 unit EMB-314 Super Tucano buatan Brazil. Pesawat counter insurgency dengan mesin turboprop ini diproyeksikan menggantikan OV-10 Bronco buatan North American Rockwell hasil pengadaan pada 1975.

Empat bulan kemudian, yaitu pada April 2011 sudah ada kepastian pengadaan pesawat latih/tempur taktis ringan T-50 buatan Korea Selatan. Kemenangan T-50 Eagle ini sekaligus mengakhiri persaingan antara Korea Selatan dan Rusia yang menawarkan Yakolev Yak-130 Mitten.

"Mereka ditempatkan ke dalam dua skuadron udara. Mulai awal tahun depan sudah berdatangan ke sini," kata pemimpin puncak ke-18 TNI-AU itu.

Sumber: ANTARA News

Inggris Tawarkan Typhoon ke Indonesia


Eurofighter Typhoon. (Foto: Eurofighter)

18 Agustus 2011, Jakarta (KOMPAS.com): Inggris berkomitmen meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di berbagai bidang, yang selama ini sudah terjalin baik, mulai dari bidang ekonomi, perdagangan, perubahan iklim, pendidikan, perang terhadap terorisme dan ekstremisme, hingga pertahanan.

Di sektor pertahanan, tidak menutup kemungkinan Inggris akan menawarkan berbagai persenjataan terbarunya untuk dibeli Indonesia.

Demikian diungkapkan Duta Besar Inggris, Mark Canning, di sela-sela acara berbuka puasa bersama wartawan di kediaman resminya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2011).

Canning adalah Dubes Inggris yang baru untuk Indonesia, menggantikan dubes lama, Martin Hatfull.

Menurut Canning, Indonesia dan Inggris memiliki hubungan kerja sama yang baik di bidang pertahanan. "Kami telah menjual beberapa peralatan pertahanan penting ke Indonesia, contohnya pesawat Hawk," ujar diplomat karir, yang pernah bertugas di Kedubes Inggris di Jakarta, tahun 1993-1997, itu.

Saat ditanya, apakah Inggris juga akan berusaha menjual pesawat tempur terbarunya, Eurofighter Typhoon, kepada Indonesia, Canning menjawab antusias, "Saya akan berusaha menjual apa pun yang saya bisa."

Industri pertahanan menjadi salah satu sektor industri yang diandalkan negara-negara Barat untuk membantu pemulihan ekonomi, yang terkena krisis berkepanjangan hingga saat ini. Negara-negara Asia, yang menjadi kekuatan ekonomi baru di dunia, menjadi pasar menggiurkan dari industri pertahanan ini.

Namun, segencar apa pun promosi yang dilakukan produsen senjata Eropa, mereka hampir selalu kalah dengan produk-produk AS. Pesawat Rafale yang dibuat pabrikan Dassault dari Perancis, misalnya, sudah dipromosikan sejak tahun 2000, tetapi belum pernah sekalipun memenangkan kontrak pembelian.

Di Maroko, Rafale kalah dengan F-16 Block 52 buatan Lockheed Martin, AS. Sementara AU Korsel dan Singapura lebih memilih F-15 Eagle produksi Boeing daripada Rafale.

Demikian juga dengan Typhoon, pesawat tempur yang dikembangkan bersama oleh Inggris, Jerman, Italia, dan Spanyol dalam konsorsium Eurofighter, itu, baru mendapat dua pelanggan di luar negara-negara pembuatnya, yakni Austria dan Arab Saudi.

Maret lalu, sempat muncul berita di harian The Times, Inggris, Kementerian Pertahanan Inggris sedang dalam pembicaraan serius dengan pemerintah Indonesia, yang ingin membeli 24 pesawat Typhoon senilai 5 miliar poundsterling (Rp70,3 triliun). Namun, berita ini langsung dibantah salah satu menteri di Kementerian Pertahanan Inggris, Gerald Howarth, sehari kemudian.

Indonesia memiliki sejarah pahit pembelian senjata dari Inggris. Pesawat Hawk 100/200 yang dipesan TNI AU dari Inggris akhir dekade 1990-an lalu sempat tertunda-tunda pengirimannya, dan bahkan sempat dikirim tanpa perlengkapan radar, komunikasi, dan perangkat navigasi (Kompas, 8/4/2000), setelah Indonesia diembargo karena dituduh menggunakan pesawat itu untuk mengebom pemberontak Timor Timur.

