C-295 pesawat transport buatan Airbus Military (photo : Militaryphotos)
Jurnas.com. AIRBUS Military telah menandatangani kesepakatan kerja sama strategis bersama PT Dirgantara Indonesia (PTDI), dimana Airbus Military akan membantu PTDI dalam merevitalisasi industri dirgantara nasional di Indonesia.
Kesepakatan ini ditandatangani oleh Presiden Direktur PTDI Budi Santoso, Presiden Direktur PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) Boyke W. Mukijat dan CEO Airbus Military Domingo UreƱa Raso di Jakarta, Rabu (6/7).
Menteri BUMN Mustafa Abubakar turut hadir pada penandatanganan imi, mengkonfirmasi Nota Kesepahaman (MoU) pada Februari lalu. Fase pertama dari program revitalisasi ini akan berjalan selama 18 bulan. Selama periode ini, Airbus Military akan mendukung PTDI dalam mengoptimalkan proses industri dan efisiensi globalnya secara keseluruhan.
Kesepakatan ini dibangun atas hubungan manufaktur yang telah berlangsung lama antara Airbus Military dan pendahulunya CASA dari Spanyol, serta PTDI dan pendahulunya Nurtanio. Saat ini, PTDI adalah pemasok yang penting bagi Airbus Military untuk pesawat transpor ringan/medium C212 dan CN235, pesawat pemantau, serta bagi Eurocopter dan Airbus.
Selama beberapa tahun ke depan, Airbus Military bermaksud untuk meningkatkan jumlah manufakturnya dengan PTDI. Airbus Military juga berniat memberikan aktivitas industri yang nilainya semakin tinggi di rantai pasokan. "Kesepakatan dengan Airbus Military hari ini akan membantu Indonesia melakukan reformasi struktural, untuk memulihkan serta mengembangkan sektor dirgantara nasional. Adanya kesempatan untuk pengembangan baru dan dibukanya pasar-pasar baru bersama Airbus Military, akan membantu Indonesia melahirkan generasi yang memiliki insinyur, manajer, dan pekerja yang sangat terlatih. Mereka tentunya akan berkarya di industri dirgantara, namun juga mengubah sektor ekonomi lainnya di negara kita," katanya.
Domingo Urena Raso– CEO Airbus Military menambahkan, hubungan dirgantara antara Spanyol dan Airbus Military dengan Indonesia dan industri nasionalnya telah terjalin lama dan menguntungkan bagi kedua pihak. Hubungan ini juga mempunyai prospek masa depan yang positif.
Akan tetapi, industri dirgantara global saat ini semakin kompetitif, sehingga setiap pemain di industri ini harus terus memperbarui dan mengembangkan diri. "Airbus Military berkomitmen sepenuhnya untuk mendukung mitra kami di Indonesia, agar dapat terus mempertahankan perannya di panggung dunia," ujar Domingo.
Domingo menjelaskan, Airbus Military adalah satu-satunya produsen pesawat militer dan sipil yang membuat, mengembangkan dan menjual rangkaian pesawat berkapasitas muatan 3 hingga 45 ton. Sebagai anak perusahaan Airbus, Airbus Military bertanggung jawab atas program A400M, pesawat tanker, dan transport militer (military tanker transport) atau MRTT A330 dan pesawat militer lain yang merupakan turunan dari pesawat sipil Airbus.
Bersama dengan segmen pesawat ringan dan menengah C295, CN235 dan C212. Secara total,sebut Domingo, Airbus Military telah menjual lebih dari 1.000 pesawat kepada sekitar 130 pelanggan militer, sipil dan pemerintahan. Dari jumlah ini, lebih dari 800 pesawat telah dikirimkan. Airbus adalah bagian dari perusahaan EADS.
Baca Juga :
Airbus Military-PT DI Dongkrak Produksi Pesawat Kecil
07 Juli 2011
JAKARTA: Kerja sama Airbus Military dan PT Dirgantara Indonesia bakal mendorong produksi 20 unit pesawat kecil dan menengah per tahun pada 2014.
CEO Airbus Military Domingo Urena Raso mengatakan target pesanan tahunan tersebut dapat tercapai jika PT DI, bekerja sama dengan Airbus Military, mampu menggenjot permintaan pesawat domestik.
“Saya memimpikan PT DI menjadi basis produksi global untuk tipe pesawat kecil dan menengah, tapi itu hanya dapat tercapai jika permintaan domestik bisa didominasi, sipil ataupun militer,” kata Raso kepada bisnis, hari ini.
Airbus Military, yang sebelumnya bernama CASA, hari ini menandatangani perjanjian kerja sama strategis dengan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) dan PT DI untuk mendukung revitalisasi dan restrukturisasi industri pesawat terbang Indonesia.
Penguasaan 43% pasar global untuk pesawat kecil dan menengah tersebut berkomitmen membantu PT DI dalam pengembangan produk, rasionalisasi proses produksi serta memasarkan produk ke dalam dan luar negeri.
Presiden Direktur PT DI Budi Santoso mengatakan kedua perusahaan akan memetakan jenis pesawat apa saja yang dibutuhkan di Indonesia untuk kemudian fokus memproduksi produk dengan permintaan terbesar.
“Ini adalah kesempatan bagi mereka (Airbus Military) memasarkan produk mereka ataupun produk mereka bersama PT DI, khususnya di Indonesia. Daripada bersaing (dengan PT DI) lebih baik bekerja sama,” ucap Budi.
Airbus Military telah setuju menjadikan PT DI sebagai produsen tunggal C-212 untuk pasar global serta produsen tunggal CN-235 dan CN-295 untuk pasar Asia Pasifik. Ke depannya, perusahaan Spanyol itu juga berencana memproduksi A400M pesawat multifungsi berukuran besar di Bandung.
Raso mengharapkan PT DI menunjukkan kemampuannya dengan menyelesaikan seluruh perkerjaan terkontrak dalam waktu yang disepakati. (arh)
(Bisnis Indonesia)