Kamis, 24 Februari 2011

Foto Animasi Palindo KCR 40


BATAM - PT Palindo Marine Industries telah berhasil menyelesaikan pengerjaan Kapal Cepat Rudal (KCR) yang diberi nama KRI Clurit-641. Kapal yang memiliki panjang 44 meter dan mempunyai Kecepatan maksimal 30 knot ini kualitasnya tidak kalah dengan buatan luar.

Kapal Cepat berbahan baja-alumnium ini keseluruhan proses pembuatannya di kerjakan di Batam oleh PT Palindo Marine Industries, kapal akan dilengkapi dengan sistem persenjataan modern, Close in Weapon System (CIWS) serta peluru kendali.

KCR ini terbuat dari baja High Tensils Steel pada bagian lambung. Sementara untuk bagian atasnya, kapal ini menggunakan aluminium Alloy yang memiliki stabilitas dan kecepatan yang tinggi saat berlayar.

Sumber : BATAMPOS.CO.ID











Foto : TRIDES ARKON SEJATI

Menhan: Pembelian Pesawat T-50 Belum di Putuskan



KAI T-50 saat mengikuti tender pengadaan pesawat latih di UAE

JAKARTA - Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa pemerintah belum memutuskan rencana pembelian pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan menggantikan pesawat Hawk MK-53.

"Belum kita putuskan. Karena Bluebook-nya (mekanisme pembayaran) belum diselesaikan Bappenas," katanya, ketika dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (23/2).

Purnomo mengatakan, untuk membeli pesawat produksi luar negeri, pemerintah terlebih dulu harus merampungkan bluebook kebutuhan pesawat itu, lalu menetapkan kebijakan atas pembeliannya.

Ia menambahkan, pemerintah, melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Kementerian Keuangan, harus menggodoknya terlebih dulu, baru kemudian mengambil keputusan untuk membeli atau tidak.

"Sebelum itu ada, kita belum bisa putuskan. Jadi masih berupa tender yang belum diputuskan," ujar Purnomo menegaskan.

Purnomo menegaskan, pemerintah menargetkan memperkuat pertahanan udara untuk jangka menengah. Pemerintah sedang menghitung besar anggaran untuk membangun kekuatan udara, di antaranya melalui pembelian pesawat tempur.

Jet tempur latih T-50 dikembangkan hasil kerjasama Korea Aerospace Industries (KAI) dan Lockheed Martin dari Amerika Serikat.

Pilihan pesawat T-50 Golden Eagle bersaing ketat dengan L-159B dari Republik ceko dan Yak-130 buatan Rusia.

Di pasa ekspor pesawat latih T-50 sebelumnya pernah dikalahkan pesawat M-346 Master buatan Alenia Aermacchi Italia (serupa dengan Yak-130) dalam tender pengadaan pesawat latih di Uni Emirat Arab dan Singapura.

Pada Juli lalu, delegasi pemerintah Korsel berkunjung ke Indonesia guna membicarakan pembelian T-50. Kedatangan Menteri Pertahanan Korsel Kim Tae-Young ke Indonesia, Rabu (11/8), salah satu tujuannya menawarkan T-50 ke Indonesia. Jika Korea berhasil menjual T-50 ke Indonesia, ini merupakan kali pertama pesawat ini berhasil di pasar ekspor pesawat latih.

Sumber : ANTARA

KKIP Dongkrak Nilai Ekspor Industri Pertahanan Nasional



CN-235 milik AU Korea/ROKAF

JAKARTA - Bergulirnya Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 42 Tahun 2010 ternyata membawa perubahan positif yang cukup signifikan bagi ekspor Industri Pertahanan Indonesia. Hal itu tercermin dari mulai banyaknya pemesanan negara lain terhadap produk-produk pertahanan yang dihasilkan industri nasional, di mana selama tahun 2010 total pemesanannya lebih dari 53 juta dollar AS.

Nilai tersebut meliputi pemesanan terhadap pesawat CN 235-110 produksi PT Dirgantara Indonesia senilai 49,5 juta dollar AS oleh Angkatan Laut Korea Selatan dan senjata serta amunisi produksi PT Pindad senilai 3,8 juta dollar AS oleh negara Philipina, Thailand, Amerika Serikat, Singapore dan Timor Leste. Nilai ekspor tersebut meningkat hampir delapan kali lipat dari dari tahun 2009, di mana kontrak industri pertahanan tersebut hanya diterima oleh PT Pindad dengan nilai sebesar hampir 500 ribu dollar AS.

Sementara berdasarkan data Kementerian Negara BUMN tahun 2008 tentang profil BUMN industri strategis, total laba bersih tujuh BUMN sampai 2008 sebesar Rp 577,8 miliar atau meningkat dari 2007 yang totalnya sebesar Rp374,6 miliar. Adapun BUMN yang merealisasikan laba bersih pada 2008 yaitu PT Krakatau Steel Rp 459,6 miliar, PT Dahana Rp 55,0 miliar, PT INKA Rp 32,4 miliar, PT LEN Industri Rp 11,8 miliar, PT DPS Rp10,5 miliar, PT Pindad Rp 5,8 miliar, dan PT Barata Indonesia Rp 2,6 miliar.

Sedangkan total rugi bersih enam BUMN pada 2008 sebesar Rp182,8 miliar terutama disebabkan rugi bersih PT DI sebesar Rp 84,3 miliar dan PT PAL Indonesia sebesar Rp 47,6 miliar. Selain itu, terdapat rugi bersih untuk PT BBI sebesar Rp18,8 miliar, PT INTI sebesar Rp15,3 miliar, PT DKB sebesar Rp13,5 miliar, dan PT IKI sebesar Rp3,1 miliar.

Produk utama PT Pindad pada tahun 2008 terdiri atas berbagai tipe munisi kaliber kecil dan senjata SS-1 serta SS-2 yang sebagian besar dibeli oleh Thailand dan Amerika Serikat. Pada tahun 2009, ekspor utama terdiri dari berbagai munisi kaliber kecil dan senjata dipesan oleh Thailand dan Piliphina. Sementara itu pada tahun 2010, PT Pindad mendapatkan pemesanan dari Amerika Serikat, Singapora dan Timor Leste disamping Thailand untuk munisi kaliber kecil, granat asap dan senjata SS-1. Adapun PT DI berhasil mendapatkan pemesanan pesawat CN-235-110 dari Korea Selatan pada tahun 2011.

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa Industri pertahanan memiliki peran strategis dalam penyelenggaraan pertahanan, disamping mampu memenuhi kebutuhan alat peralatan untuk mendukung sistem pertahanan negara juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dengan memberikan kontribusi yang besar kepada devisa negara. Sebelum terbentuknya KKIP, industri pertahanan nasional hampir tidak memberikan kontribusi ekonomi secara nasional.

Oleh karenanya melalui KKIP, Kementerian Pertahanan sebagai leading sektor dalam menentukan kebijakan pemberdayaan industri pertahanan dalam negeri akan tetap berkomitmen dalam mengawal kebijakan tersebut hingga menuju kemandirian di bidang industri pertahanan serta berkontribusi penuh pada perekonomian nasional.

Sumber : DMC

PTDI & EADS Kerjasama Pembuatan Pesawat Casa C295



Casa C-295M milik AU Spanyol

JAKARTA - PT Dirgantara Indonesia (Persero) (PTDI) kembali bekerjasama dengan pabrikan pesawat asal Eropa, European Aeronautic Defence and Space Company (EADS)-CASA untuk membuat pesawat militer C295.

Direktur Utama PTDI Budi Santoso mengatakan saat ini pihaknya telah siap membuat pesawat C295, dan untuk tahap pertama perseroan membidik proyek pengadaan pesawat di lingkungan TNI.

“Seperti diketahui, TNI ada proyek penggantian pesawat Fokker 27, dan kami membidik proyek tersebut dengan menawarkan pesawat C295. Pembuatan akan dilaksanakan bila kontrak telah diperoleh,” ujarnya, Rabu (23/2).

Menurut Budi Santoso, komponen lokal dalam pesawat C295 lebih dari 40%, sehingga perseroan berpotensi ditunjuk langsung oleh pemerintah. Permodalan akan disediakan oleh EADS, dan PTDI akan mengerjakan pembuatan pesawatnya.

“Untuk profit sharing dengan EADS, kami masih membahasnya. Kerja sama ini kami jalin dengan EADS setelah sebelumnya kedua institusi mengalami kerenggangan hubungan ketika pemerintah Indonesia saat itu tidak melibatkan Cassa dalam proyek N250,” lanjut Budi Santoso.

C295 merupakan pesawat angkut militer yang mampu menjalankan berbagai fungsi, terutama untuk keperluan patroli maritim. Di lingkungan NATO, pesawat ini dilengkapi dengan sistem misil terbaru antikapal selam dan kapal permukaan.

Pesawat ini juga bisa berfungsi sebagai pesawat angkut ringan, yang mampu mengangkut personil militer hingga 70 orang. Sejauh ini pesawat C295 telah dipakai di berbagai negara. NATO menggunakan pesawat ini untuk operasi militer di Irak dan Afganistan.

Budi Santoso mengatakan EADS juga merelokasi pabrik perakitan pesawat Casa 212-400 yang sebelumnya berada di Spanyol. Hal ini lantaran biaya produksi di Eropa jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan di Indonesia.

“Seluruh jig pembuatan pesawat itu kini sudah berada di Bandung. Selain Indonesia di Asia, Casa 212 juga dipakai Thailand dan Vietnam,” katanya.

Sumber : BISNIS.COM

Kemhan Komit Lanjutkan Pembangunan Pesawat Tempur KF-X di Korsel


JAKARTA - Insiden pencurian laptop di Seoul, tidak mengganggu hubungan kerjasama pertahanan antara RI dan Korea Selatan (Korsel). Indonesia dan Korsel masih akan terus mengembangkan pembangunan pesawat tempur KF-X.

"Untuk kerjasama jangka panjangnya, targetnya KF-X. Jadi idenya kita ingin memperkuat kekuatan udara kita," ujar Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat launching Jurnal Universitas Pertahanan di Kementerian Pertahanan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (23/2).

Purnomo menjelaskan, pesawat ini direncanakan rampung pada tahun 2022. Dengan proses alih teknologi, nantinya Indonesia tidak perlu lagi membeli pesawat tempur dari luar negeri. Pesawat KF-X sendiri merupakan pesawat tempur generasi 4,5 yang lebih modern dari F-16 dan Sukhoi.

"Tapi baru bisa terjadi 2022. Untuk membangun itu harus ada skuadron tempurnya," terang Purnomo.

Selain itu pihak RI dan Korsel juga telah membangun 4 kapal LPD (Landing Platform Dock) dimana pembangunan kapal ini dilakukan dengan sistem transfer teknologi. Dua kapal dibangun di Korsel dan dua kapal di Indonesia.

"Sekarang sudah selesai, tinggal satu yang belum rampung. Kerjasama ini kita lakukan dengan maksud untuk membangun industri pertahanan," lanjutnya.

Sedangkan mengenai rencana pembelian pesawat tempur ringan T-50 Golden Eagle, Purnomo menjelaskan hal itu masih dalam tahap tender. Sudah ada beberapa pihak yang mengajukan, tapi pemerintah RI secara resmi belum mengambil keputusan.

"Masih berupa hasil tender dan belum diputuskan," terangnya.

Purnomo juga menegaskan kembali soal pencurian data di Seoul, bahwa kasus laptop yang dicuri bukan milik kementerian pertahanan. Tidak ada data-data militer yang dibawa ke Seoul dalam kunjungan itu. Laptop itu pun sama sekali tidak berisi data-data pertahanan.

"Dari kita itu jelas tidak ada yang kehilangan, karena itu kejadiannya di lantai 19 dan 20. Sedangkan kami di lantai 30. Sudah saya sampaikan, tidak ada data militer yang hilang," ujarnya.

Sumber : DETIKNEWS.COM

Korsel geger soal pencurian dokumen


SEOUL - Partai-partai politik Korea Selatan menuntut kepala badan intelijen negara itu mundur menyusul insiden percobaan pencurian dokumen komputer milik delegasi Indonesia.

"Memalukan...dan saya berharap direktur intelijen akan mundur," kata Hong Joon-Pyo, anggota Partai Nasional,GNP, yang berkuasa dalam akun Twitternya.

Partai-partai oposisi dan sejumlah surat kabar besar juga menuntut kepala badan intelijen, NIS, Won Sei-Hoon, mundur

Namun Won menyanggah berita media yang menyebutkan tiga agennya memasuki kamar hotel delegasi dagang Indonesia tanggal 16 Februari lalu untuk mencoba mencuri informasi tentang kemungkinan pembelian senjata dari Korea Selatan.

Pihak Indonesia telah mengadukan insiden ini ke polisi. Namun para pejabat NIS dilaporkan mengambil semua bukti termasuk gambar CCTV, kata kantor berita Yonhap.

Kejadian memalukan

Delegasi Indonesia berkunjung ke Korea Selatan untuk membicarakan kerjasama ekonomi termasuk kemungkinan pembelian pesawat supersonik T-50 Korea Selatan serta senjata lain.

Surat kabar Chosun Ilbo mengangkat kekhawatiran bahwa kesepakatan senjata senilai satu miliar dolar kemungkinan batal karena kesalahan "absurd" agen NIS itu.

"Presiden harus mengadakan perombakan kepemimpinan NIS, atau meminta mereka tetap diam demi kepentingan nasional bila dia tidak mau mundur," kata koran ini dalam editorial seperti dikutip kantor berita AFP.

Surat kabar Dong-A Ilbo juga mendesak agar Won mundur dan menggambarkan upaya pencurian itu sebagai "hal yang memalukan dalam tingkat nasional dan diplomatik."

Persaingan intelijen

Profesor Yang Seung Yoon dari universitas Hankook, Seoul mengatakan insiden ini menjadi berita besar di negara itu.

"Semua pihak sangat marah atas hal yang memalukan negara, pemerintah dan rakyat Korea (selatan) ini. Tiap hari semua harian, dan juga internet dipenuhi dengan makian dan tuntutan tentang hal itu," kata Yang kepada BBC Indonesia.

Yang Seung Yoon juga mengindikasikan kejadian ini dipicu tingkat persaingan yang tinggi antar departemen.

"Di Korea semua hal dalam politik, ekonomi dilakukan dengan persaingan yang sangat tajam. Dengan persaingan seperti ini, dapat terjadi kesalahan seperti itu.

"Saya pikir ini mungkin persaingan keras antara pihak intelijen dan pihak pertahanan," tambahnya.

Korea Selatan dan Indonesia memiliki kerjasama bagus dalam bidang pertahanan.

Tahun 2008, Seoul menandatangani perjanjian senilai US$90 juta dengan Jakarta untuk membeli empat pesawat pengangkut untuk penjaga pantai. Indonesia juga sepakat untuk bergabung dengan Korea Selatan mengembangkan pesawat tempur Juli lalu.

Sumber : BBC-INDONESIA

Minggu, 06 Februari 2011

KRI Clurit-641, Kapal Jenis KCR-40 Diluncurkan Di Batam




BATAM – Industri shipyard di Batam mengukir sejarah baru. Jumat (4/2) kemarin sebuah kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) diluncurkan setelah setahun dikerjakan. Yang membanggakan kapal berkecepatan 30 knot itu sepenuhnya dikerjakan putra-putri bangsa.

Menurut kepala dinas pengadaan TNI AL Laksamana pertama TNI Suryo Djati Prabowo, sebagian besar material kapal perang tersebut di produksi di dalam negeri. Kapal ini dinamai KRI Clurit-641. “Ini satu-satunya kapal cepat rudal di Indonesia buatan galangan local di batam” ujarnya disela-sela peluncuran kapal dengan panjang 44 meter itu di pabrik pembuatnya, PT.Palindo Marine Industry, Tanjunguncang.

Peluncuran kapal KCR-40 berbahan baja-alumunium ini menandai sejarah baru industry perkapalan di Batam. “Dengan keberhasilan ini kita tunjukkan pada dunia bahwa kita mampu membangun dan mengembangkan alutsista secara mandiri di dalam negeri”, ungkapnya.

Kapal yang sepenuhnya di buat di Palindo tersebut dilengkapi sistem persenjataan modern (Sewaco/Sensor Weapon Control), diantaranya meriam caliber 30mm enam laras sebagai sistem pertempuran jarak dekat (CIWS) dan rudal anti kapal buatan China C-705.



Komandan Lanal Batam, Kolonel Laut (P) Iwan Isnurwanto mengatakan, KCR 40 terbuat dari baja khusus pada bagian lambung. Baja bernama High Tensile Steel itu diperoleh dari PT.Krakatau Steel. Untuk bagian atas kapal menggunakan bahan alumunium alloy yang memungkinkan stabilitas pada kecepatan tinggi.

Kapal dengan sistem pendorong fixed propeller lima daun itu juga dilengkapi dua unit senapan mesin caliber 20mm di anjungan kapal. Meskipun telah diluncurkan, KCR 40 belum resmi diserahterimakan ke TNI AL karena masih harus menjalani beberapa tahap pengujian (sea trial). “Setelah semua test dijalani, kapal akan segera masuk jajaran operasional TNI AL,” ujar Suryo.

Anak bangsa yang berada dibelakang proses pengerjaan KCR ini menurut Direktur Palindo, Hermanto, berasal dari Institute Teknologi Surabaya (ITS). “Desain dan pengembangan di tangani sejak awal oleh putra-putri bangsa dari ITS”, ujarnya.

Sumber : JAWAPOS.CO.ID

Warga Gorontalo Sambut KRI Banjarmasin-592




GORONTALO - KRI Banjarmasin-592 mendapat sambutan masyarakat Gorontalo dalam kegiatan safari pelayaran keliling wilayah Indonesia bagian Timur memperkenalkan produksi dalam negeri dalam rangka long sea trial pada saat merapat di dermaga umum Gorontalo.

Kehadiran KRI Banjarmasin-592 mendapat respon positif dari Pemda setempat dan masyarakat Gorontalo, antusias masyarakat Gorontalo pada sore harinya terlihat saat diadakan open ship di KRI Banjarmasin-592.

Warga Gorontalo diberikan kesempatan untuk melihat dari dekat kapal perang buatan dalam negeri dan setelah melaksanakan debarkasi kendaraan operasional untuk mendukung kegiatan operasional salah satu Batalyon TNI AD meliputi 3 buah Truck Reo, 1 buah Truck Tanki dan 5 buah Jeep.

KRI Banjarmasin-592 dengan Komandan Letkol Laut (P) Eko Jokowiyono kepada para pengunjung kapal perang mengatakan bahwa kapal ini merupakan salah satu unsur kapal perang milik TNI AL yang memperkuat jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil).

Selama berada di Gorontalo, Komandan KRI Banjarmasin-592 melaksanakan kunjungan kehormatan ke unsur Muspida setempat diawali dengan kunjungan kepada Komandan Kodim 1304 diterima langsung oleh Komandan Kodim Letkol Czi Totok JR, dilanjutkan ke Walikota Gorontalo yang diterima oleh Wakil Walikota H. Feriyanto Mayulu S, Kom, MH dan diakhiri kunjungan ke Gubernur Gorontalo diterima Wakil gubernur H. Tonny Uloi, SE.

Pada hari ketiga di dermaga Gorontalo setelah apel pagi, sebanyak 70 orang prajurit Marinir dengan Pakaian Dinas Lapangan Tempur (PDLT) lengkap melaksanakan kegiatan Lintas medan (Limed) dengan menempuh jarak sejauh 15 Km melalui route pelabuhan kota Gorontalo menuju pusat kota dan kembali ke pelabuhan dalam rangka kegiatan promosi.

KRI Banjarmasin-592 melaksanakan acara minum kopi bersama di hanggar Helly yang dihadiri Wakil Walikota Gorontalo dan dihadiri oleh pejabat Muspida Gorontalo. Usai acara minum kopi, para pejabat Muspida diberikan kesempatan dan diperkenankan untuk keliling melihat peralatan, dan fasilitas KRI Banjarmasin-592.

Sumber : POSKOTA.CO.ID

KSAU : Australia Akan Hibahkan 4 Hercules Kepada TNI AU



C-130H RAAF

YOGYAKARTA - Pemerintah Australia akan memberikan hibah empat pesawat Hercules kepada TNI AU, kata Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Yogyakarta, Rabu (2/2).

"Kepala Angkatan Udara Australia telah melakukan kunjungan ke Indonesia pada 27 Januari 2011, dan mereka siap menyerahkan pesawat tersebut," katanya usai memimpin upacara serah terima jabatan Gubernur Akademi Angkatan Udara (AAU) di Yogyakarta.

Menurut dia, dalam kunjungan itu Kepala Angkatan Udara Australia, selain memberikan kuliah kepada taruna AAU, juga melakukan komunikasi dalam rangka realisasi rencana hibah empat pesawat Hercules.

"Proses penyerahan pesawat hibah tersebut tidak akan dilakukan dalam satu waktu, melainkan bertahap hingga 2012. Tahun ini akan diserahkan dua pesawat, kemudian pada 2012 dua pesawat lagi," katanya.

Ia mengatakan, setelah diterima, pesawat Hercules tersebut tidak akan langsung dioperasikan, tetapi harus terlebih dulu masuk depo untuk dilakukan pengecekan.

"Setelah dinyatakan siap untuk pengoperasian, pesawat Hercules tersebut baru diterbangkan untuk mendukung produktivitas kerja TNI AU," kata mantan Gubernur AAU itu.

Menurut dia, pesawat Hercules yang dibutuhkan TNI AU saat ini sebanyak 30 unit. Namun, TNI AU hanya memiliki 21 pesawat Hercules, sehingga masih kurang sembilan pesawat.

"Kekurangan pesawat Hercules itu akan dipenuhi dari hibah dan membeli. Sebanyak 30 pesawat Hercules akan digunakan untuk pesawat tanki sebanyak dua unit, pesawat VIP dua unit, dan pesawat operasional dua batalyon sebanyak 26 unit," katanya.

Sumber : REPUBLIKA.CO.ID