Sumber: KOMPAS

Empat Pesawat Tanpa Awak Tiba Akhir 2011


SUNGAI RAYA - KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat mengatakan, empat pesawat tanpa awak segera ditempatkan di Pangkalan TNI AU Lanud Supadio pada akhir 2011. "Pesawat tanpa awak ini diarahkan untuk memperkuat kemampuan pemantauan termasuk daerah perbatasan di Kalimantan Barat, bahkan juga dioperasikan untuk pengawasan di pulau Kalimantan," katanya saat berkunjung ke Lanud Supadio Pontianak, Jumat (19/8) sore.

Saat ini proses pembangunan hanggar untuk empat pesawat tersebut sudah delapan puluh persen dikerjakan dan ditargetkan dalam waktu dekat pengerjaannya sudah selesai.

"Karena pengadaan pesawat tanpa awak ini dilakukan oleh Kementerian Pertahanan, kita belum tahu pasti kapan pesawat itu bisa ditempatkan di Lanud Supadio. Namun, kita harapkan akhir 2011 pesawat tersebut sudah ada di sini (Supadio)," tuturnya.

Imam mengatakan, pesawat tanpa awak mempunyai fungsi yang sangat strategis untuk mempertahankan kedaulatan NKRI karena dapat dikendalikan dari jarak jauh.

Pesawat tersebut telah dilengkapi dengan peralatan pendeteksi untuk kondisi malam dan siang hari. Dia menyatakan, keberadaan pesawat tanpa awak selain digunakan untuk memperkuat pertahanan NKRI di matra udara juga bisa berfungsi sebagai alat untuk mendeteksi berbagai kegiatan ilegal dalam patroli perbatasan, baik laut mupun udara.

Selain itu juga bisa berfungsi untuk mendeteksi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan yang marak terjadi di wilayah Kalimantan dan pulau lainnya.

Hibah 30 Pesawat F-16

"Berdasarkan hasil pertemuan terahir dengan pihak Amerika beberapa waktu lalu, telah disepakati Indonesia akan menerima 24 pesawat tempur F16 bekas dari Amerika Serikat plus enam pesawat cadangan, sehingga totalnya menjadi 30 unit," tuturnya.

Nantinya ke 30 pesawat tempur hibah itu akan di upgrade ke blok 32 lengkap dengan persenjataannya melengkapi jumlah yang ada saat ini 10 unit sehingga menjadi 2 skuadron (40 unit).

Dia menambahkan, pada Desember 2010 juga telah dilakukan penandatanganan kontrak pembelian 16 Super Tucano buatan Brazil, lalu April 2011 sudah ada kepastian pengadaan pesawat latih/tempur jenis T-50 buatan Korea Selatan. Kedua Skuadron itu secara bertahap akan mengisi arsenal TNI AU mulai awal tahun depan.

"Pada 2011 juga sudah dipersiapkan tambahan 6 unit Sukhoi lengkap dengan http://www.blogger.com/img/blank.gif/bmi_orig_img/blank.gifpersenjataannya untuk melengkapi jumlah yang ada sekarang sebanyak 10 unit," tuturnya.

Opsi tentang perkuatan pesawat tempur jenis Sukhoi tetap mengental. Setelah lengkap berjumlah satu skuadron (16 unit), akan terus ditambah minmal sampai berjumlah 32 unit dari jenis Su27/30.

"Bahkan petinggi TNI AU sangat berminat dengan Sukhoi SU35 BM minimal 1 skuadron. Untuk memenuhi kriteria minimum essential force (MEF) sampai dengan 2014 TNI AU membutuhkan minimal 10 skuadron tempur," kata Imam.

Sumber : KOMPAS

Filipina Membeli Kapal LPD dan Sejumlah Alutsista Lainnya Dari Indonesia



Kapal jenis Landing Platform Dock buatan PAL

MALANG - Filipina dipastikan jadi memesan sejumlah pesawat dan amunisi dari Kementrian Pertahanan Indonesia yang sebelumnya menawarkan sejumlah alat utama persenjataan produk dalam negeri.

