JAKARTA - Pemerintah Indonesia positif membeli pesawat jet latih T-50 Golden Eagle buatan Korea Selatan sebanyak satu skuadron untuk menggantikan jet latih Hawk Mk-53 TNI AU yang sudah usang.
"Jumlahnya, jika disesuaikan dengan batas anggaran adalah satu skuadron," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro kepada pers di Istana Wakil Presiden Jakarta, Rabu (13/4).
Hal tersebut disampaikan usai dirinya mengikuti rapat Keketuaan Indonesia dalam Forum ASEAN di Kantor Wapres yang dipimpin oleh Wakil Presiden Boediono dan diikuti antara lain Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Menkeu Agus Martowardojo, Mendag Mari Elka Pangestu, Menkominfo Tifatul Sembiring, serta Menbudpar Jero Wacik.
Dikatakan Purnomo, sampai saat ini kontrak pembelian pesawat T-50 belum ditandatangani, namun proses penawaran telah dilakukan sejak tahun 2010. "Kontraknya belum dibuat. Tetapi memang itu salah satu pertimbangan kita untuk memperkuat skuadron latih kita," kata Purnomo.
Sebelumnya Presiden Korea Aerospace Industries (KAI) Kim Hong Kyun mengumumkan bahwa dirinya telah mendapatkan status persetujuan dari Menteri Pertahanan Indonesia sekalipun negosiasi harga dan rincian pembelian masih berjalan.
Pesawat T-50 juga diharapkan bisa dipakai untuk serangan udara ringan, selain untuk latihan. Korsel juga berencana membuat versi tempur pesawat ini dengan nama FA-50.
Rencana pembelian pesawat ini sebelumnya sempat tercoreng aksi agen rahasia Korsel (INS) yang berbuntut pada pemecatan kepala inteligennya, Maret lalu. Meski demikian, hal ini tidak mempengaruhi kerja sama pertahanan antara Korsel dan Indonesia. Pada 2008 lalu, Korsel juga membeli 4 pesawat patroli maritim dari Indonesia senilai US$ 90 juta atau Rp 774 miliar.
Sumber : ANTARA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar