BANDUNG - PT Pindad dalam waktu dekat akan menjual 32 unit peralatan tempur jenis panser kepada Malaysia. Bersama Departemen Pertahanan, perusahaan itu juga tengah menjajaki kerja sama dengan beberapa negara lain.
Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono, Jumat (30/4), mengatakan penjualan sebanyak 32 unit panser ke Malaysia tinggal menunggu kesepakatan akhir yang rencananya baru akan dilakukan Mei 2010 mendatang.
Sedangkan mengenai rencana kerja sama (penjualan) panser ke Vietnam dan Filipina, dilakukan karena kedua negara itu mengaku tertarik dengan panser produksi PT Pindad. "Untuk sementara ini masih dalam tahap penjajakan," jelasnya.
Ia menjelaskan, penjualan panser ke sejumlah negara merupakan bukti keseriusan PT Pindad untuk mendominasi pasar regional Asia Tenggara, sekaligus mendongkrak penjualan peralatan tempur jenis panser.
Menurut Adik, hingga saat ini panser pesanan Malaysia masih dalam proses uji coba dengan beberapa komponen, seperti mesin, sistem pendingin, dan transmisi, masih perlu disempurnakan
Panser pesanan Malaysia, katanya, perangkat mesinnya tidak lagi menggunakan buatan Renault, melainkan menggunakan mesin Mercedes-Benz. "Karena Renault kini menjadi pesaing PT Pindad dalam memasok kendaraan ke Malaysia, sehingga harus mengganti komponen mesin," ujarnya.
Namun demikian, PT Pindad belum memastikan apakah panser yang akan dijual ke Malaysia akan menggunakan mesin Benz. Adik mengemukakan ada dua pilihan mesin yang akan dipakai untuk panser tersebut, yaitu Mercedes-Benz atau Deutz yang hampir sama dengan mesin Renault berkapasitas 7.000 cc dan berkekuatan 320 tenaga kuda.
Sumber : MEDIAINDONESIA.COM
Kamis, 13 Mei 2010
PT Pindad Jual 32 Panser Anoa Bermesin Benz ke Malaysia
Tim Marinir TNI AL Tinjau BMP-3F ke Rusia
JAKARTA - Korps Marinir akan mengirimkan tim teknis ke Rusia untuk melihat langsung penyelesaian pengadaan tank amfibi BMP-3F yang kontrak pengadaannya disepakati pada Agustus 2008.
Komandan Korps Marinir Mayjen TNI (Mar) M.Alfan Baharudin ketika di konfirmasi ANTARA di Jakarta, Selasa (23/3) mengatakan, semula tim berangkat pada Maret 2010, namun karena masih ada kegiatan latihan rutin, maka tim berangkat akhir April 2010.
"Tim akan meninjau persiapan akhir penyelesaian pengadaan tank amfibi BMP-3F secara langsung, dan kemungkinan tiba di Indonesia sekitar Agustus tahun ini," ungkapnya.
Alfan menambahkan, ke-17 unit tank amfibi BMP-3F itu akan dioperasikan di Brigade Infanteri 1/Surabaya sebanyak 10 unit dan Brigade Infanteri 2/Jakarta sebanyak tujuh unit.
Sebelumnya, Korps Marinir TNI Angkatan Laut memperoleh hibah sepuluh tank amfibi dengan jenis landing vehicle track-7A1 dari Korea Selatan yang merupakan tank buatan Amerika Serikat tahun 1983.
Landing vehicle track (LVT)-7A1 ini sama kelasnya dengan tank amfibi PT 76 dan tank amfibi BTR 60 yang sudah dimiliki Indonesia. Kerja sama ini berawal dari pembicaraan tahun 2007. Saat itu Korea Selatan telah menawarkan LVT-7A1 kepada Indonesia. Namun, karena menunggu izin dari AS, kesepakatan ini baru bisa diwujudkan.
Tank amfibi LVT-7A1 merupakan hasil modifikasi dari jenis LVT yang dijuluki Alligator. Tank yang hingga kini masih digunakan Marinir Korea Selatan sama dengan yang digunakan dalam serangan Inggris ke Falkland, Perang Teluk, dan Perang Irak.
Korea Selatan juga memberikan satu paket suku cadang. LVT-7A1 mempunyai berat 22,8 ton, panjang 7,94 meter, lebar 3,27 meter, dan tinggi 3,26 meter.