Kepala Subdirektorat Teknologi Pertahanan Kementerian Pertahanan Kolonel TNI AU Taufik Arief, saat berada di Malang, Jawa Timur, Kamis (18/8) mengatakan, tawaran itu langsung mendapat tanggapan positif dari Filipina dengan memesan sejumlah peralatan dalam negeri.

Seperti pesawat angkut CN 235 produksi PT Dirgantara Indonesia, kapal jenis LPD produksi PT PAL serta amunisi dan senapan serbu produksi PT Pindad.

"Adanya negara lain yang berminat dengan persenjataan yang kita produksi, membuktikan keandalan industri pertahanan dalam negeri," katanya. Taufik mengatakan, transaksi pemesanan tersebut sudah dilakukan dan mulai dikirim bertahap pada September mendatang.

"Tujuan negara tatangga memesan sejumlah peralatan itu untuk mendukung sistem pertahanan udara, darat dan laut mereka," katanya.

Selain itu, pemesanan dilakukan dalam rangka kerjasama dan komitmen negara-negara ASEAN dalam komite industri pertahanan ASEAN.

"Dalam komite ini, seluruh anggota negara-negara ASEAN saling mendukung industri pertahanan, termasuk Indonesia dengan Filipina," katanya.

Sementara itu, pemesanan kapal type LPD oleh Filipina itu juga bekerjasama dengan Daewoo Korea Selatan. "Kita akan kirim secara bertahap, dan sementara akan dikirim kapalnya dahulu, sesuai dengan pengadaan di Filipina," katanya.

Sumber : ANTARA

Delapan Pesawat Tempur Berlatih Aerobatik Diatas Halim





JAKARTA - Delapan pesawat jet tempur TNI-AU berlatih terbang akrobatik di atas Lanud Halim, Jakarta Timur, Minggu pagi (14/8). Latihan itu digelar untuk persiapan perayaan peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-66 di Istana Negara Jakarta, Rabu (17/8).

"Teman-teman wartawan bisa menyaksikan persiapan, dan latihan para penerbang tempur kita di Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma," kata Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) TNI-AU, Kolonel (Nav) Azman Yunus.

Menurut Azman, pesawat yang disiapkan sebanyak satu flight (empat unit) F-16 dari Lanud Iswahjudi, Madiun, dan satu flight Sukhoi dari Lanud Hasanuddin, Makassar.

Dalam pantauan terlihat para penerbang membentuk formasi berlian (diamond), kepala panah (arrow head), loop (jungkir balik), bubar formasi (break formation) dan sebagainya.

Sumber : KOMPAS.COM

Latihan Bersama Indonesia - Australia (JOCIT)

AUSTRALIA - Tiga puluh prajurit TNI yang terdiri dari perwira dan sersan senior ikut ambil bagian dalam latihan bersama RI-Australia bertajuk Junior Officer Combat Instructor Training (JOCIT) bulan Juli lalu. Latihan ini merupakan dukungan Australia Defense Forces (ADF) untuk pasukan penjaga perdamaian asal Indonesia dalam memplajari teknik perang kota, Counter IED dan teknik pendeteksian IED disuatu area. Latihan berlangsung selama 17 hari yang dilaksanakan di Pusat Pelatihan Tempur Angkatan Darat Australia, di Tully dan Townsville.






Sabtu, 09 Juli 2011

TNI AU Uji Coba UAV “Peacock”



UAV Peacock buatan PT Aviator Teknologi Indonesia (photo : masbagoes)
Uji Coba Pesawat “Peacock”

Peacock merupakan pesawat tanpa awak buatan PT. Aviator Teknologi Indonesia yang mampu menjalankan misi autonomous dan way point following dalam radius 5 km dengan baik.

Hal ini dikatakan Presiden Director PT. Aviator Teknologi Indonesia, Rinda Syafrinda disela-sela demo terbang pesawat tanpa awak bertempat di shelter Runway Pangkalan TNI AU Sulaiman, Bandung Rabu (6/7).

Ditambahkannya, pesawat jenis back pack dengan nama peacock ini merupakan pesawat terbang tanpa awak hasil rancang putra-putri dalam negeri sehingga permasalahan kesinambungan pengembangan teknologi dan layanan purna jual tidak akan menjadi kendala di masa yang akan datang. “Selain itu, kerahasiaan misi dan teknologi terjamin,” kata Rinda.

