SITUBONDO - Sebanyak puluhan ranpur diikuti satu kompi Pasukan Pendarat (Pasrat) Marinir Sabtu (31/10) dini hari menyerbu Pantai Banongan Asembagus Situbondo. Pendaratan dan serangan ke Pantai Banongan tersebut merupakan tahap serbuan amfibi yang dilakukan oleh prajurit “Hantu laut” Korps Manir dalam Latihan Armada Jaya 28 yang digelar TNI AL tahun ini.
Gelombang penyerbuan amfibi ini dimulai pukul 04.30. Kondisi laut dan pantai saat itu masih gelap. Sehingga iring-iringan tank amfibi dan ranpur Marinir angkut pasukan yang keluar dari perut kapal perang jenis LPD KRI Surabaya-591 ini tidak terlihat dengan jelas. Hanya sayup-sayup terdengar suara gemuruh dari beberapa tank amfibi dan kendaraan tempur lainnya yang mulai merayap mendekati pantai.
Tidak lama kemudian, suara dentuman meriam beberapa tank amfibi menyadarkan kita yang melihat, ternyata tank-tank itu sudah keluar dari air laut dan mulai merayap ke daratan. Kemudian dibelakangnya diikuti puluhan kendaraan tempur mendaratkan untuk Pasrat marinir ke pantai.
Dengan mendaratnya pasukan Marinir, maka suara tembakan dari senjata laras panjang mulai terdengar disepanjang pantai pendaratan. Dalam latihan ini diskenariokan, Pasrat Marinir mendapat perlawanan dari sisa musuh yang saat itu masih menguasai pantai Banongan.
LPD kelas KRI Surabaya-591
Walaupun mendapat perlawanan sengit dari musuh, tidak membuat patah semangat bagi pasukan baret ungu ini. Dengan semangat “Pasukan Hantu laut, mendarat dan menang”, maka tidak membutuhkan waktu terlalu lama, pasukan pendarat Marinir ini dapat merebut dan menguasai tumpuan pantai.
Latihan Armada Jaya ke-28/09 merupakan latihan puncak TNI AL yang mengintegrasikan seluruh komponen Sistem Senjata Armada Terpadu (SSAT) guna mengukur hasil pembinaan Tahun Anggaran 2009, dengan tujuan untuk mempertahankan serta meningkatkan kesiapan operasional SSAT dan profesionalisme prajurit MATRA laut dalam menghadapi dan mengantisipasi ancaman yang dapat mengganggu kedaulatan NKRI.
Latihan semacam ini rutin dilakukan oleh TNI AL, karena latihan Armada Jaya merupakan latihan puncak TNI AL dan gambaran hasil pembinaan yang dilakukan terhadap prajurit matra laut dan persenjataannya selama tahun anggaran berjalan.
Selain itu, kapal perang dan kendaraan tempur Marinir yang dilibatkan dalam latihan Armada Jaya kali ini semuanya sudah melalui tahap uji kelaikan dan hasilnya memenuhi syarat untuk digunakan dalam latihan bahkan untuk pertempuran sebenarnya sekalipun.
Dalam manuver lapangan ini melibatkan 1910 personel TNI AL, 13 kapal perang, 2 pesawat udara TNI AL, 2 helikopter serta 18 kendaraan tempur Marinir yang terdiri dari 5 tank amfibi, 2 Kapa dan 11 Pansam berikut 1 kompi pasukan pendarat Marinir.
Sumber : DISPENAL
Minggu, 01 November 2009
Pendaratan dan serangan MArinir ke Pantai Banongan
RI Tambah Pasukan TNI ke Lebanon
Dengan tambahan tersebut, maka jumlah pasukan TNI yang tergabung dalam UNIFIL menjadi 1,000 personel. Ke-850 pasukan TNI telah menjalankan misi perdamaian selama satu tahun," katanya. TNI tengah mempersiapkan pasukan pengganti bagi ke-850 orang terdahulu. "Semua sesuai ketentuan PBB," ujar Didik menegaskan. FOTO : DETIKFOTO.COM
Peningkatan Anggaran Pertahanan tidak Cukup
JAKARTA - Anggaran pertahanan yang meningkat sebesar Rp7,02 triliun dari Rp33,7 triliun pada 2009 dinilai masih tak cukup untuk mengejar ketertinggalan kecanggihan teknologi alutsista.
Itu disampaikan oleh Menko Polkam Djoko Suyanto saat jumpa pers pada National Summit 2009 di Jakarta, Jumat (30/10). "Rp5 triliun untuk mengejar ketertinggalan peremajaan alutsista selama 15 tahun sangat tidak cukup. Jumlah itu tidak bisa mengejar ketertinggalan," kata Djoko.
Maka itu, ia menyatakan, ada usulan-usulan untuk meningkatkan pemberdayaan industri dalam negeri. Peningkatan pemberdayaan tersebut, lanjutnya, perlu ditopang pembiayaan dengan skema khusus. "Pembiayaannya harus ditopang dengan skema khusus. Hal ini muncul dalam diskusi di komisi 5. Selain itu, SDM-nya juga harus ditingkatkan," tukasnya.
Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan perlu adanya payung hukum untuk menaungi industri strategis dalam negeri tersebut. Pasalnya, instruksi presiden tentang pengedepanan penggunaan produk BUMN dalam negeri tidak cukup mengikat TNI untuk menggunakan mayoritas anggaran pertahanannya.
Selain itu, payung hukum tersebut dapat melindungi BUMN strategis terjebak dalam aturan keppres tentang pengadaan barang dan jasa. "Ini risiko dari industri negara berkembang. Biasanya, ada ongkos yang lebih tinggi. Kami juga butuh payung hukum supaya Keppres 80/2003 ini bisa diatasi. Kalau tidak, ini akan membebani kami karena ada penunjukan langsung," tandasnya.
Sumber : MEDIAINDONESIA.COM
Dephan Pertimbangkan Kembali Hercules Bekas dari AS
JAKARTA - Departemen Pertahanan mempertimbangkan lagi rencana pembelian pesawat Hercules C-130 tipe H dari Amerika Serikat. Pasalnya, pesawat yang direncanakan adalah pesawat bekas.
Hal itu disampaikan oleh Dirjen Sarana Pertahanan Marsekal Muda Eris Heriyanto kepada Media Indonesia di Jakarta, Kamis (29/10). "Masih ada yang perlu dipertimbangkan dalam pengadaan pesawat tersebut. Ini ada soal kecanggihan teknologi. Pesawat tipe H ini merupakan tipe lama yang dikhawatirkan pengadaan suku cadangnya akan diabaikan oleh pabrik," kata Eris.
Meski pesawat bekas, ia nyatakan hal itu bukan masalah. Alasannya, pesawat yang telah di-refurbish memiliki kemampuan terbang hingga 20 ribu jam. Waktu terbang ini bisa diperpanjang dengan peningkatan perawatan. Namun, pemerintah memikirkan risiko kelangkaan suku cadang jika pabrikan tidak lagi memproduksi.
"Antara tipe H dan tipe J itu jauh berbeda. Hingga saat ini, selain tawaran pengadaan enam pesawat Hercules bekas datang dari Amerika, Norwegia juga menawarkan hal yang sama. "Mereka berjanji akan kembali mengadakan pembicaraan dengan Dephan. Kemungkinan akhir tahun ini akan ada lagi pertemuan dengan mereka," tukasnya.