Sumber : ANTARA
Panser VAB TNI di Lebanon Bertahap Akan Digantikan Anoa
Panser VAB buatan Renault yg dioperasikan Indobatt di Lebanon
JAKARTA - Mabes TNI menyatakan beberapa kendaraan tempur panser VAB yang digunakan Kontingen TNI dalam misi perdamaian di Lebanon, akan diganti secara bertahap dengan panser Anoa buatan PT Pindad.
"Panser VAB yang selama ini digunakan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon memang kesiapannya sudah menurun, meski pergantian suku cadang sudah dilaksanakan," kata Asisten Operasi Kasum TNI Mayjen TNI Supiadin ketika dikonfirmasi ANTARA di Jakarta, Kamis.
Ditemui usai menghadiri gelar kesiapan Satuan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (SRC-PB), ia mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi seluruh kesiapan kendaraan tempur panser VAB yang kini masih digunakan Kontingen TNI di Lebanon.
"Dari evaluasi itu, akan terlihat mana yang masih bisa digunakan dan mana yang tidak. Dan itu yang akan kita tarik, diganti dengan yang baru," ujar Supiadin menambahkan.
Ia mengakui, panser VAB yang digunakan TNI dalam misi perdamaian PBB di Lebanon masih asli buatan Renault, Perancis. "Dari `body` hingga mesin yang digunakan, bukan VAB baru yang diproduksi PT Pindad. Jadi, memang tingkat kesiapannya sudah sangat menurun," ujarnya.
Panser Anoa 6x6 buatan Pindad untuk varian PBB
Pada 2006, pemerintah Indonesia juga sempat membeli 32 panser VAB baru dari Renault Truck, Perancis untuk mendukung Konga XXIII-A di Lebanon Selatan. Puluhan kendaraan lapis baja yang dibeli itu memiliki spesifikasi rangka tahun 1997 hingga 2000, tapi menggunakan komponen dan teknologi tercanggih.
Panser itu dibuat tiga jenis, yaitu jenis komando, angkut, dan ambulans yang dilengkapi dengan sistem integrated logistic support (ILS).
Sumber : ANTARA
RI-vietnam Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Pertahanan
Kapal selam Kilo Class, vietnam telah memesan 6 kapal selam ini dari Rusia. (Foto: Armybase)
HANOI - Pemerintah Indonesia dan Vietnam sepakat untuk meningkatkan kerja sama pertahanan di berbagai tingkatan dan lebih luas. Hal itu terungkap dalam pertemuan Perdana Menteri Vietnam Nguyen Tan Dung dan Menteri Pertahanan RI Purnomo Yusgiantoro, di sela-sela penyelenggaraan pertemuan ke-4 menteri pertahanan se-ASEAN (ASEAN Defence`s Minister`s Meeting/ADMM) di Hanoi, Vietnam 11-13 Mei.
PM Dung mengatakan, kerja sama pertahanan kedua negara akan semakin meningkat dilandasi hubungan dan kerja sama tradisional antara kedua pihak yang telah berlangsung baik.
Ia menambahkan, kerja sama pertahanan kedua negara ke depan juga akan semakin meningkat
melalui pertukaran informasi dan pengalaman kedua pihak dalam kerja sama pertahanan non tradisional sesuai dengan tingkat ancaman yang dihadapi kedua negara.
Dalam kunjungan kehormatannya pada PM Dung, Menhan Purnomo Yusgiantoro menyampaikan beberapa hasil pembicaraan dengan mitranya Menhan Vietnam Jenderal Phung Quang Thanh yang tertuang dalam nota kesepahaman kerja sama pertahanan kedua negara.
Pada pertemuan ke-4 menteri pertahanan se-ASEAN Indonesia memfokuskan pada tindak lanjut dari Roadmap of the ASEAN Military Assets and Capacities in HADR (Humanitarian Assistance and Disaster Relief).
Selain itu Indonesia menyambut baik gagasan pendirian ASEAN Defence Industry Council untuk menggerakkan industri pertahanan di ASEAN serta mendorong kemandirian industri pertahanan di kawasan melalui forum ASEAN Defence Industry Dialogue.
Delegasi Indonesia berharap agar kerjasama industri pertahanan yang sedang berproses saat ini secara teknis juga dapat menjajagi kemungkinan skema kerja sama alih teknologi, produksi bersama dan pangsa pasar.
Vietnam pada Desember 2009 lalu juga telah menandatangani kontrak pembelian enam kapal selam kelas Kilo (Project 636) dari Rusia.
Sumber : ANTARA
Utusan Khusus Obama Berkunjung ke BPPT
SERPONG - Utusan khusus Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Prof Dr Bruce Alberts, melakukan lawatan ke Laboratorium Pengembangan Agroindustri dan Teknologi Biomedis, BPPT di Puspiptek Serpong, Banten, Rabu (12/5).
Bruce Alberts bersama rombongan disambut Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Dr Marzan Aziz Iskandar dan sebelum melakukan pertemuan dengan puluhan ilmuwan BPPT, ia lebih dulu beramah-tamah.
Ahli biokimia dan biologi molekuler ini melontarkan sejumlah pertanyaan kepada Marzan antara lain berapa jumlah ilmuwan di BPPT dan bagaimana kerja sama BPPT dengan Amerika Serikat.
Alberts sebelumnya juga melakukan lawatan ke "Cibinong Science Center" Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berkaitan dengan penjajakan kembali kerja sama ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek).
Bruce Alberts adalah ahli biokimia terkemuka yang saat ini menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah penelitian.
Ia merupakan profesor emeritus di Departemen Biokimia dan Biofisika di University of California, San Francisco, AS.
Ia menjabat selama dua periode enam-tahunan sebagai presiden" National Academy of Sciences" dan berperan penting dalam mengembangkan standar "National Science Education" yang menggalakkan metodologi pengajaran "sains sebagai penyelidikan", yang telah diimplementasikan dalam sistem sekolah nasional AS.
Dari tahun 2000 hingga 2005, Alberts menjabat sebagai salah satu ketua InterAcademy Council, sebuah lembaga penasihat di Amsterdam yang dikendalikan oleh para presiden dari 15 akademi sains dari seluruh dunia.
Ia diakui secara luas atas karyanya di bidang biokimia dan biologi molekular serta dikenal atas komitmennya yang kuat pada perbaikan pendidikan sains.
Alberts juga menjabat di dewan penasihat lebih dari 25 lembaga nirlaba, di antaranya Gordon and Betty Moore Foundation dan Lawrence Berkeley National Laboratory.
Program Utusan Sains AS adalah elemen inti komitmen Pemerintahan Obama untuk terlibat secara global dalam bidang Iptek.
Presiden Obama pertama kali mengumumkan program ini di Kairo pada Juni tahun lalu dan Menlu AS Clinton menunjuk tiga orang utusan, pertama Elias Zerhouni, Ahmed Zewail, dan Bruce Alberts di Marrakesh pada November tahun lalu.
Sumber : ANTARA
Pulau Terdepan yang Terus Merana
Salah satu tugu yang menjadi penanda di Pulau Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Masyarakat di pulau yang berbatasan dengan wilayah Mindanao, Filipina Selatan, itu mengeluhkan pasokan bahan bakar minyak dan kebutuhan pokok yang terbatas. Gambar diambil Sabtu (1/5).
Oleh : FERRY SANTOSO
MIANGAS - Jarak ibu kota Sulawesi Utara, Manado, dengan Pulau Miangas, pulau terdepan di Kabupaten Kepulauan Talaud, yang berbatasan dengan wilayah Mindanao, Filipina, mencapai 270 nautical mile atau sekitar 486 kilometer. Sebagai perbandingan, jarak Jakarta-Semarang, Jawa Tengah, sekitar 540 kilometer.
Akan tetapi, ada perbedaan mencolok antara jarak Manado-Miangas dan Jakarta-Semarang. Jakarta-Semarang dapat ditempuh setiap saat dengan berbagai kendaraan, dari motor sampai bus. Namun, jarak Manado-Miangas hanya dapat ditempuh dengan kapal laut selama belasan jam. Itu pun tidak setiap waktu ada kapal melayari rute tersebut. Lapangan terbang belum ada. Dalam keadaan darurat, paling-paling helikopter yang bisa mendarat.
Transportasi yang terbatas menjadi kendala besar dalam pengelolaan pulau-pulau di perbatasan. Dengan keterbatasan transportasi, perdagangan antarpulau dan mobilitas penduduk sulit bergerak. Pasokan kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak kurang lancar. Harga kebutuhan pokok dan bahan bakar pun tinggi. Wilayah tersebut terisolasi dan merana.
Sebagian besar masyarakat di Pulau Miangas—berpenduduk sekitar 700 jiwa—mengeluhkan pasokan kebutuhan bahan pokok dan bahan bakar yang minim serta harganya yang tinggi. Harga minyak tanah mencapai Rp 7.500 per liter dan harga bensin Rp 15.000 per liter. ”Ada juga yang menjual Rp 17.500 per liter,” kata Arfan (32), penduduk Pulau Miangas. Harga gula mencapai Rp 15.000 per kg.
Ironisnya, dengan biaya kebutuhan pokok yang tinggi, mata pencarian penduduk pun tak menentu. Mata pencarian sebagai nelayan atau petani sulit diandalkan. Mencari ikan tidak dapat diandalkan karena keterbatasan pasokan bahan bakar untuk kebutuhan perahu.
Ketua Badan Perwakilan Masyarakat Desa Miangas Pengasihan Ronny Wuon mengatakan, masyarakat yang membawa jeriken-jeriken minyak yang dibeli dari Kabupaten Talaud atau Kabupaten Sangihe, di kapal-kapal perintis, dilarang. Akibatnya, nelayan yang ingin mencari ikan dengan perahu-perahu kecil sekalipun, sulit mendapatkan solar atau bensin.
Mengandalkan sektor pertanian untuk menopang penghidupan juga tidak mudah. Arfan mengungkapkan, harga kopra di Pulau Miangas Rp 2.500 per kg. Jika kopra berhasil dikumpulkan empat karung dengan masing-masing berat 30 kg per karung, jumlah pendapatan sebesar Rp 300.000.
”Namun, biaya transportasi terlalu tinggi sehingga tidak ada untung sama sekali,” kata Arfan. Harga tiket kapal perintis saja sudah mencapai Rp 85.000 sekali jalan. ”Itu belum termasuk biaya makan di perjalanan,” kata Arfan.
KRI Yos Sudarso-353 saat berlabuh di Miangas, Kabupaten Talaud, Sulawesi Utara.(*Bo/Basrul Haq/ant)
Oleh karena itu, menurut Arfan, berbagai pekerjaan sambilan harus dilakukan untuk menambah penghasilan. Misalnya, mencari berbagai jenis kerang, baik besar maupun kecil, untuk dijual. ”Kulit kerang dapat dijadikan hiasan,” katanya. Kalau ada pembeli, mereka mendapatkan uang.
Listrik
Hambatan transportasi dan bahan bakar tidak hanya mempersulit penduduk. Hambatan transportasi juga membuat infrastruktur listrik terbatas. Mesin pembangkit tidak dapat digerakkan sepenuhnya sehingga aliran listrik ke rumah-rumah penduduk berkurang.
Penerangan listrik di Miangas hanya berlangsung enam jam per hari. ”Listrik hanya menyala dari pukul 18.00 sampai pukul 24.00,” kata Arfan. Di luar jam itu, listrik mati. Namun, beberapa rumah penduduk mengandalkan listrik dari tenaga surya dengan daya yang rendah pada siang hari.
General Manager PT PLN Sulut Wirabumi mengatakan, kapasitas terpasang listrik di Pulau Miangas sebesar 2 x 40 kilowatt (kW). Namun, utilisasi hanya sebesar 26 kW. Ia mengakui, penerangan listrik hanya enam jam per hari. Hal itu dapat terjadi karena pengadaan listrik saat ini di Pulau Miangas kurang memiliki nilai ekonomis. ”Bayangkan saja, penerimaan uang dari pelanggan di Miangas hanya Rp 3,5 juta per bulan,” katanya.
Padahal, menurut Wirabumi, PLN harus mengeluarkan setidaknya Rp 100 juta untuk bahan bakar solar dan transportasi solar untuk mesin pembangkit di Pulau Miangas, termasuk beberapa pulau lain. Menurut Wirabumi, PLN memasok solar untuk mesin pembangkit di Pulau Miangas per tiga bulan. Pasokan solar di Miangas per bulan sebanyak 13 ton.
Persoalan sosial dan ekonomi, seperti keterbatasan transportasi, pasokan kebutuhan pokok, bahar bakar, listrik, dan telekomunikasi, tidak hanya dialami penduduk di Pulau Miangas, tetapi juga di pulau-pulau terluar lain, seperti Marore, Kabupaten Talaud, bahkan di hampir semua pulau terdepan, seperti di Pulau Laut atau Sekatung, Kepulauan Riau.
Untuk lebih menjawab persoalan sosial dan ekonomi di pulau-pulau terluar itu, pemerintah pun terus-menerus berupaya. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, dalam kunjungan ke Pulau Miangas dan Marore, Sulut, Sabtu (1/5), mengatakan, pemerintah segera membentuk Badan Nasional Pengelolaan Perbatasan.
Badan itu akan mengoordi- nasikan kebijakan antarinstansi untuk pengelolaan wilayah perbatasan. Badan itu berada di bawah koordinasi Menteri Dalam Negeri. Melalui badan itu, diharapkan pengelolaan wilayah perbatasan dapat dilakukan lebih cepat.
Misalnya, menangani masalah transportasi, pasokan kebutuhan pokok dan bahan bakar, telekomunikasi, serta infrastruktur dasar, seperti listrik, di wilayah perbatasan. Namun, ke depan, perlu dilihat lagi sejauh mana badan itu dapat bekerja efektif untuk pengelolaan wilayah perbatasan.
Terkait penanganan masalah perbatasan, khususnya di Pulau Miangas, Gubernur Sulut Sarundajang mengungkapkan, pemerintah daerah berencana membangun bandara di Pulau Miangas. Dengan tersedianya bandara itu, diharapkan pasokan logistik dan mobilitas penduduk dapat lebih terbuka.
Bandara yang akan dibangun, menurut Sarundajang, berada di atas lahan seluas 14 hektar dengan nilai pembangunan sebesar Rp 30 miliar sampai Rp 40 miliar. Namun, saat ini, masih ada kendala pembebasan lahan dengan perkiraan anggaran sebesar Rp 15 miliar. Jadi, masih lamakah Miangas merana?
Sumber : KOMPAS
Diposkan oleh dsofandi di 8:51 AM 0 komentar Link ke posting ini
Label: Perbatasan
TNI AL dan RAN Latihan Bersama "Kasuari Exercise 2010"
Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) VII Kupang Laksamana Pertama (Laksma) Amri Husaini di Kupang, Senin (10/5) mengatakan, latihan itu akan berlangsung pada 11-18 Mei guna meningkatkan koordinasi dan mengetahui sistem dan prosedur operasi masing-masing pihak agar ketika mengatasi sebuah masalah, sudah paham prosedur.
Dalam latihan yang akan berlangsung sepekan ini, TNI AL akan mengerahkan dua KRI, demikian pula Australia, tetapi Amri tidak menyebutkan jumlah personel yang dikerahkan dalam latihan bersama ini.
Dia mengatakan, latihan bersama seperti ini merupakan yang ke-4 kali dan pada 2010 ini diarahkan di sekitar perairan pantai selatan Pulau Timor hingga Pulau Rote di wilayah Indonesia dan daerah sekitar Pulau Pasir (Ashmore Reef) di dalam teritori Australia.
Laksma Amri mengatakan, perairan di perbatasan kedua negara kaya akan sumber daya alam sehingga seringkali memancing orang untuk melakukan kejahatan, seperti menangkap ikan secara ilegal dan pelanggaran keamanan.
Khusus pelanggaran keamanan, kata Amri, bisa mengganggu stabilitas sehingga Angkatan Laut kedua negara perlu terus melakukan koordinasi antara lain dengan latihan pengamanan bersama.
"Kita sepakat untuk latihan bersama agar ada koordinasi, memahami prosedur sehingga tidak terjadi benturan," katanya,
Informasi yang dihimpun pers menyebutkan, wilayah perbatasan antara Indonesia dan Australia rawan gangguan keamanan, terutama penangkapan ikan secara ilegal dan menjadi jalan masuk bagi para imigran gelap yang hendak ke Australia dengan menjadikan pulau-pulau kecil di selatan seperti Rote dan Sabu sebagai tempat transit.
Para imigran gelap itu umumnya berasal dari negara yang didera perang saudara di dalam negeri seperti Afganistan dan Irak.
Dalam tahun ini, puluhan imigran gelap ditangkap aparat keamanan di Pulau Sabu dan ditahan di rumah detensi Imigrasi di Kupang hingga kini.
Sumber : ANTARA
Diposkan oleh dsofandi di 1:14 PM 0 komentar Link ke posting ini
AS Komitmen Bantu Pemeliharaan Hercules TNI AU
JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat tetap berkomitmen untuk membantu pemeliharaan pesawat-pesawat C-130 Hercules TNI-Angkatan Udara.
Demikian Atase Udara Amerika Serikat (AS) di Jakarta Kolonel Chris Stockton usai diterima Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat di Jakarta, Senin (10/5).
Program pemeliharaan yang dilaksanakan pemerintah AS terhadap pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara itu rutin dilakukan setiap enam tahun sekali, katanya, seperti dikutip juru bicara TNI Angkatan Udara Marsekal Pertama Bambang Samudro.
Pemeliharaan pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara itu terutama menyangkut struktur dan kerangka atau badan pesawat.
Dalam waktu dekat, satu pesawat Hercules yang akan menjalani pemeliharaan di AS adalah pesawat Hercules dengan nomor registrasi A-1323.
Dalam kunjungan kehormatan kepada Kasau Imam, Kolonel Stockton didampingi Kepala ODC (Office of Defence Corporation) Kolonel Robinson.
Selain di AS, pemeliharaan pesawat-pesawat Hercules TNI Angkatan Udara juga dilakukan di depo-depo pemeliharaan TNI Angkatan Udara yakni Depo Pemeliharaan 10 Pangkalan Udara Husein Sastranegara Bandung dan Depo Pemeliharaan 30 Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh, Malang.
Sumber : ANTARA
Diposkan oleh dsofandi di 9:08 AM 0 komentar Link ke posting ini
Label: TNI-AU
Wamenhan Tinjau Pembuatan Munisi PT. Pindad di Malang
MALANG - Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Letjen TNI Sjafrie Sjamsoeddin melakukan kunjungan kerja ke Divisi Munisi PT. Pindad di Turen, Malang, Jawa Timur, Sabtu (8/5). Dalam kunjungan tersebut Wamenhan meninjau secara langsung fasilitas fisik pembuatan munisi baik kaliber besar maupun kaliber kecil.
Turut mendampingi Wamenhan dalam kunjungan tersebut Dirjen Ranahan Kemhan Laksda TNI Gunadi, M.D.A. Usai peninjauan, Wamenhan menerima paparan dari Dirut PT. Pindad (Persero) Adik Avianto Soedarsono yang menjelaskan tentang kemampuan PT. Pindad dalam memenuhi kebutuhan TNI.
Wamenhan mengatakan, kunjungan kali ini adalah untuk melihat secara spesifik sejauh mana kesiapan dan kemampuan Divisi Munisi PT.Pindad dalam memenuhi kebutuhan TNI dan rencana dalam rangka menembus pasar regional. “Saya ingin tahu betul sejauh mana quality dan capability dari PT. Pindad di Turen ini untuk bisa kita lihat dihadapkan dengan kebutuhan dan tantangan” ungkap Wamenhan.
Menurut Wamenhan, kunjungan ini juga sekaligus untuk memastikan apakah policy making dalam rangka revitalisasi industri pertahanan berkualitas dan dapat implementatif. Selain itu, melalui kunjungan ini diharapkan akan mendorong PT. Pindad khususnya Divisi Munisi dalam mendukung target yang diinginkan pemerintah bahwa di tahun 2010 ini adalah sebagai line of departure dari industri pertahanan dalam negeri, baik yang Alutsista maupun non Alutsista.
Lebih lanjut Wamenhan mengatakan, dengan adanya perspektif dari negara-negara jiran khususnya Brunei Darussalam berkaitan dengan keperluan untuk mengadakan interaksi dalam kaitan kebutuhan munisi, hal itu hendaknya tidak dilihat dari seberapa besaran profitnya, tetapi yang terpenting adalah hal itu sebagai terobosan awal dalam rangka menembus pasar regional.
Seperti halnya yang dilakukan beberapa minggu yang lalu di Malaysia yaitu penandatanganan kerjasama antara PT. Pindad dari Indonesia dengan SME Ordnance Sdn. Bhd. dari Malaysia yang telah memberikan suatu makna kebangkitan industri pertahanan dalam negeri.
Sementara itu Dirut PT Pindad mengatakan, PT. Pindad akan terus konsen terhadap masalah kualitas yang menjadi tuntutan user dalam hal ini TNI. Untuk memastikan agar kualitas terus meningkat, PT Pindad telah membeli berbagai peralatan yang cukup mahal guna mendukung proses produksi. “Sejak pemerintah mencanangkan revitalisasi industri pertahanan, PT Pindad sudah membeli beberapa mesin dan peralatan penunjang lainnya untuk meningkatkan fasilitas, kapasitas dan kualitas” ungkap Dirut PT.Pindad.
Sumber : DMC
Diposkan oleh dsofandi di 3:26 PM 0 komentar Link ke posting ini
Label: DEPHAN RI, Industri Strategis