Hadir pada kesempatan tersebut Komandan Lanud Sulaiman Kolonel Pnb Elianto Susetio, S.IP, Wadan Korpaskhasau Kolonel Psk Harvin Ondeh, Aslog dan Aspers Makorpaskhasau, para pejabat dislitbangau, dan para pejabat dari Mabesau.

Airbus Military Bantu Revitalisasi PT DI




C-295 pesawat transport buatan Airbus Military (photo : Militaryphotos)
Jurnas.com. AIRBUS Military telah menandatangani kesepakatan kerja sama strategis bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI), dimana Airbus Military akan membantu PTDI dalam merevitalisasi industri dirgantara nasional di Indonesia.

Kesepakatan ini ditandatangani oleh Presiden Direktur PTDI Budi Santoso, Presiden Direktur PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Boyke W. Mukijat dan CEO Airbus Military Domingo Ureña Raso di Jakarta, Rabu (6/7).

Menteri BUMN Mustafa Abubakar turut hadir pada penandatanganan imi, mengkonfirmasi Nota Kesepahaman (MoU) pada Februari lalu. Fase pertama dari program revitalisasi ini akan berjalan selama 18 bulan. Selama periode ini, Airbus Military akan mendukung PTDI dalam mengoptimalkan proses industri dan efisiensi globalnya secara keseluruhan.

Kesepakatan ini dibangun atas hubungan manufaktur yang telah berlangsung lama antara Airbus Military dan pendahulunya CASA dari Spanyol, serta PTDI dan pendahulunya Nurtanio. Saat ini, PTDI adalah pemasok yang penting bagi Airbus Military untuk pesawat transpor ringan/medium C212 dan CN235, pesawat pemantau, serta bagi Eurocopter dan Airbus.

Selama beberapa tahun ke depan, Airbus Military bermaksud untuk meningkatkan jumlah manufakturnya dengan PTDI. Airbus Military juga berniat memberikan aktivitas industri yang nilainya semakin tinggi di rantai pasokan. "Kesepakatan dengan Airbus Military hari ini akan membantu Indonesia melakukan reformasi struktural, untuk memulihkan serta mengembangkan sektor dirgantara nasional. Adanya kesempatan untuk pengembangan baru dan dibukanya pasar-pasar baru bersama Airbus Military, akan membantu Indonesia melahirkan generasi yang memiliki insinyur, manajer, dan pekerja yang sangat terlatih. Mereka tentunya akan berkarya di industri dirgantara, namun juga mengubah sektor ekonomi lainnya di negara kita," katanya.

Domingo Urena Raso– CEO Airbus Military menambahkan, hubungan dirgantara antara Spanyol dan Airbus Military dengan Indonesia dan industri nasionalnya telah terjalin lama dan menguntungkan bagi kedua pihak. Hubungan ini juga mempunyai prospek masa depan yang positif.

Akan tetapi, industri dirgantara global saat ini semakin kompetitif, sehingga setiap pemain di industri ini harus terus memperbarui dan mengembangkan diri. "Airbus Military berkomitmen sepenuhnya untuk mendukung mitra kami di Indonesia, agar dapat terus mempertahankan perannya di panggung dunia," ujar Domingo.

Domingo menjelaskan, Airbus Military adalah satu-satunya produsen pesawat militer dan sipil yang membuat, mengembangkan dan menjual rangkaian pesawat berkapasitas muatan 3 hingga 45 ton. Sebagai anak perusahaan Airbus, Airbus Military bertanggung jawab atas program A400M, pesawat tanker, dan transport militer (military tanker transport) atau MRTT A330 dan pesawat militer lain yang merupakan turunan dari pesawat sipil Airbus.

Bersama dengan segmen pesawat ringan dan menengah C295, CN235 dan C212. Secara total,sebut Domingo, Airbus Military telah menjual lebih dari 1.000 pesawat kepada sekitar 130 pelanggan militer, sipil dan pemerintahan. Dari jumlah ini, lebih dari 800 pesawat telah dikirimkan. Airbus adalah bagian dari perusahaan EADS.


Baca Juga :

Airbus Military-PT DI Dongkrak Produksi Pesawat Kecil
07 Juli 2011

JAKARTA: Kerja sama Airbus Military dan PT Dirgantara Indonesia bakal mendorong produksi 20 unit pesawat kecil dan menengah per tahun pada 2014.

CEO Airbus Military Domingo Urena Raso mengatakan target pesanan tahunan tersebut dapat tercapai jika PT DI, bekerja sama dengan Airbus Military, mampu menggenjot permintaan pesawat domestik.

“Saya memimpikan PT DI menjadi basis produksi global untuk tipe pesawat kecil dan menengah, tapi itu hanya dapat tercapai jika permintaan domestik bisa didominasi, sipil ataupun militer,” kata Raso kepada bisnis, hari ini.

Airbus Military, yang sebelumnya bernama CASA, hari ini menandatangani perjanjian kerja sama strategis dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dan PT DI untuk mendukung revitalisasi dan restrukturisasi industri pesawat terbang Indonesia.

Penguasaan 43% pasar global untuk pesawat kecil dan menengah tersebut berkomitmen membantu PT DI dalam pengembangan produk, rasionalisasi proses produksi serta memasarkan produk ke dalam dan luar negeri.

Presiden Direktur PT DI Budi Santoso mengatakan kedua perusahaan akan memetakan jenis pesawat apa saja yang dibutuhkan di Indonesia untuk kemudian fokus memproduksi produk dengan permintaan terbesar.

“Ini adalah kesempatan bagi mereka (Airbus Military) memasarkan produk mereka ataupun produk mereka bersama PT DI, khususnya di Indonesia. Daripada bersaing (dengan PT DI) lebih baik bekerja sama,” ucap Budi.

Airbus Military telah setuju menjadikan PT DI sebagai produsen tunggal C-212 untuk pasar global serta produsen tunggal CN-235 dan CN-295 untuk pasar Asia Pasifik. Ke depannya, perusahaan Spanyol itu juga berencana memproduksi A400M pesawat multifungsi berukuran besar di Bandung.

Raso mengharapkan PT DI menunjukkan kemampuannya dengan menyelesaikan seluruh perkerjaan terkontrak dalam waktu yang disepakati. (arh)

(Bisnis Indonesia)

KRI Diponegoro-365 “Bombardir” Pulau Gundul




Meriam OTO Melara 76mm KRI Diponegoro (photo : Koarmatim)

Laut Jawa-Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Diponegoro-365 “membombardir” Pulau Gundul yang berada di sekitar Kepulauan Karimun Jawa Sabtu (02/06). Sebanyak sembilan butir peluru dimuntahkan dari moncong Senjata Artileri jenis meriam laras tunggal super rapid dengan kaliber 76mm berhasil menghujam daratan Pulau tak berpenghuni itu. Pulau Gundul merupakan daerah latihan milik TNI AL kusus untuk gladi tempur penembakan senjata artileri kapal-kapal perang.

Meriam kaliber 76mm Otomelara yang terpasang di Geladak Haluan kapal ditembakkan secara otomatis melalui Pusat Informasi Tempur (PIT) didukung radar senjata jenis LIROD MK2 sebagai tracking sasaran. Selain menggunakan kendali penembakan otomatis melalut PIT juga dilakukan penembakan secara manual dengan Target Designation Sight (TDS). Jarak tembak dari KRI Diponegoro menuju sasaran kurang lebih 5 nautical mile (9,8km).

Akurasi penembakan meriam 76mm sangat tinggi karena didukung Module Combat System (MCS) terintegrasi dengan senjata ini, berupa radar LIROD yang mampu melakukan tracking video dan memberikan data kontrol senjata secara tiga dimensi mulai dari jarak, baringan dan ketinggian sasaran. Radar tersebut juga memiliki kemampuan mengunci sasaran udara secara manual dan otomatis.

Peluru yang ditembakkan dari laras meriam 76mm merupakan proyektil jenis Target Practice(TP). Meriam buatan Italia ini mampu memuntahkan peluru sebanyak 120 butir per menit dengan jarak jangkau maksimal 16 sampai 20 kilometer sesuai dengan jenis Amunisi yang ditembakkan. Untuk Amunisi jenisSemi Armour Piercing Otomonition Extended Range (Sapomer) dapat menjangkau sasaran dengan jarak maksimum 20km.

Serbuan pagi hari itu merupakan program latihan yang dilaksanakan oleh kapal perang yang berada di jajaran Koarmatim tersebut, saat melakukan perjalanan Lintas Laut (Linla) dari Pangkalan Surabaya menuju Jakarta dalam rangka akan mengikuti Latihan Bersama (Latma). Disamping itu kapal ini akan mendapatkan tugas patroli laut wilayah barat yang berada disekitar Kepulauan Karimun Jawa, Selat Sunda, Perairan Kepulauan Riau (Kepri), Selat Malaka dan Laut Cina Selatan.

Tujuan galdi tempur penembakan senjata Artileri atas air tersebut sebagai tolak ukur untuk melihat sejauh mana kemampuan operasional persenjataan serta piranti pendukung yang terintegrasi dengan senjata tersebut. Selain itu juga untuk meninggkatkan kemampuan dan profesionalisme prajurit dalam mengawaki dan mengoperasikan persenjataan yang dimiliki oleh KRI.

“Latihan penembakkan ini berhasil dengan baik, karena seluruh peluru yang ditembakkan mencapai target dengan akurat”, kata Komandan KRI Diponegoro-365 Letkol Laut (P) Antonius Widyoutomo.


(Koarmatim)

Dirgantara Indonesia Bakal Produksi Dua Jenis Helikopter Baru




Helikopter ringan Fennec (photo : Helidreams)

JAKARTA. PT Dirgantara Indonesia bakal mengembangkan dua helikopter baru untuk menggantikan NBO 105 yang produksinya bakal berakhir tahun ini. Pengembangan dua jenis helikopter itu merupakan hasil kerjasama dengan perusahaan asal Eropa, Eurocopter.

Juru bicara PT Dirgantara Indonesia, Rakhendi Triyatna mengatakan dua helikopter yang akan diproduksi masih sejenis dengan helikopter NBO 105. Kedua jenis helikopter yang akan diproduksi adalah Fennec dan Ecuirrel. "Kami sudah menandatangani kerjasama lanjutan dengan Eurocopter minggu lalu," kata Rakhendi, Senin (4/7).

Rakhendi mengatakan produksi NBO 105 yang berakhir tahun ini juga bekerjasama dengan Eurocopter sejak 1976. Hingga tahun 2011, PT Dirgantara Indonesia sudah memproduksi 123 unit NB 105. Dirgantara Indonesia juga bekerjasama dengan Eurocopter sejak 1982 untuk membuat helikopter Super Puma.

Helikopter ringan Ecuirrel (photo : Wiki)

Selain itu, mereka juga bekerjasama dalam memproduksi helikopter EC 725 dan EC225, namun Dirgantara Indonesia hanya membuat badan dan ekor helikopter. Sedangkan perakitannya dilakukan oleh Eurocopter di Prancis.

Produksi dua helikopter terbaru menurut Rakhendi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam negeri terutama untuk TNI. Demikian juga dengan dua helikopter terbaru yang akan diproduksi menurutnya akan memenuhi kebutuhan pasar baik TNI atau SAR. "Selain untuk kebutuhan dalam negeri, helikopter yang diproduksi juga akan dipasarkan ke negara tetangga," kata Rakhendi.

Rakhendi berharap produksi dua jenis helikopter terbaru dapat dilakukan secepatnya. Namun dia belum bisa memastikan waktunya karena pembicaraan yang dilakukan dengan Eurocopter masih tahap awal.

Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom) Bambang S Ervan mengatakan Dirgantara Indonesia pasti sudah mempertimbangkan pasar dari dua jenis helikopter terbaru yang akan diproduksi. Namun jika helikopter itu merupakan pengembangan dari NBO 105, maka menurutnya akan cocok dengan kebutuhan pasar di Indonesia. "Selain untuk kebutuhan TNI dan SAR, bisa juga dipergunakan oleh perusahaan pertambangan dan kebutuhan pesawat charter," kata Bambang.

TNI AU Terima CN-235 dan Super Puma dari PTDI




CN-235 TNI Angkatan Udara (photo : Indoflyer)
TNI Angkatan Udara menerima satu unit pesawat CN-235-220 jenis Angkut Militer (Troop Transport) dan satu unit Helikopter Super Puma NSA-330 dari PT Dirgantara Indonesia, Rabu (29/11) di Hanggar Kawasan Produksi II PTDI, Bandung. Penyerahan kedua pesawat yang akan dioperasikan TNI Angkatan Udara tersebut dilakukan antara Direktur Utama PTDI dengan Dirjen Sarana Pertahanan Dephan RI.

Penerimaan kedua pesawat ditandai dengan penandatanganan Naskah Serah Terima antara Ctr Direktur Utama PTDI M. Mochajan dan Dirjen Ranahan (Sarana Pertahanan) Dephan RI, Marsda TNi Selamet Prihatino, SIP. Yang selanjutnya ditandatangani naskah serah terima pesawat CN-235-220 Troop Transport dan Helikopter Super Puma NSA-330 antara Dirjen Ranahan (Sarana Pertahanan) dan Asisten Logistik Kasau Marsda TNI Subandrio.

NSA -330 Super Puma milik TNI-AU (photo : Indoflyer)

Pesawat CN-235 Angkut Militer (Troop Transport) merupakan realisasi dari kontrak tahun 1996. Sedangkan helicopter Super Puma NSA-330 menjalani reengine (penggantian mesin) dari mesin Turmo IVC ke mesin Makila 1A-1. Perawatannya berdasarkan kontrak tahun 2000 antara PTDI dengan Departemen Pertahanan.

(Dispen AU)

TNI AU & RTAF Latihan Bersama Elang Thainesia 2011



JAKARTA - TNI AU dan Royal Thailand Air Force (RTAF) melakukan latihan bersama untuk menguji kemampuan dan profesional prajurit matra udara masing-masing negara.

Latihan bersama bersandikan "Elang Thainesia" ke-15 kali ini dibuka secara bersama oleh KSAU Marsekal TNI Imam Sufaat dan KSAU RTAF Marsekal Itthaporn Subhawong, di Udon Thani Thailand, Selasa (5/7).

Juru bicara TNI AU Marsekal Pertama TNI Bambang Samoedro di Jakarta, Rabu (6/7) mengatakan latihan bersama "Elang Thainesia" bertujuan meningkatkan kemampuan para penerbang kedua AU dalam melaksanakan operasi udara.

"Selain itu Latma tersebut juga untuk mempererat persahabatan serta kerja sama antara kedua angkatan udara kedua negara," kataya menambahkan.

Kedua kepala staf berharap, selama latihan berlangsung para peserta memperhatikan prosedur keselamatan terbang dan kerja.

Dalam latihan bersama itu, TNI Angkatan Udara melibatkan sekitar 113 personel dan lima pesawat tempur Hawk 100/200 dari Skadron Udara 12 Pangkalan Udara Pekanbaru dan Skadron Udara 1 Pangkalan Udara Supadio Pontianak.

Sedangkan pihak angkatan udara Thailand melibatkan lima pesawat tempur Alfa Jet.

Sumber : DEPHAN.GO.ID

Paskhas AU dan USAF Latihan Bersama


MALANG - Sejumlah anggota Paskhas TNI-AU dan personel US Air Force melakukan simulasi penyelamatan sandera pada latihan bersama di pangkalan TNI Lanud Abdul Rahman Saleh, Malang, Jawa Timur, Rabu (6/7). Latihan dengan kode operasi "Teak Iron" tersebut untuk melatih kesiapan dan kerjasama kedua satuan tempur tersebut. FOTO ANTARA/Ari Bowo Sucipto/Koz/Spt/11.



KRi Cakra-401 Kembali ke Dermaga Ujung, Surabaya

SURABAYA - Sejumlah prajurit TNI-AL berada di atas lambung kapal selam KRI Cakra-401 melintas di perairan laut Surabaya, Jatim, Senin (4/7) usai melakukan patroli menjaga kedaulatan wilayah laut NKRI. KRI Cakra-401 merupakan salah satu armada pemukul TNI AL yang telah ditingkatkan kemampuannya di DSME Korea Selatan dan dipersenjatai oleh 14 buah torpedo 21 inci. Saat ini KRI Nanggala-402 juga tengah melakukan perbaikan dan peningkatan kemampuan ditempat yang sama. FOTO ANTARA/M Risyal Hidayat/Koz/Spt/11.